Extra Chapter (2) - The Inevitable Scandal

1.7K 170 1
                                    

Momen ketika Neville menyentuhkan bibirnya yang dingin ke bibir Amanda, ketika itulah Amanda tahu kalau dia tidak bisa lagi pura-pura tidak menginginkan sang Viscount.

Entah bagaimana caranya, pria itu selalu tahu cara untuk membuatnya menanggalkan rasionalitasnya. Mereka sudah kehilangan ikatan pernikahan, jelas mereka hanya berduaan di sudut galeri yang sepi pengunjung, karena hanya memajang beragam patung dan topeng eksotis dari negeri jajahan Inggris di Asia. Tapi Amanda tidak ingin melepas pelukannya. Begitupun juga Neville.

Sang Viscount mencoba menahan diri, namun itu hal yang sia-sia. Dia memojokkan Amanda ke dinding, menekannya seolah berusaha mengurungnya. Bibir mereka saling bertaut, mata mereka terpejam. Neville merindukan rasa manis dari kedua kelopak bibir sang kekasih selama berbulan-bulan sehingga semua itu seolah berubah menjadi candu untuknya.

Amanda mengaitkan kakinya, menggosok betis sang Viscount tanpa dia sengaja, membuat ujung rok lebarnya sedikit tersingkap. Memperlihatkan kulitnya yang putih tidak bercela.  Itu membuat sang Viscount menggila, nyaris tidak sanggup menahan hasratnya.

Amanda pun mengenang beberapa waktu lalu ketika dia memergoki kakaknya Cassia yang bermesraan dengan suami ketika proses perceraiannya. Itu tidak pantas. Tapi kini Amanda mengerti, sensasinya berkali-kali lebih menggairahkan. Ini memacu adrenalinnya, membuatnya abai dengan norma dan harga diri.

Sang Viscount menaikkan level ciumannya, dia memberanikan diri walau jemarinya gemetar, menyingkap sedikit gaunnya, meraba apapun yang bisa dia gapai. Lehernya meremang dan rasa frustasi menjalari tubuhnya yang tegap ketika mendengar kekasihnya mendesah.

Tubuh mereka menempel semakin dekat, membuat masing-masing seolah bisa mendengar detak jantung yang berirama cepat. Sang viscount kembali beralih ke bibir gadisnya yang ranum dan membuka minta dicium. Tapi dia tidak berlama-lama di sana, Neville mencengkram belakang kepalanya lembut dan menciumi lehernya, menyesap aromanya, berusaha menyembuhkan kerinduan yang seolah tidak ada habisnya.

"Aku ingin sekali bercinta denganmu, menyentuhmu di banyak tempat, menguasaimu," Neville berbisik mengaku, seraya melepaskan ciumannya. Dia menyaksikan mantan istrinya yang kini berwajah merona dengan bibir sedikit bengkak. Pemandangan indah yang familier bagi sang Viscount.

"Jangan lakukan itu, my lord," Amanda mengerang, sebagian kewarasannya berharap kalau Neville bisa menahan diri. Karena Amanda tahu, kalau Neville memutuskan untuk menyentuhnya saat ini, dia mungkin tidak akan menolak.

"Kenapa?"

"Karena kita tidak menikah," Amanda menggeleng.

"Dan mungkin aku sebentar lagi akan menikahi orang lain. Aku harus menjaga kehormatanku untuknya," Amanda berkata, dia melangkah limbung seraya mengembalikan kekuatan kakinya.

Neville tertawa.

"Apa kau serius? Kau berpikir bisa menikah dengan orang lain?"

"Kenapa tidak?"

Neville pun kembali mendekatinya, mencengkram lengannya dan memastikan Amanda melihat jelas matanya.

"Karena kau tidak bisa merasakan ini dengan pria lain, Amanda. Hasrat, gairah, ketertarikan dan emosi yang kuat. Bukankah kau hanya merasakannya jika bersamaku?"

Amanda terdiam sejenak sebelum memalingkan wajahnya. Dia tidak terlalu percaya diri untuk berbohong karena itu memang sangat jelas. Tubuh dan hatinya hanya menginginkan sang Viscount.

"Ini akan menjadi sangat rumit, kita belum lama bercerai," Amanda menggeleng.

"Tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan,"

"Seharusnya kau tidak pernah meninggalkanku, Neville,"

"Aku tahu, aku menyesalinya. Aku terlalu mencemaskanmu ketika itu. Apa yang kuhadapi selalu mengancam nyawa,"

"Aku sendiri belum bisa sepenuhnya memaafkanmu," Amanda berujar.

"Aku mungkin mencintaimu tapi logikaku menentangku untuk kembali bersamamu," kata Amanda lagi.

Sang Viscount pun menarik tangannya dan memeluknya penuh sayang.

"Berikan aku kesempatan untuk memujamu, mencintaimu dan menjagamu sekali lagi. Izinkan aku menyematkan nama Annesley sekali lagi di belakang namamu,"

Amanda terdiam. Neville sedikit berbeda. Dia lebih jujur dalam perkataannya. Walau masih ada rayuan dan bujukan, kali ini Amanda merasakan ketulusan darinya. Pria itu benar membutuhkannya seperti Amanda.

"Ah, Lady Amanda, anda ada di sini rupanya, saya mencarimu karena cemas. Tapi, yah— lupakan. Sepertinya besok saya tidak akan berkunjung lagi ke rumah anda," Grand Duke memergoki mereka berdua berpelukan dan menunjukkan rasa kecewanya.

***

Sekali lagi, rumah keluarga Bennet dirundung aura mencekam. Count dan countess tentu kecewa karena putri mereka tidak jadi memiliki gelar Duchess.

"Sebuah skandal, Amanda. Dan Grand Duke sendiri yang melihat kalian berduaan?" Alexander berkata geram.

"Itu terjadi karena ayah melarang Viscount mengunjungiku!" Amanda mencoba berkelit dari kesalahannya.

"Jangan menyalahkanku. Kami hanya berusaha membuat keputusan terbaik untukmu. Beruntung, Grand Duke tidak menyebarkan skandal ini kemanapun. Dia hanya harus kecewa mengetahui gadis yang diincarnya ternyata masih suka menemui mantan suaminya. Amanda, ayah kira kau lebih dewasa. Dari ini,"

Amanda mengangkat kepalanya seolah akan menantang ayahnya.

"Aku ingin memilih suamiku sendiri,"

"Kau sudah melakukannya, dan Viscount Annesley menceraikanmu walau kau tidak punya kesalahan berat,"

"Itu masalah yang seharusnya bisa aku atasi sendiri, kalaupun aku memutuskan untuk kembali—"

"Amanda, kau ingin menerima lamaran Viscount Annesley?"

"Ya, karena aku tidak yakin kalau aku menikah dengan orang lain aku tidak akan diam-diam bertemu dengannya seperti tadi," Amanda berkata jujur.

"Amanda!"

"Kami saling mencintai, ayah! Aku tahu dia tidak sempurna, tapi dia masih memperjuangkanku, jadi—" Amanda hampir menangis karena emosional.

"Baiklah, ayah akan merestui kalian. Tapi tidak usah ada pernikahan besar, selain itu kalau dia kembali meninggalkanmu, ayah tidak akan mau mengurusmu," kata Alexander Bennet menyerah.

***

The Viscount Vampire Wife (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang