"Sepertinya akan turun hujan," Amanda melihat langit di atas telaga yang berubah mendung dengan awan kelabu bergulung. Meskipun begitu, matahari masih terlihat dan pantulan cahayanya membuat telaga berkilauan seolah airnya diramu dari emas cair dan perak.
Amanda sekali lagi merasa tidak nyaman. Keheningan ini mengingatkannya dengan peristiwa di teater. Dia melirik, Cedric kali ini tidak sedang menatapnya. Dia sedikit lega, karena mereka sudah cukup akrab dan tidak ingin segalanya berubah kembali canggung. Cedric sedang mengelus leher kudanya sementara mamalia berkaki empat itu meminum air telaga. Si pelayan, berdiri siaga di bawah pohon sedikit menjauh dari mereka berdua.
"Kuharap lady Eloise tidak apa," kata Amanda berbasa-basi.
"Kuharap juga begitu, seandainya aku seorang dokter, aku yang akan ke sana. Beruntung suamimu ada di sini. Lady Eloise mungkin harus melalui cek kesehatan dengan dokterku nanti. Karena seorang calon duchess harus sehat," Cedric bergumam, dengan sesekali melirik ke arah Amanda.
"Berikanlah dia kesempatan, dia akan menjadi istri yang setia," Amanda merasa iba dengan Eloise. Jika dia memang membawa penyakit, bisa saja pertunangannya dibatalkan.
"Semoga itu hanya kelelahan biasa, semoga tidak ada yang serius," Cedric tersenyum padanya.
"Neville dokter yang handal, dia juga memeriksa kesehatanku selama kami bertunangan. Penyakit anehku kini sudah mulai pulih. Lady Eloise akan baik-baik saja," Amanda berkata ingin menenangkannya.
"Penyakit aneh?"
"Saya sempat kecelakaan, saya mengalami amnesia temporal, dan tidak bisa berdarah," Amanda bercerita yang segera disesalinya.
"Oh ya ampun seharusnya saya tidak cerita. Lupakan saja my lord, itu tidak penting karena saya sudah sembuh," Amanda sedikit panik.
"Tentu saja saya akan merahasiakannya. Suami anda bahkan tidak akan tahu soal ini," Cedric tersenyum kepadanya. Namun hatinya sedikit terusik. Gejala penyakit Amanda sedikit familiar. Namun dia bukan seorang dokter, dia tidak bisa menyimpulkan apapun.
"Terima kasih, my lord. Anda sungguh murah hati," Amanda mengapresiasi.
"Seandainya saja Lady Eloise lebih seperti anda, Lady Amanda," kata Cedric.
"Maaf?"
"Cantik, mandiri dan cerdas. Aku tidak terlalu suka perempuan penurut yang hanya indah dipajang," Cedric mengaku.
"Lady Eloise akan sedih mendengarnya. Lagipula, kalau dari segi keanggunan aku masih kalah dengannya,"
"Tidak, anda— lebih dari segala-galanya. Tidak ada perempuan lain yang sebanding—" Cedric terlihat emosional. Dia terlihat hampir menumpahkan segala obsesinya, menunjukkan hasratnya. Amanda bergerak mundur. Dia awalnya berpikir teori Eloise tidak masuk akal. Mereka tidak pernah mengenal sebelumnya. Tidak mungkin Cedric menyukainya seperti itu.
Amanda tidak merasa memiliki kecantikan yang bisa membuat pria tunduk atau jatuh cinta pada pandangan pertama. Namun Amanda tidak mau memikirkannya lebih jauh. Dia sudah menikah, dia seharusnya tidak memikirkan emosi pria lain terhadapnya.
"My lord, apapun yang anda pikirkan—"
"Lady Amanda, ketahuilah kalau hatiku sangat sakit ketika kau sekarang memiliki nama belakang 'Annesley, karena—" pria itu mendekatinya.
"Kita tidak cukup akrab untuk melakukan pembicaraan ini, my lord. Saya harap saya bisa menyusul suami saya sekarang. Saya rasa, acara hari ini sudah selesai?" Amanda tersenyum formal, menjaga jaraknya. Dia pun mendatangi kuda pinjamannya Storme. Dia akan tetap menunggangi kudanya, walaupun Cedric dan pelayannya tidak mau ikut bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Viscount Vampire Wife (TAMAT)
Historical Fiction18+ (TAMAT) Before the Dawn: Sebelum Fajar "The Viscount Beloved Wife" Sebuah skandal, membuat Amanda Bennet- putri seorang count- berakhir menikahi seorang Viscount yang juga berprofesi sebagai dokter militer. Dia atraktif dan menawan serta memikat...