Bab 33 - His Fear

3.4K 711 36
                                    

"Apa yang kalian bicarakan? Apakah terlalu lama meminum darah manusia juga membuat otak kalian rusak? Aku mungkin harus mencatat ini ke jurnal medisku," Neville menanggapi tanpa melupakan senyum angkuhnya. Padahal posisinya kini sama sekali tidak bagus. Tubuhnya tengkurap dengan seorang vampir menekan punggungnya. Sebuah pistol ditempelkan ke pelipisnya dan mereka juga membahas tentang Amanda.

"Masih bisa tersenyum, eh? Yah kami yakin kalau kau mungkin hanya menganggapnya obyek penelitianmu. Tapi, apa kau juga tidak sayang dengan nyawamu?" Tanya vampir bertopi tinggi itu sambil menyeringai.

"Aku melihat ratusan kematian selama empat tahun terakhir. Hampir separuhnya dilakukan oleh diriku sendiri. Jadi, aku tidak terlalu asing dengan ini. Lalu, Amanda Bennet hanya seorang wanita aristokrat yang kubutuhkan untuk melanjutkan garis keturunanku. Apa kau pikir aku mau menikahi seorang vampir? Kalian semua tahu kalau vampir tidak bisa hamil," Neville berargumen, dengan nafas sedikit tersengal karena tindihan di belakang punggungnya.

"Mungkin saja, kami tahu Amanda Bennet berbeda, dok. Darahnya, istimewa. Karena itulah kami membutuhkannya. Jadi, dimana dia? Apakah kami harus menggeledah rumah ini dan membunuhi penghuninya? Atau kau dengan sukarela memberitahu kami?" Tantang sang vampir sedikit tidak sabar.

"Apa kalian tidak menyelidiki sebelum bertindak? Istriku tidak ada di rumah. Kedatangan kalian sia-sia," Neville mencemooh.

Amanda masih berada di pesta Lady Damiana. Seharusnya dia baru akan sampai rumah beberapa jam lagi. Neville hanya ingin membereskan urusannya dengan Hector, membuat laporan kepada para pemburu vampir dan menyambut istrinya pulang seolah tidak terjadi apapun. Neville dengan naif berpikir kalau dia bisa hidup normal. Tapi ternyata itu tidak mungkin. Neville telah membunuh puluhan vampir dengan tangannya sendiri. Monster atau bukan, fisik mereka manusia. Para vampir itu kini mengetahui identitasnya dan tidak akan melepaskannya dengan mudah.

"Ah, kau melindunginya? Kau tentu tidak ingin kehilangan obyek eksperimenmu yang berharga,"

"Sudah kubilang kalian salah. Amanda hanya perempuan normal. Dia manusia. Dia sama sekali bukan vampir," Neville menegaskan.

"Ah, begitukah? Lalu, bagaimana dengan jurnal yang kau bakar ini? Kau seharusnya menuntaskan apa yang kau lakukan. Tidak seperti vampir, kertas ini tidak akan terbakar dengan sendirinya jika menyentuh perak. Kau meninggalkan lembar jurnal ini di perapian yang belum sepenuhnya selesai melakukan tugasnya. Kau ceroboh dok, rupanya kau tidak terlalu cerdas," vampir bertopi tinggi itu tertawa.

Neville bungkam. Dia hanya mengulur waktu. Dia tidak boleh terlalu emosional menghadapi para vampir. Atau mereka akan langsung membunuhnya. Tapi mereka membutuhkan sesuatu dari Neville. Jurnalnya, sebagian besar sudah dihancurkan. Namun Neville merangkumnya dalam setumpuk perkamen rahasia. Data itu seharusnya akan dia kirim ke rumah Marquis William besok pagi. Itu hadiah perpisahan. Itu adalah hasil kerja kerasnya selama empat tahun belakangan.

"Apa kau tidak tahu kalau aku membuat ratusan jurnal omong kosong? Itu hal yang biasa dalam intelejen. Aku mengalihkan perhatian kalian, membuat kalian percaya akan hal yang salah  Astaga, jurnal yang kalian temukan itu— hanya menceritakan rangkaian aktifitas malamku bersama istriku yang jelita. Kami pengantin baru, eksperimen yang kulakukan dengannya hanya untuk bersenang-senang. Kalau kalian membunuhku, kalian akan kehilangan informasi berharga di otakku. Kalian bisa lihat, aku sudah bersiap pergi. Aku sudah nyaris mengosongkan ruang bawah tanah ini. Aku akan meninggalkan istriku, dia tidak berguna bagi penelitianku," Neville menjelaskan, berusaha membuat seolah Amanda tidak penting.

