stay with me

784 75 4
                                    


Mark baru pulang dari rumahnya setelah ikut menemani Beomgyu menjemput Taehyun dibandara karena tidak sanggup ldr dengan Beomgyu Taehyun memilih untuk kuliah di Seoul, tapi yang ia dapati hanya kesepian disini.

"Dimana semua orang? Injunie? Nana? Taro? Yuta hyung? Win-ge? kalian dimana?"

Mark berjalan untuk mengitari rumah sebentar untuk melihat dimana orang-orang, karena jujur Mark memang duka sendiri tapi suasana sepi ini sangat menggangu dirinya, karena juga rumah ini selalu ramai dengan perkelahian triplets oleh hal sepele, melihat keadaan sepi seperti ini perasaan Mark menjadi tidak enak.

"Ayolah jangan bermain-main, aku takut" lirihnya pelan.

Mark terduduk diruang tamu, wajahnya terlihat kesal karena tidak ada siapapun dirumah.

"Terserahlah, aku lelah!"

Kentara sekali jika Mark merajuk disini, dia berjalan sambil menghentakkan kakinya menuju kekamar, tapi belum ia naik tangga matanya sudah ditutup oleh seseorang yang tentunya langsung membuat Mark kelimpungan.

"Siapa kau!! lepaskan aku!! lepaskan!! tolong!!!! tol- hmphhhh"

Mulutnya dibekap oleh orang dibelakangnya, Mark langsung merasa lemas karena takut, tubuhnya gemetar dan berimbas pada bayinya yang ikut menendang dengan kuat, kepalanya pening dan Mark hanya bisa pasrah saat tubuhnya dibawa kemobil, dia dapat merasakan mobil itu bergerak entah menuju kemana.

Yang Mark lakukan hanya bisa berdoa dan menangis, dia tidak mencoba berteriak atau melakukan apapun yang sekiranya membuat orang-orang yang membawanya ini menyakiti bayinya.

Cukup lama mobil itu berjalan sebelum akhirnya berhenti dan Mark mendengar seseorang membuka pintu mobil, sebelum itu orang yang membawa Mark tadi menutup matanya menggunakan kain dan mulutnya juga disumpal agar tidak berteriak, setelah itu tubuhnya diangkat oleh orang yang membuka pintu.

Mark sudah tidak dapat berkutik lagi tubuhnya sudah tidak ada kekuatan lagi untuk melawan, Mark tidak mendengar suara apapun selama dibawa berjalan jadi ia tidak tau ia dibawa kemana saat ini, tapi tiba-tiba tubuhnya diturunkan dan ia celingukan kemudian berinisiatif untuk membuang kain yang menyumpal mulutnya, dan membuka penutup matanya.

Ia mengerjap pelan untuk menyesuaikan cahaya yang masuk, dan betapa terkejutnya dia dia berdiri ditengah-tengah restoran sendirian dengan sebuah meja panjang berhias bunga-bunga dan balon, yang menarik perhatiannya adalah sebuah tulisan yang membentang panjang.

'kau adalah orang hebat, tetaplah bersama kami sampai kau tua'

Mark berbalik dan ia dibuat terkejut karena disana ada mereka, ada Yuta, Winwin, Dejun dan triplets.

"Kejutan!!!" teriak mereka bersamaan.

Mark tidak dapat menahan airmatanya, ia benar-benar merasa berharga, triplets mendekat membawa kue dengan bentuk semangka, meskipun sambil bertengkar karena berebut untuk membawa kue itu.

Mark menutup matanya untuk berdoa sebelum meniup lilinnya, Mark langsung mendapatkan pelukan dari triplets dan yang lain, tangisnya pecah diiringi protes karena rasa takutnya.

"Jahat, aku sangat takut tadi jahat jahat jahat!!" ucap Mark sambil memukul Yuta pelan.

Mereka tertawa pelan mendengar itu, dan tentunya diiringi permintaan maaf karena sudah membuat Mark menangis ketakutan, Dejun yang membawa Mark dari rumah kemobil, Winwin yang menyetir dan Yuta lah yang menggendong Mark tadi.

"Ini adalah hadiah kecil dari kami untukmu Mark, tetaplah bersama kami sampai kau tua nanti" ucap Winwin.

Mark mengangguk tanpa ragu dan mengeratkan pelukannya, setelah sesi haru saatnya sesi makan dibuka dengan memakan makanan pembuka yaitu salad sayur, mereka makan dengan suasana hangat dan tetap diselingi pertengkaran Nakamoto bersaudara.

"Berhentilah memindahkan milikmu pada piringku Shotaro!!" teriak Renjun yang sudah jengah dengan tingkah Shotaro yang selalu mengundang amarahnya.

"Kau harus makan banyak sayur agar kau cepat tinggi"

"Yak!!!"

"Sudah-sudah, Shotaro tidak boleh begitu pada Renjun makan milikmu dan Renjun habiskan cepat" tegur Winwin pada anak-anaknya.

Sedangkan Jaemin hanya sibuk pada pada makannya, karena dia sudah kelaparan sejak tadi, Dejun sibuk berbagi kabar pada kekasihnya, meskipun sibuk dengan kegiatan masing-masing suasana kekeluargaan dari mereka tidak luntur sama sekali.

"Aku fikir aku akan mati tadi" ucap Mark.

"Maaf sayang, ini semua rencananya anak-anak aku dan Winwin hanya ikut-ikutan" jelas Yuta saat melihat wajah kesal Mark.

"Saat melihat rumah sepi aku juga berfikir kalian melupakanku dan pergi jalan-jalan"

Menyadari mood Mark yang berubah drastis Yuta berdiri dan menghampiri istrinya itu, meskipun sudah hamil besar tidak bisa dipungkiri jika moodnya Mark mudah sekali turun dan membuatnya jadi sedih.

"Maaf ya sayang, kalau kau tau tidak akan menyenangkan acara malam ini, jangan marah ya" ucap Yuta sambil memeluk Mark.

Mark menghela nafas dan memanyunkan bibirnya karena kesal, ia mengangguk lalu tersenyum dan mengatakan dia baik-baik saja.

Setelah makanan pembuka selesai akhirnya hidangan utama satu-persatu disajikan didepan mereka, Jaemin menjadi salah satu yang sangat eksaited melihat makanan yang sangat banyak didepannya.

"Wahhh hebatt!! aku menyayangimu mama Magu!!!" teriak Jaemin lalu langsung menyambar makanannya.

Semua orang tertawa melihat tingkah Jaemin yang cukup bar-bar saat melihat makanan, acara keluarga itu selesai dimalam hari mereka keluar dari restoran dan disambut oleh pemilik restoran dan memberikan sebuah hadiah kepada Yuta.

"Karena sebentar lagi anda ulang tahun dan anak anda segera lahir, ini adalah hadiah kecil dari kami semua" ucap sang pemilik restoran.

"Ah terimakasih pak, selamat juga atas cabang baru di Seoul restoran ini sangat nyaman dan seperti biasa makananmu sangat enak, anak-anak dan istriku senang aku puas dengan pelayanan kalian"

Mark hanya diam melihat interaksi mereka dengan pemilik restoran sebelum Dejun mendekatinya.

"Pemilik restoran itu adalah suami dari teman mama, namanya adalah paman Jun dan nama istrinya adalah bibi Minghao, tapi kami lebih sering memanggilnya bibi Eisa" jelas Dejun, Mark mengangguk paham dan tersenyum pada pria itu.

"Err, kau sangat beruntung tian Nakamoto setelah mendapatkan Winwin kau bisa mendapatkan sulung keluarga Jung, ajarkan aku caranya" ucap Jun bercanda.

Yuta hanya tertawa tanpa menanggapi Jun, setelah basa basi itu mereka akhirnya pulang kerumah, sesampainya di rumah Mark digendong Yuta kekamarnya karena ia sudah tidak dapat berjalan lagi efek kakinya yang mulai membengkak.

Sesampainya dikamar Mark didudukkan dikasur, Yuta keluar dari kamar sebentar untuk mengambil air hangat, setelah kembali membawa air hangat Yuta membasahi kain dan mencuci kaki Mark agar bengkaknya berkurang, setelah selesai ia meletakkan wadah berisi air hangat kepojok lalu ia duduk disamping Mark.

"Mark, aku tau ini berat untukmu tapi kumohon bertahanlah, kita pasti bisa kau pasti bisa bertahan dan membesarkan anak kita bersama, aku sangat mencintaimu Mark jangan menyerah sesakit apapun nanti, karena aku akan selalu ada disampingmu" ucap Yuta sebelum mengecup kening Mark lama.

Hari yang sempurna ditutup dengan percakapan hangat antara Mark dan Yuta, Mark juga berharap bisa bertahan dan tetap bersama suami, Win-ge dan anak-anak sambungnya, ia harap ia bisa menjadi kuat saat masa itu datang.









Tbc.

be third person「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang