last gift

909 73 9
                                    


Setelah dua hari berlalu akhirnya Mark sadar dari masa kritisnya, meskipun begitu tidak ada yang berubah, kondisinya masih sama ia masih sangat lemah bahkan lebih lemah dari sebelumnya.

Dokter yang memeriksanya baru saja keluar, Yuta menggenggam tangan istrinya itu erat seolah jika ia melepaskan tangan itu maka Mark akan pergi untuk selamanya dari dunia ini.

"Hyung maaf, aku membuat hari ulangtahunmu berantakan" ucap Mark lirih.

Yuta hanya menggeleng, airmatanya sudah tidak dapat ia tahan lagi, bahkan ia sudah kehabisan kata-kata untuk berbicara pada Mark.

"Hyung dan yang lain sudah tau ya? maaf aku tidak bilang"

"Hyung tau, sebenarnya aku sudah tau anak kita perempuan atau laki-laki, tapi aku menyembunyikannya dan ingin menjadikan itu hadiah saat hyung ulang tahun, tapi aku malah mengacaukannya"

"Tidak Mark, kau tidak mengacaukan apapun ini adalah ulangtahun paling berharga yang pernah aku lalui karena kehadiranmu, tolong jangan katakan apapun lagi kumohon" ucap Yuta sambil memeluk lengan Mark erat, suaranya serak karena terus menangis.

Mark juga tidak dapat menahan tangisannya, tapi ia masih berusaha tersenyum dan mengatakan segalanya yang selama ini ingin ia katakan, ia dan Yuta sama-sama tidak tau apakah ini percakapan terakhir mereka atau bukan, jadi dikesempatan ini Mark ingin mengeluarkan seluruh isi hatinya.

"Aku tidak mau bilang pada hyung karena tidak mau membuat siapapun khawatir, tapi pada akhirnya aku membuat hyung menangis, apa mommy juga menangis? aku anak nakal bukan sudah membuat mommy menangis, apa Jeno memukul hyung? atau Sungchan? tidak kan? aku tidak membuat hyung terluka kan?"

"Cukup Mark" lirih Yuta pelan, ia memeluk tubuh Mark dan menumpahkan tangisnya disana, mereka berdua menangis sama-sama takut kehilangan, selain rasa sakitnya Mark juga takut untuk meninggalkan Yuta yang sudah menjadi orang yang sangat ia cintai.

"Cukup Mark, kau kuat aku tau itu kau bisa bertahan dan aku yakin kau akan tetap bersamaku, kau sudah melakukan yang terbaik jadi aku mohon tetaplah bersamaku, tetaplah kuat dan berjuang bersamaku untuk melewati rasa sakit ini Mark, aku mohon"

Mark tidak dapat membalas perkataan Yuta ia hanya menghabiskan tenaganya untuk menangis, Mark memejamkan matanya sejenak sebelum menatap kedua mata suaminya.

"Aku i-ingin memberikan hadiahku untukmu hyung"

Mark menggenggam yg tangan Yuta dan meletakkannya diperutnya.

"Putri kecilmu akan segera menyapa dunia hyung, sekarang akan ada princess dikediamanmu"

Yuta lagi-lagi menangis sejadi-jadinya, ia sudah tidak dapat melakukan apapun lagi selain menangis, digenggamnya erat tangan Mark dan dibubuhkannya sebuah ciuman manis dikening Mark.

"Aku sangat mencintaimu Mark, aku juga sangat menyayangi calon anak kita, jadi aku mohon bertahanlah"

"H-hyung, sa-sakit akhh sakit"

Mark bergerak gelisah saat kembali merasakan pergerakan kencang dari perutnya, Mark lagi lagi dan lagi mengalami pendarahan namun kali ini adalah yang paling parah menurut Yuta, Yuta langsung sigap memanggil dokter untuk menangani Mark, semua orang yang sejak tadi menunggu diluar dibuat terkejut oleh teriakan Yuta dan ditambah lagi saat dokter mengatakan jika Mark akan segera melahirkan, Mark dipindahkan keruang operasi melihat itu Taeyong langsung pingsan karena kondisi putranya benar-benar buruk.

Bahkan kali ini Jaehyun ikut lemas melihat putranya, ia hanya bisa duduk memeluk Taeyong yang sedang pingsan, begitu juga yang lain hanya bisa terduduk tanpa melakukan apapun kecuali berdoa untuk keselamatan Mark dan calon bayinya.

🅑︎🅔︎🅣︎🅗︎🅘︎🅡︎🅓︎🅟︎🅔︎🅡︎🅢︎🅞︎🅝︎

Lampu operasi menyala dan saat inilah suasana menjadi lebih menegangkan dari sebelumnya, adik-adik Mark tidak dapat duduk dengan tenang mereka saling menggenggam dan saling menguatkan.

Begitu juga dengan Nakamoto bersaudara, Winwin menangis tersedu-sedu dalam pelukan Yuta, sedangkan Jaehyun sedang menunggu Taeyong yang masih pingsan diruang rawat.

Yuta memandang pintu ruang operasi dengan tatapan kosong, rasanya jiwanya sedang tidak berada ditempatnya, pikirannya melayang entah kemana dan hanya dapat memikirkan hal terburuk yang akan terjadi, sudah hampir satu jam tapi tidak ada tanda-tanda lampu operasi akan mati, bahkan mereka tidak mendengar suara Mark sama sekali.

Jaehyun dan Taeyong kembali meskipun kondisi Taeyong juga tidak baik saat ini, ia hanya ingin menunggu putranya, menunggu kabar baik datang dari dalam sana, seorang suster keluar dari ruang operasi dan berjalan cepat membawa troli peralatan, ia kembali membawa dua kantung darah tanpa mengatakan apapun dan masuk kembali kedalam ruang operasi.

Melihat itu tentu mereka semua menjadi tambah khawatir, kondisi Mark didalam sana pasti tidak baik-baik saja, mereka sangat yakin akan hal itu.

Sedangkan didalam dokter yang menangani Mark tidak lain dan tidak bukan adalah Kun, ia ingin sekali menangis saat ini apalagi ia tau jika Mark tidak akan selamat setelah persalinan ini.

Pendarahan yang Mark alami sangat parah, bahkan dia kantung darah pun tidak dapat membantu sama sekali, sebelum persalinan dimulai Mark sudah mengatakan bahwa apapun yang terjadi selamatkan putrinya, meskipun ia harus meregang nyawa, ia hanya ingin putrinya bisa melihat dunia dan tumbuh dewasa.

"Apapun yang terjadi selamatkan bayiku hyung"

"Jika terjadi sesuatu aku akan meminta persetujuan dari suamimu sebelum bertindak"

"Tidak! aku mohon selamat kan putriku, aku bertahan sejauh ini hanya untuknya tolong Kun hyung, selamatkan anakku"

"Aku akan berusaha menyelamatkan kalian berdua, aku berjanji itu"

"Ambil lagi kantung darah, pasien harus bertahan setidaknya sampai anaknya lahir!"

Suster kembali keluar untuk mengambil beberapa kantung darah, semua orang berusaha yang terbaik untuk menyelamatkan keduanya, Kun sangat ingin menyelamatkan mereka berdua karena Kun tau jika Mark sangatlah berharga untuk banyak orang.

Tubuhnya dibasahi keringat dibantu oleh dokter lain mereka masih berusaha mengeluarkan bayinya.

Dua jam, sudah selama itu mereka menunggu diluar tapi masih tidak ada pertanda baik apapun, Yuta sudah pasrah dengan apapun keputusan Tuhan untuknya, ia hanya bisa menerima apapun kabar yang dokter bawa saat keluar dari ruang operasi.

Setengah kemudian lampu operasi akhirnya padam dan semua orang bisa bernafas lega untuk sebentar, Kun keluar dari ruangannya dan membuka maskernya wajahnya pucat sekali.

"Selamat, putrimu lahir dengan sehat saat ini sedang dibersihkan oleh suster"

"Bagaimana keadaan putraku?!! bagaimana dengan Mark ku dok?!!" tanya Taeyong dengan suara bergetar.

Kun hanya menggeleng pelan.

"Mark mengorbankan dirinya untuk putrinya, maaf kami tidak bisa berbuat banyak untuk pasien karena pendarahan yang dialaminya dan juga kondisinya yang memang tidak mendukung sejak awal"

Semuanya terdiam mencerna ucapan dokter saat ini.

"Maaf, tapi pasien Mark Nakamoto sudah tiada setelah mengalami pendarahan pasca melahirkan"












Tbc.

be third person「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang