Selesai buang air, Lyona melanjutkan perjalanan ke kelas, untuk apa ke kantin kalau sendirian seperti manusia kuper
Lyona sesekali tersenyum dan membalas sapaan yang ditujukan padanya
"Sebenernya gue femous juga ya?" Lirih Lyona pada dirinya sendiri
"Lyona!" Panggil seorang gadis dari arah lapangan, dia terlihat berlari tergesa gesa untuk sampai didekat Lyona
"Santai aja, gue ngga akan kabur kok! Kenapa?" Tanya Lyona, dilihat dari raut wajah gadis itu terlihat sangat serius
"Lo disuruh bu Asih kumpul di ruang serba guna" ucap gadis itu sembari mengatur nafasnya
"Sekarang?"
"Nanti pas istirahat, katanya mau ada acara atau apa lah tadi, gue lupa"
"Ohh oke thanks ya"
Gadis itu tersenyum dan mengangguk sebelum akhirnya berlari kembali menuju lapangan
Lyona melanjutkan langkahnya menuju kelas, didalam pikirannya masih memikirkan kemana perginya manusia pelit itu?
Saat sampai didepan pintu kelas yang tertutup, firasat Lyona sudah tak beres. Dia yakin sedang terjadi sesuatu di dalam, bagaimana tidak?? Suara ricuh itu membuat kecurigaan Lyona memuncak
Suara ricuh ini adalah suara ricuh pembawa sial, masalahnya didalam keributan itu terdengar samar samar namanya disebut
Bencana apa kali ini?
Pelan tapi pasti. Lyona mendorong pintu itu, sangat amat perlahan, tapi sial, semua orang menyadari pintu terbuka. Mereka menoleh menghadap pintu lalu tersenyum menyeramkan. Senyum seperti bu Asih
"Apa lo semua liatin gue kaya gitu?!" Ucap Lyona lantang
"Lyonaaa....."
"Lyona Ceylisha......"
Percaya atau tidak, Lyona saat ini sedang bergidik ngeri. Tatapan mata teman temannya menandakan mereka sedang mengincar ketenangan Lyona. Dengan buku ditangan mereka, perlahan mereka berjalan mendekati Lyona
"Apa lo pada?!"
Siapapun tolong Lyona saat ini
"Lyona... Nyontek ekonomi dongg" lantunan suara penuh kelembutan itu menyadarkan Lyona pada kewarasan
"Hah?" Jawaban bingung dari Lyona ini membuat teman temannya berhenti membuat raut mengerikan itu
"Jangan bilang lo belum" ucap Sekar, salah satu teman sekelas Lyona
"Emang ekonomi ada pr?" Pertanyaan yang diucapkan oleh Lyona membuat semua orang disana tercengang
"Lo..... Ngga inget?" Tanya Jeki tak percaya apa yang dia dengar
"Emang ada ya?"
"Nih liat! Halaman 56 tabel 2.5 Lo yang nulis segede gaban dibuku gue buat ngingetin gue, tapi malah lo sendiri lupa???" Ucap Sekar menunjukan buku tulis bagian belakangnya pada Lyona
"OH IYAAA!!! GUE LUPAAA" Jerit Lyona lalu berlari untuk duduk di kursinya, segera mengerjakan tugasnya
Teman temannya yang tak tau diri itu pun mendekat dan menyalin apapun yang Lyona tulis dibuku
"Cuma halaman 56 kan ya?" Tanya Lyona
"Iya, tapi itu no 4 5 beranak, semangat na" ucap Sekar dengan raut wajah tanpa dosanya
Lyona memasang raut serius hingga dahinya berkerut, teman temannya tak mau mengganggu tentunya
Soal apa ini?! Soal cerita bertabel yang membutuhkan nalar kritis dan konsentrasi lebih??
"Susah banget gila! Ini mah tugas menyiksa" ucap Lyona frustasi, baru nomor 3 sudah sesusah ini lantas bagaimana dengan nomor 4 5 6 7??
Sekar dan yang lain meneguk ludah kasar, jika menurut Lyona saja susah apalagi mereka yang memiliki kapasitas limit kepintaran???
"Selamat pagi kaum jelata kelas" ucap Nara menyapa
"Waduh, apaan nih rame rame? Ada arisan ya?" Ucap Nara berjalan mendekat
Disana dia melihat Lyona sedang dikerubungi dengan raut wajah serius
"Ngerjain apa si?" Bisik Nara kepada Jeki yang diberada disebelahnya
"Ekonomi, lo udah?"
"Jelas belum lah" setelah berucap sombong karena belum itu, Nara ikut mengeluarkan buku dan alat tulisnya, menyalin apa yang sudah Lyona tulis
Tepat 2 menit sebelum bel masuk Lyona sudah menyelesaikan ke-7 soal tabel memusingkan itu, walaupun dibeberapa jawaban dia ngasal dan mengada ada, tapi setidaknya dia mengerjakan, hehe
"Makasihh Lyonaaaa"
Lyona mengangguk singkat lalu bersandar kekursinya
"Lo tadi abis kemana?" Tanya Lyona lirih
"Ke ruang guru" jawab Nara santai
"Ngapain?"
"Daftarin lo ikut kunjungan"
Raut wajah Lyona tampak bingung dan heran
"Kunjungan apaan?" Tanya Lyona
"Tadi waktu lo pergi ke toilet, gue ditarik sama kembar bebek kedepan ruang guru. Katanya kembar bebek, sekolah mau ngadain kunjungan ke pantai sekalian bakti sosial ke masyarakatnya. Terus gue ditanyain mau jadi panitia apa engga, ya gue ngga mau lah, jadi gue usulin lo jadi panitia. Kembar bebek setuju dan langsung daftarin ke guru, tadi pasti lo disuruh ke ruang serba guna kan? Lah itu nanti rapat kunjungan" jelas Nara panjang lebar
Lyona melongo mendengar penjelasan itu
"Katanya kembar bebek lagi rapat dadakan?!"
"Gue boong itu hehe"
"Kok jadi gue si?!"
"Yaaa kalo jadi panitia kan pasti ada iuran atau apaan gitu yang buang duit, jadi gue males"
"Kenapa ngga OSIS aja? Anggota OSIS kan bukan cuma Jean sama Jian!"
"Anggota OSIS bakal ngasih arahan aja, terus ngurusin acara lain juga, jadi OSIS minta tolong siswa yang minat buat bantuin jadi panitia di kunjungan kali ini"
"Tapi kan gue ngga minattt Naraaaa"
"Inget pepatah Jawa, witing tresno jalaran soko kulino, cinta datang karena terbiasa. Nanti juga lo bakal nyaman jadi panitia, santai aja"
Bad mood sudah, Nara sangat ingin dimaki. Kenapa harus dirinya?! Lyona sangat malas
"Guru dateng tuh!" Teriak Ozan dari arah pintu
Saking bad moodnya Lyona sampai tak mendengar bel masuk berbunyi
Pak Samsoel masuk dengan seorang laki laki dibelakangnya, siswa baru? Lyona?! Tunggu! Bukan! Itu Lyona versi laki?!!! Nara dan teman sekelasnya syok kali ini
Sedangkan raut Lyona pucat pasi, sedang apa dia disini?!
"Hai murid murid pak samsoel" sapa Pak Samsoel ramah
"Hari ini secerah mentari menyinari pagi, bapak membawa seorang anak baru yang berjenis kelamin laki laki, dia ini kalau bapak perhatikan sangat amat mirip dengan murid kesayangan bapak, Lyona. Jadi bapak putuskan untuk memasukkannya kekelas ini, silahkan perkenalan nak" lanjut Pak Samsoel tersenyum
Nafas Lyona tercekat, matanya buram, kepalanya pusing, bibirnya pucat, dan seluruh tubuhnya mendadak lemas tak bertenaga
"Hai, kenalin, gue Lyon Cyfon, panggil gue Lyon, simpelnya panggil yon aja" ucap laki laki yang sangat mirip dengan Lyona itu
"Siapa si itu na? Kok mirip banget sama lo?" Tanya Nara bingung
Lyona diam membisu, tak berniat menjawab pertanyaan Nara atau apapun yang ditujukan untuknya
"Silahkan duduk, di manapun kamu merasa nyaman" ucap Pak Samsoel lalu segera bersiap untuk pelajaran
Begitu melewati meja Lyona dan Nara, laki laki bernama Lyon itu tersenyum dan melambaikan tangannya
"Hai"
-----------------------💸
♪

KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Teen Fiction"Hidup kaya bunga dandelion itu enak, dia tinggal ngikutin kemana angin berhembus tanpa mikirin garis finis dan alasan kenapa angin itu berhembus dan bawa dia kesana" ------------ Hidup Lyona terasa sempurna karena kehadiran teman teman yang selalu...