Doa dulu ygy.
•
•
•"Itu kenapa pipi nya memar gitu? " tanya Salma sembari mengelus pipi kiri Bara yang tampak sedikit keunguan dan ada bintik-bintik merah di sampingnya.
"Jangan ikut campur. Ini urusan cowok. " Bara menepis lembut tangan Salma yang ada di wajah nya.
"Jangan berantem ya, Bar. Gue mohon jangan berantem. Gue nggak mau lo kenapa-napa, " ujar Salma sembari mengelus punggung tangan Bara.
"Justru kalo gue nggak berantem gue bakal kenapa-napa, " balas Bara.
Salma berusaha meredam emosi nya sendiri. Perlahan-lahan Salma meraba punggung tangan kanan Bara lalu menggenggamnya di atas meja kantin. "Pokok nya kalo ada apa-apa langsung bilang ke gue ya? "
"Itu bibir lo kenapa merah banget? " tanya Bara.
"Oh ini? Ini bekas liptint-nya Vanya. Mama nya habis dari New York ini oleh-oleh nya, " jelas Salma.
"Jangan pakai yang kayak gitu. "
"Lah kenapa? Bukan nya aku tiap hari juga pakai lip serum? "
"Yang itu beda. Pokok nya jangan pakai liptint yang itu kalau di sekolah. "
"Kenapa sih, Bar? Ada apa? Kok wajah kamu jadi jutek gitu? " rengek Salma yang kepo setengah mati dengan perubahan mimik wajah Bara.
"Gue nggak mau cowok lain lihatin lo, " jawab Bara penuh penekanan dan rasa cemburu. "Lo tuh nggak tahu gimana otak cowok kalo ngelihatin cewek yang bibir nya merah, pakai baju kurang bahan, lo nggak tahu se-jahat apa otak mereka. "
"Berarti Bara gue juga gitu dong? " Bara hanya menghembuskan nafas berat lalu memutar bola matanya malas.
Berbagai pasang mata menatap mereka dengan tatapan yang bermacam-macam. Terutama para adik kelas yang baru masuk SMA, pasti terkejut dengan cara kerja orang pacaran di jenjang pendidikan ini. Lebih intens dan lebih bar-bar dari gaya pacarannya anak SMP.
Salma menyodorkan jari-jemarinya ke atas meja, "Bagus nggak kutek nya? "
"Nggak takut kena PKS? " tanya Bara balik.
"Ini kutek nya mudah di kupas kok. Jadi entar kalo ada sidak, tinggal aku kupas. " Salma menjelaskan sambil mengelus-elus kuku nya yang tampak bagus dengan balutan warna pink.
"ASSALAMU'ALAIKUM! " Pak Iksan tiba-tiba duduk di samping Bara sambil menepuk pundak cowok itu. "Gimana, Bar? Ada info ngopi nggak? " tanya pak Iksan.
"Ada pak. Tapi bapak yang bayarin, " jawab Bara.
"Kalian ini masih pagi kok udah pacaran aja sih, " komentar pak Iksan sembari melirik ke arah Salma.
"Bapak pengen pacaran juga? " tanya Bara.
"Ya nggak gitu juga kali, Bar. Bapak ini setia sama istri saya. Hanya satu untuk selamanya. "
"Ah yang bener pak? Kalo ada janda montok, bapak apa tetep nggak mau? " tanya Bara.
Salma refleks menepuk paha kiri Bara, "Apaan si, Bar? Kok gitu?? " bisik Salma tepat di samping daun telinga Bara.
"Lihat nih pak. Kalo punya pacar, tiap hari ada yang menghangatkan telinga saya pak. Bapak apa nggak mau? "
"Kamu ini ada-ada aja, Bar. Bapak ini udah tua. Udah nggak zamannya main begituan, " jawab pak Iksan.
"Kalo sama bu Menor? "
"Kalo yang itu masih bisa di bicarakan, " jawab pak Iksan lalu di akhiri tawa menggelegar ala bapak-bapak.
Bu Menor itu guru penjaga kantin yang terkenal karena masih perawan dan punya body goals. Atas bawah besar semuanya. Mana bedaknya selalu tebal, se-tebal lapisan bumi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Salma
Teen FictionSetahun yang lalu, hidup Salma masih baik-baik saja sebelum kedatangan nya di SMA Penabur. Kepindahannya dari Prancis bukan tanpa sebab. Disini lah Salma di pertemukan dengan dengan sosok preman sekolah yang terkenal karena kedua orang tuanya kaya r...