Sang Viscount dan dirinya, melakukan sesuatu yang jauh dari sopan santun. Memalukan sekaligus menantang. Menghipnotis. Menyandera akal, memaksanya tenggelam dalam hasrat berbahaya. Tidak peduli mereka sudah menikah atau tidak, melakukan hal itu di tempat umum adalah hal yang memalukan. Anehnya, dirinya mungkin menginginkan ini sama seperti sang Viscount.
Bukan benar-benar tempat umum sebenarnya. Ini adalah perpustakaan mansion Annesley. Bagian dari rumah pribadi sang Viscount. Hanya saja, siapapun bebas keluar masuk di sana.
Kaki Amanda melemah, namun lengannya mati-matian berusaha menopang tubuhnya agar tidak terjatuh. Dia merasa bisa saja menyakiti suaminya, namun Neville, adalah seorang pria sehat nan tegap dan jelas lebih kuat darinya. Cakaran manis, pukulan protes serta reaksi istrinya yang mencengkram serta menjambak tidak terlalu berpengaruh padanya.
"Kini kau tahu bagaimana caranya merayu,"
"Aku tidak melakukannya, kau mendatangiku di perpustakaan, lalu menciumku dan —melakukan urusanmu. My lord, itu berbahaya. Seseorang bisa melihat—" Amanda masih merasakan darahnya berdesir, hawa panas seolah sedang menguap dari kepalanya.
"Kau memang melakukannya, kau bilang pada butler kalau kau tidak menginginkan siapapun memasuki perpustakaan,"
"Memang, dan itu termasuk dirimu, my lord," protes Amanda dengan bibir ditekuk sambil membenahi pakaiannya.
"Oh, berarti aku salah paham. Kesalahpahaman yang menyenangkan," dia menyeringai, mengusap rambut pirangnya yang menawan ke belakang. Amanda menahan nafas. Sang Viscount seolah tidak memiliki cela. Bahkan walaupun dia kini salah menempatkan kancing kemejanya— dia tetap mengingatkan Amanda pada pahatan Michaelangelo.
"Biarkan aku membetulkan kancing bajumu, my lord," kata Amanda lagi.
"Memangnya, apa yang kau lakukan di sini?"
"Melakukan penelitian,"
"Penelitian seperti apa yang membuatmu harus berahasia, darlin'? Di sini kebanyakan hanya ada buku kedokteran, hukum dan hal membosankan lainnya. Kau tidak akan menemukan novel Jane Austen di sini, atau novel dewasa yang—"
"Aku tidak mencari buku semacam itu, my lord! Oh ya ampun. Aku mendengar kalau Viscount sebelumnya adalah doktor di bidang hukum, dia pernah menjadi hakim kan? Aku ingin mencari tahu beberapa hal soal hukum," Amanda mengancingkan kemeja suaminya dengan fokus.
"Hmm, tentang apa? Aku tidak mengira kau tertarik soal hukum,"
"Aku mau tahu mungkin ada buku tentang perceraian," gumam Amanda. Kaki sang Viscount seolah baru saja ditembak peluru, dia hampir kehilangan tenaga karena syok.
"Perceraian??" Sergahnya, sambil memegang kuat pergelangan tangan istrinya.
"Ah, bukan! Bukan untukku, my lord. Astaga, karena inilah aku tidak mau siapapun menggangguku di perpustakaan. Akan ada banyak pertanyaan," keluhnya sambil menggeleng.
"Sebaiknya kau benar. Karena kalau kau berniat untuk itu, lupakan saja. Itu sia-sia karena aku tidak akan pernah menceraikanmu," tegas sang Viscount.
"Astaga, sudah kubilang kan, itu bukan untukku," Amanda membantah pelan.
"Lalu kenapa kau mencari tahu soal itu?"
"Ini bukan hal yang terlalu penting, masalah keluarga Bennet,"
"Orangtuamu mau bercerai? Bukankah mereka sangat akur?"
"Mereka saling mencintai, bukan hanya akur. Tapi bukan mereka yang bermasalah. Tapi kakakku,"
"Edward Bennet?"
"Tidak, astaga. Dia bahkan belum mau menikah. Maksudku, kedua kakak Perempuanku. Mereka bermasalah dengan suami mereka di waktu yang hampir bersamaan. Kemungkinan akan ada perceraian,"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Viscount Vampire Wife (TAMAT)
Historical Fiction18+ (TAMAT) Before the Dawn: Sebelum Fajar "The Viscount Beloved Wife" Sebuah skandal, membuat Amanda Bennet- putri seorang count- berakhir menikahi seorang Viscount yang juga berprofesi sebagai dokter militer. Dia atraktif dan menawan serta memikat...