01.

415 33 8
                                    

Doa dulu ygy.

"Bukan karena apa-apa, tapi aku memang se-egois ini karena ingin memilikimu selamanya. "



DUNG-DUNG! TAK! DUNG-DUNG! TAK! DUNG-DUNG! TAK!

"SMA PENABUR! "

"JAYA! JAYA! JAYA! "

Gema suara bas dan siswa-siswi SMA Penabur yang ikut menjadi suporter di pertandingan PON yang di selenggarakan di GOR Sidoarjo membuat semua orang terkagum-kagum. Sejak dulu SMA Penabur memang terkenal dengan prestasi akademik dan non akademik yang luar biasa. Bahkan jika ada event seperti ini, siswa-siswi sekolah itu mau keluar uang untuk membeli baner besar, konsumsi bahkan pernah sekali ketua suporter membeli semua tiket masuk dan mengratiskan siswa-siswi dari semua sekolah ikut nonton pertandingan futsal.

"Ya Allaaahhhhhh!!! Kak Resta ganteng bangeetttt!!! " pekik salah satu suporter perempuan.

"Jangan kenceng-kenceng dong Ya kalo mau teriak, " peringat Uci—teman sebangku Salma yang ikut nonton karena mas crush-nya ikut main.

"Salma mana kok nggak ada? " tanya Alma yang duduk di belakang Ama.

"Di panggil pak Mas, " jawab Uci, sebal.

"Idih! Si paling anak Olim nich, " celetuk Yaya yang sebenarnya iri sama Salma.

Sejak pertama kali masuk SMA Penabur, Salma memang sering pulang terlambat karena di panggil guru. Alasannya juga selalu sama. Karena persiapan Olimpiade. Biasanya Salma mengikuti 2 perlombaan sekaligus dalam seminggu.

"MINGGIR! ORA MINGGIR TABRAK! EEEEEE!! SMA PENABUR PASTI MENANG!!! " Stadion bergema karena teriakan siswa-siswi SMA Penabur.

Di lapangan, Resta terus-terusan menyugar rambutnya yang penuh keringat. Jersey biru muda yang bernomor punggung 01 milik Resta juga ikutan basah karena keringat.

Tangan kanan Resta naik, men-code Iyas, seakan berkata, 'Oper sini woi! '

Cowok hitam manis yang menjabat sebagai ketua OSIS itu langsung mengoper bola yang Ia kuasai ke arah kanan dan menabrak kaki kanan Resta.

Dengan lihai, Resta meliuk-liuk menggiring bola mendekati gawang lawan. Dengan cepat gema teriakan siswa-siswi Penabur meneriakkan nama Resta si jagoan tendangan jitu sekolah mereka.

"GOOOOOLLLLLLLLLLLLLLL!!!!!! " teriak para suporter yang langsung di susul suara dentuman bas yang di pukul oleh Bara.

"PENABUR MENANG! PENABUR MENANG! " pekik mereka.

Pertandingan untuk memperebutkan juara satu telah usai. SMA Penabur pulang dengan membawa medali emas. Sebagai balasan nya, pak Arif selaku pembina ekstra futsal dengan senang hati merogoh kantong untuk mentraktir mereka makan di warung nasi padang.

"Woi, Res! " panggil Bara dari tengah gerombolan suporter Penabur.

Resta menoleh sambil mengalungkan handuk kecil berwarna pink pemberian Alma di lehernya.

"Lo sekul nggak? " tanya Resta.

"Ngapain sekolah? Kata pak Sodiq, sekolah tuh nggak bikin kita kaya, " jawab Bara santai. Pak Sodiq itu supir pribadi nya.

"Dapat berapa? " tanya Resta seraya menatap kardus minuman dingin yang di bawa Bara.

"Mayan lah pokoknya. Bisa buat beliin blacky spion kiri, " jawab Bara sambil tersenyum lebar.

Resta Gaolevi selalu menjadi sorotan karena masuk di komplotan Bara yang merupakan penguasa di SMA Penabur. Selain itu, Resta juga punya paras yang imut tapi tajam, membuat siapapun yang melihatnya gemas sekaligus ngeri.

Happy SalmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang