6. 00 PMJeffrey baru saja keluar ruangan. Dia menatap para karyawan yang kini telah menunggunya. Sebab sebelumnya, dia telah meminta mereka bersiap melalui grup chat.
"Ayo berangkat sekarang!"
Jeffrey berjalan terlebih dahulu. Diikuti oleh yang lain. Sedangkan Joanna, kini mulai mengekori Teressa dan yang lain. Sebab dia tidak ingin terlalu mencolok nanti. Apalagi sampai bertemu Rosa dan diganggu seperti yang kemarin-kemarin.
Iya. Joanna sering diganggu Rosa di sini. Sering diberi pekerjaan-pekerjaan berat melalui bosnya sebelum Jeffrey. Bahkan Joanna pernah dilecehkan beberpa kali. Diremas pantatnya ketika sedang di ruangan si mantan bos sendiri.
Reaksi Joanna? Tentu saja hanya bungkam. Lalu menangis di kamar mandi diam-diam. Apalagi dia tidak bisa cerita pada siapapun akan tindak pelecehan yang diterima. Sebab dia telah diancam sebelumnya.
Rosa mengancam akan mengusir ibunya. Serta dirinya dari rumah. Sebab selama lima tahun terakhir dia memang tinggal di sana. Setelah ibunya ketahuan menjadi selingkuhan Stevan.
Perasaan Joanna? Tentu saja kecewa. Bahkan dia sampai kabur dari rumah. Selama tiga bulan sebelum akhirnya kembali setelah kehabisan uang.
Ya, Joanna pernah merasakan tinggal di jalan. Tidak punya uang untuk makan dan mengamen di jalan. Bahkan, hampir juga terjerumus dalam dunia gelap. Sehingga dia memutuskan untuk pulang saja. Daripada semakin menderita hidup di jalan.
"Ayo, Jo!"
Teressa menarik tangan Joanna. Membawa si wanita menuju mobilnya. Bersama Maraka juga. Karena mereka memang berteman baik sebenarnya. Ke mana-mana selalu bertiga. Bahkan ketika ke kamar mandi juga. Eh, maksudnya hanya Joanna dan Teressa saja. Maraka tidak.
"Kalian lihat Bu Rosa tadi? Kudengar, mereka ada hubungan sebelum ini."
Tanya Teressa tiba-tiba. Kemudian dihadiahi anggukan oleh Joanna dan Maraka. Sebab mereka memang melihat ketika Rosa datang ke ruangan bos mereka. Berada di sana cukup lama pula.
"Mereka dulu pacaran. Tidak heran jika sekarang akan kembali dekat."
Ucapan Maraka jelas membuat Joanna dan Teressa terkejut tentu saja. Sebab tidak menyangka jika mereka ada hubungan. Mengingatkan Rosa cukup diktator orangnya.
Bahkan, bukan rahasia lagi jika Rosa dan Joanna bermusuhan. Sebab identitas Joanna sebagai anak selingkuhan Stevan memang sudah lama tersebar. Tidak heran jika Joanna cukup tertutup dan pendiam karena tidak berani macam-macam sebab takut terkena olokan.
Beruntung Maraka dan Teressa mau berteman dengannya. Sehingga Joanna tidak lagi takut di tempat kerja. Karena mereka akan selalu membela jika ada yang terang-terangan menyerang dirinya.
"Kalau di rumah, Rosa memang sekaku itu? Diktator dan suka memerintah ini itu?"
Joanna mengiykan ucapan Teressa. Karena Rosa memang sedingin itu orangnya. Dia bahkan tidak pernah menyapanya. Baik di kantor maupun di rumah. Apalagi sampai berbincang kalau bukan ketika bertengkar.
Tidak lama kemudian mereka tiba di tempat tujuan. Mereka makan daging sembari meminum beer yang dituangkan oleh bos baru mereka. Jeffrey tentu saja. Siapa lagi memang?
Semua orang sudah mabuk sekarang. Kecuali Joanna yang memang tidak minum sebelumnya. Karena dia diminta Teressa untuk menyetir mobilnya. Selain itu, ini karena dia punya penyakit dalam dan tidak bisa meminum minuman keras seperti mereka.
Joanna menunggu cukup lama hingga mereka perlahan sadar. Karena tidak mungkin juga dia langsung membawa Teressa dan Maraka pulang tanpa berpamitan dengan bos mereka yang saat ini sudah jalan sempoyongan ke kamar mandi terdekat. Diikuti oleh beberapa orang di belakang.