"Ah, kini kau berusaha mengalihkan perhatian? Baiklah, mungkin jurnal itu kesalahan. Tapi, kami tetap mendapatkanmu, dok. Pemimpin kami akan senang. Kami sudah berjanji membawamu ke sana dalam keadaan hidup agar dia bisa lebih dulu meminum darahmu. Tapi untuk berjaga-jaga, kami tetap akan membawa istrimu," Vampir bertopi tinggi itu melepaskan tindihannya, sambil tetap membidik pistolnya ke arah kepala Neville.

Neville terdiam, para vampir itu jelas tidak akan menyerah begitu saja. Mereka akan tetap mengejar Amanda apapun kebenarannya.

"Siapa pemimpin kalian?" Neville bertanya, menyelidik.

"Apa yang membuatmu yakin kalau kamu akan memberitahumu?"

"Bukankah aku akan mati? Apakah aku tidak bisa sekedar mengetahui hal yang menjadi obsesi kami sebelum aku dimangsa?" Neville sedikit menantangnya.

"Well, kau memang tidak akan bisa mengatakannya pada siapapun, my lord. Tubuh manusiamu yang lemah, pasti tidak bisa menghadapi kami. Sebuah kebodohan, ketika kau dan para pemburu vampir ingin menghentikan kami. Apa yang salah dengan menjadi predator kalau itu bisa membuatmu abadi? Aku benar kan dok? Yah, pemimpin kami berada di London. Sangat dekat dengan Ratu. Seorang Duke yang terhormat. Kau tidak akan menduganya dan kami—" suara vampir itu terhenti, tangannya berubah lemas dan pistolnya jatuh keras menabrak lantai.

Hal serupa juga terjadi dengan rekannya yang jangkung dan memakai setelan cokelat cerah. Dia hanya menyimak saja sementara rekannya bicara panjang lebar. Neville gemetar, dia berbalik dan menyaksikan para vampir itu roboh satu persatu. Mereka masih hidup.

"Racun Hydrangea. Tidak berbau dan berwarna sehingga kalian tidak sadar kalau kalian bernafas dengannya sejak memasuki ruangan. Kalian seharusnya tahu, aku melalui empat tahun meneliti vampir. Apa kalian pikir hanya kalian yang pernah menemukanku dan mencoba membunuhku? Tentu saja aku tidak hanya mengandalkan perak untuk melawan kalian," Neville dengan lemah berdiri dan merogoh salah satu lacinya. Dia mengambil sebuah revolver berpeluru perak darinya dan membidiknya.

Dia harus melakukannya dengan cepat sebelum dia kehilangan kesadaran. Racun Hydrangea tetap berbahaya baginya yang manusia. Walaupun efeknya tidak seberat yang diterima para vampir, kepalanya kini pusing dan rasa mual menguasainya. Neville nyaris memuntahkan seluruh isi perutnya. Untungnya berbaring di lantai dengan kepala rendah telah membuatnya lebih banyak menghirup oksigen. Neville menciptakan tungku yang secara otomatis akan memanaskan uap air berisi racun Hydrangea dosis tinggi. Dia menyalakannya ketika dia mengalihkan perhatian para vampir dengan menembaki mereka.

Dor! Dor!

Neville terengah. Dia tidak bisa menginterogasi para vampir itu. Dia tidak punya waktu. Mungkin akan ada lagi vampir yang datang. Mansionnya tidak aman lagi setelah identitasnya ketahuan. Dia harus memperingatkan Amanda. Dia tidak boleh membiarkannya pulang kembali ke mansion Annesley. Untuk selamanya.

***

Hola! Author kalian update lagi nih. Iya maafkan diriku yang labil ini. Iya judulnya ganti lagi. Aku penulis pantser jadi kalau nulis nggak pakai outline atau draft dulu,. Langsung loss aja kalau nulis. Nah, jeleknya ya gini, aku suka ganti judul, ganti prolog ganti alur. Aku pakai judul yang sekarang karena ingin coba hal baru. Aku ingin pakai judul yang lebih 'puitis' karena selama ini bikin judul seringnya 'to the point' kayaknya. Ya kalian mungkin banyak yg ga setuju atau apa tapi yah, aku hanya berusaha suka sama cerita aku jadi terima kasih pengertiannya! Hehehe.

The Viscount Vampire Wife (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang