Bab 6 - The Dance Hall (2)

7.6K 1.2K 81
                                    

Hari semakin malam, namun tidak cukup larut untuk membuat siapapun mengantuk. Tuan rumah membatasi anggur yang disajikan agar para tamu mereka tetap sopan dan nyaman. Minuman lain seperti sari buah beri dengan daun mint juga cukup populer di sana. Marquis Finley juga menyajikan es krim vanila yang dibuat menggunakan es  danau yang membeku ketika musim dingin. Bongkahan es itu disimpan dalam ruang tertutup kedap udara dengan dilapisi jerami dan garam agar tetap beku bahkan ketika musim panas tiba.

Musisi dan Pianis mulai memainkan tuts pianonya dengan gerakan jemari sedikit cepat. Dia menggerakkan tubuhnya sesekali seolah sedang riang gembira. Lagu pertama acara dansa hari ini dimulai dengan musik ceria yang membuat para tamu bersemangat. Mereka berdansa waltz yang untungnya cukup dikuasai Amanda. Gadis itu sebenarnya tidak menikmati musiknya apalagi peduli dengan cara orang lain berdansa.

Dia sangat gugup, padahal dia sudah melatih percakapan berkali-kali jika sedang berdansa dengan seorang pria di Pesta. Tapi semua hafalannya menguap begitu saja. Yang dia lakukan kini hanya tersenyum kepada pasangan dansanya sesekali seperti orang bodoh dan berusaha tidak menginjak kakinya.

Neville Annesley katanya seorang prajurit, tapi dia sama sekali tidak kaku dalam memperlakukan seorang gadis. Dia cukup pandai berdansa namun menyesuaikan gerakannya dengan Amanda. Dia tidak seperti beberapa pria London yang suka pamer keahliannya di pesta dansa untuk menarik perhatian.

Amanda mengutuk dalam hati. Kenapa dia malah diam saja? Seharusnya dia protes kenapa sang viscount dengan lancang merusak kartu dansanya? Amanda terpaksa harus berdansa hanya dengan Neville malam ini. Dia mungkin melewatkan berdansa dengan calon suami potensialnya.

"Anda tidak mungkin berdansa lagi dengan saya lebih dari dua kali kan?" Amanda akhirnya bersuara ketika Lord Annesley membawa tubuhnya lebih dekat dan mereka bertatapan.

"Kenapa? Apa anda takut dengan gosip?" Neville tersenyum.

"Itu hal yang tidak biasa dilakukan,"

Bahkan sepertinya tidak ada yang pernah melakukan itu. Batinnya.

Apakah mungkin Lord Annesley tertarik kepadanya dan bermaksud memonopolinya? Itu tidak masuk akal. Dia seorang Viscount yang terhormat. Kalau dia memang ingin melakukan pendekatan, masih banyak cara lain yang tidak terlalu kontroversial. Namun memikirkan itu membuat Amanda tidak bisa sepenuhnya kesal. Bahkan dia sedikit tersanjung. Yah, itu bukan salahnya. Memangnya siapa gadis lajang yang tidak suka dimonopoli pria dengan kualitas seperti Neville?

Dia juga bukan bangsawan angkuh yang hanya peduli dengan dirinya sendiri. Karena dia tadi menolong Amanda dan Lady Aria yang keretanya terguling. Amanda jadi berpikir keras. Tidak mungkin ada laki-laki sesempurna itu. Semua jadi terasa mencurigakan karena itu terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.

Sepintas Amanda juga berpikir. Bagaimana sebenarnya kecelakaan itu terjadi? Dia tidak mengingat apapun selain terbangun dengan melihat kereta terguling dan bibinya yang pingsan.

"Saya melakukan itu karena anda mungkin sedikit keras kepala," dia tersenyum tenang.

"Maksudnya?" Amanda merasa terusik. Dia nyaris gagal melakukan gerakan berputar.

"Anda dan bibi anda baru saja kecelakaan. Kusir kalian meninggal dunia. Jelas Lady Aria juga sedang terkilir. Saya sempat mengobatinya ketika anda hendak memacu kuda anda pergi. Kalau kita mengabaikannya, cederanya bisa jadi lebih buruk karena Lady Aria sudah berumur," Neville menjelaskan.

"Oh, apa menurut anda kami kurang bertanggung jawab?"

"Ya, anda juga. Kecelakaannya begitu parah, apa tidak ada luka sama sekali di tubuh anda"

"Kurasa tidak, anda bisa lihat saya sangat sehat dan berdansa dengan anda saat ini," Amanda mengelak.

"Bisa saja ada trauma, luka dalam atau semacamnya. Lalu, bagaimana dengan kening anda? Saya ingat melihat darah di sana ketika baru tiba di lokasi kecelakaan," selidik Neville.

The Viscount Vampire Wife (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang