Ketakutan Amanda akan Chandelier masih berbekas di pikirannya. Dia hampir mati ketika di teater. Beruntung dia diselamatkan Cedric. Pria itu, juga kadang masih membuatnya takut. Tapi Cedric menjadi pribadi yang lebih normal sejak akrab dengan Violet. Bisa dibilang, Violet berhasil membuatnya menjadi manusia. Walaupun dia itu seorang setengah vampir atau apapun itu.
Amanda tersenyum, melihat Cedric sedang bicara dengan Violet setelah berdansa. Kakaknya merangkul lengan Cedric dan menatapnya penuh damba. Perhatiannya juga sesekali beralih ke Chandelier kediaman pangeran Andrew yang tergantung di atas ruang dansa saat ini. Mereka menggunakan lilin lebah yang mahal. Keluarga kerajaan biasanya enggan menggunakan lilin petroleum untuk menggantikannya karena lilin petroleum berbau aneh dan mudah menetes. Namun Amanda tetap saja heran, seharusnya rumah pangeran Andrew setidaknya sudah menginstal lampu gas. Tapi, konon banyak bangsawan yang takut menggunakan gas. Karena penerangan dengan cara itu mudah terbakar dan perlu perawatan ekstra.
"Apa yang anda pikirkan, Lady Amanda?" Suara seorang gentleman terdengar dekat di telinganya.
"Hanya hal yang acak," Amanda tersenyum, spontan menjawab.
"Hmm, anda sepertinya menganggap pembicaraanku tidak menarik ya?" Gentleman itu bersikap seolah merajuk. Amanda pun berubah pucat. Dia akhirnya sadar kalau dia sedang berdansa dengan seorang Grand Duke!
"Yang mulia, maafkan saya!" Kata Amanda sambil menggerakkan kakinya lincah menari waltz di lantai dansa.
"Tidak apa, hanya saja ini pertama kalinya perempuan mengabaikan saya. Ini membuatku lebih bersemangat," dia tertawa.
Pria itu bernama Viktor Yanukovych seorang Grand Duke dari kerajaan Rusia. Dia memiliki rambut cokelat dan janggut serta kumis tipis yang tidak terlalu mengganggu di wajahnya. Bisa dibilang, kehadirannya di pesta pangeran Andrew adalah berita besar. Karena ada rumor dia datang ke Inggris untuk mencari pasangan.
Tentu saja Amanda sama sekali tidak berpikir kalau dia layak menjadi kandidat. Dia hanya putri seorang Count, dia juga janda. Dia tidak punya kualitas luar biasa untuk dibawa ke Rusia menjadi seorang Duchess apalagi Grand Duke juga seorang pangeran. Dia terlalu gugup melakukan dansa ini sampai otaknya memilih untuk memikirkan hal yang acak.
"Saya tidak bermaksud mengabaikan anda," Amanda terdengar menyesal.
"Saya hanya gugup," kata Amanda lagi.
"Seharusnya saya yang gugup, laki-laki manapun akan merasakan hal serupa kalau berdansa dengan anda," dia tersenyum, menyebarkan aura ningrat yang menyilaukan.
"Ah, benarkah?" Amanda tertawa canggung.
"Lagunya sebentar lagi akan usai," sang Grand Duke terdengar menyesal.
"Ah, iya,"
"Bagaimana dengan dansa kedua?"
"Maaf?"
"Saya ingin bicara lebih banyak dengan anda. Saya memaksa. Saya kecewa kalau anda menganggap saya membosankan,"
"Astaga, Your Grace! Anda sama sekali tidak membosankan," Amanda menggeleng cepat.
"Lady Amanda, kau suka anak-anak?"
"Hmm? Aku tidak tahu. Kurasa aku akan mencintai mereka," Amanda menimbang.
"Syukurlah, kalau begitu bagaimana dengan seorang duda dengan dua anak balita? Apa kau akan menganggapnya atraktif?"
"Apa? Itu bukan alasan untuk tidak menyukai seseorang. Memiliki anak dan menerima mereka adalah hal yang luar biasa," Amanda menegaskan sedikit gusar.
"Senang mendengarnya. Karena aku dulu pernah menikah dan punya dua anak," Grand Duke itu tertawa, menunjukkan lesung Pipit yang menawan. Amanda merasa gugup seketika. Sejak kapan ajakan dansa ini berubah menjadi sesuatu yang intim? Apakah Grand Duke menginginkan sesuatu darinya? Apakah Grand Duke Yanukovych yang bahasa Inggrisnya belum lancar itu berminat kepada Amanda?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Viscount Vampire Wife (TAMAT)
Ficción histórica18+ (TAMAT) Before the Dawn: Sebelum Fajar "The Viscount Beloved Wife" Sebuah skandal, membuat Amanda Bennet- putri seorang count- berakhir menikahi seorang Viscount yang juga berprofesi sebagai dokter militer. Dia atraktif dan menawan serta memikat...