Setelah dikata pikun oleh Lulu, Nara jadi mempunyai dendam terselubung dengan bocah sialan itu
"Kakak udah setua apa si sampe pertanyaan gampang gitu lupa?" Tanya Lulu
"Kalo gampang ya jawab sendiri lah!" Balas Nara
"Yee aku itu baik, minta bantuan kalian biar kalian itu dapet pahalaa, dibantuin biar masuk surga kok ngga mau, ya walaupun aku tau kakak ngga bakal masuk surga si" ucap Lulu
"Heh mulutnya!" Balas Nara tak terima
"Yaa lagian keliatan dari muka kakak kalo kakak kebanyakan dosa" ucap Lulu polos
"Sembarangan!"
"Udah! Oke, pertanyaan kedua?" Tanya Lyona
"Cangkok meru-"
"WOI KALIAN!" Ucapan Lulu terpotong oleh suara bentakan itu
"Syalan, itu bujang OSIS na!" Panik Nara lalu menarik tangan Lyona pergi dari kantin
"E-eh osis?!" Bingung Lyona
"Kita lagi bolos kalo lo lupa" ucap Nara sambil berlari menghindari para bujang osis itu
"OH IYA KYAAAA" Setelah menyadarinya Lyona berlari lebih cepat dari Nara, dia berlari sambil berteriak histeris
"JANGAN TINGGALIN GUE!" Jerit Nara mencoba menyusul Lyona yang jauh didepannya, Nara mencoba menundukkan kepalanya berharap kecepatan larinya bertambah, tapi malah...
Bruk
Tubuh Nara tiba tiba menabrak sesuatu yang besar dan lebar
"ADUH! Sialan, apa sih itu?!" Kesal Nara
Itu adalah...
Papan tulis.
Iya papan tulis yang sedang dibawa 2 orang siswa, Nara menabrak tepat ditengahnya
2 orang siswa itu menatap Nara dengan tatapan aneh
Goblok kah dia?. Batin salah satu siswa itu
Cantik cantik kok goblok sih? Papan tulis ditabrak bae. Batin salah satu lagi
"Aduhhh lain kali kalo jalan tuh liat liat! Ada orang lari ditabrak aja, sakit tau!" Kesal Nara
Idih malah marah marah lagi ni cewe. Batin kedua siswa itu
"Nara sayanggg" panggilan itu, hanya mendengar suaranya saja Nara sudah merinding apalagi bertemu raganya?!
"KYAAAAA" Kabur, itulah yang Nara ingin lakukan, tapi terlambat.. tangannya sudah dipegang oleh pemanggil tadi
"IYUHH PERGI JAUH JAUH LO BEBEK!" Jerit Nara histeris dan menepis tangan orang itu
"Ih jahatnya ayang inii" ucap orang itu
Orang ini adalah salah satu bujang OSIS, namanya Jean. Jeandra Kusuma. Pangkat Jean di OSIS adalah sebagai bendahara, keluarganya kaya raya, maka dari itu Jean selalu dicurigai kalau uang kas OSIS hilang
"Lo ngambil duit kas buat nafkahin keluarga lo ya? Makanya keluarga lo tajir melintir gitu?"
Itu adalah tuduhan yang sudah lazim terdengar oleh telinga Jean, ayolahh untuk apa Jean mengambil duit kas itu kalau uang saku Jean sendiri sudah melebihi jumlah uang kas osis seluruhnya
"Lo ikut kita ke ruang BK" ucap Jian, orang yang ada dibelakang Jean
Jian ini saudara kembar Jean, mereka ini kembar ngga seiras makanya mudah dikenali
Jian dan Jean itu sebenarnya tidak tau mana yang lahir duluan dari mereka berdua. Kalau menurut cerita sang bunda, dulu dokter yang menangani bundanya bersalin itu mantan pacar bunda, mungkin masih ada dendam karena diputusin bunda jadilahh itu orang asal kasih aja ke suster, susternya mantan pacar ayahnya jadi asal taruh aja ngga pake inget mana yang lahir duluan mana yang akhir
"Idih sapa lo nyuruh nyuruh gue? Pergi deh lo bebek kembar!" Tolak Nara
"Ayolah ayangg, nanti aku kasih permen dehhh" ucap Jean menarik tangan Nara
"Gue ngga suka permen" ucap Nara
"Lo kalo mau boong mending lebih logis lagi deh" ucap Jian
"Hah?! Apa maksud?!"
"Lo bilang ngga suka permen tapi saku rok lo penuh permen" ucap Jian
"NGAPAIN LO LIATIN ROK GUE?! DASAR MESUM LO!" Murka Nara
Mereka bertiga terus berjalan dan akhirnya sudah mulai dekat dengan ruang BK, Nara tak lagi mengamuk seperti tadi
Oke, ngga papa, masih ada Lyona yang bisa bantuin gue kabur dari BK. Batin Nara optimis
Tok tok tok
"Permisi bu, kami bawa Nara" ucap Jian
Setelah dipersilahkan untuk masuk, Jean menarik tangan Nara untuk masuk
"Ayo dong ayang, masuk" ucap Jean
"HAHH?!" Apa yang Nara lihat pertama kali saat memasuki ruang BK benar benar membuatnya hilang pikiran
"NGAPAIN LO DISINI?!"
---------------------💸
♪

KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Teen Fiction"Hidup kaya bunga dandelion itu enak, dia tinggal ngikutin kemana angin berhembus tanpa mikirin garis finis dan alasan kenapa angin itu berhembus dan bawa dia kesana" ------------ Hidup Lyona terasa sempurna karena kehadiran teman teman yang selalu...