11.

218 14 2
                                    

Doa dulu ygy.



"Karna harga sebuah percaya itu mahal. " - Exkoyss 2022.

"Ini semua gara-gara lo bangsat! Seandainya lo nggak ninggalin kita waktu itu, Vernon sama Bagas pasti masih ada sama kita! " Husein membentak Radja sembari mendorong-dorong bahu nya.

"Udah, Cen. Udah. " Resta berusaha meredamkan meski dalam hatinya Ia ingin menghajar Radja.

Radja hanya bisa diam dengan pandangan menunduk, merasa bersalah. "Maafin gue. "

"MAAF LO TUH BASI BANGSAT! " Tangan kanan Husein yang mengepal sudah melayang hampir mengenai kepala Radja, tapi untung nya Bara bisa menghalau nya.

"Ini Rumah Sakit anjeng! Kalian nggak kasihan lihat orang tua nya Vernon sama Bagas yang lagi berduka?! Ini Rumah Sakit bro. Jangan sampai gue masukin nama kalian ke daftar jenzah mayat yang mau di angkut cuma gara-gara nggak punya rasa empati, " ketus Bara.

"Mending lo pergi aja deh, Ja, " usul Tama seraya mengelus punggung cowok itu.

Bersama Tama, Radja berjalan beriringan menelusuri lorong ramai Rumah Sakit.Tiap mengingat kejadian semalam, Radja terus di hantui rasa bersalah kalau dialah yang menyebabkan kematian Vernon dan Bagas.

"Lo nggak perlu ngerasa bersalah, Ja. " Sebelum berpisah di pintu masuk lift, Tama menasehati Radja. "Ini semua bukan murni salah lo kok. Terkadang hal kayak gini emang harus kita rasain biar kita kapok nggak tawuran lagi. "

"Tapi tetep aja, Tam. Tiap lihat wajah Vernon di kamar, gue pasti langsung-"

"Kalo lo begitu Vernon juga nggak bisa tenang, Ja. Ikhlasin dia, " sahut Tama.

"Tapi gue nggak bisa, Tam. Gue yang udah bunuh sahabat gue sendiri! "

"Seenggaknya kalo lo anggap diri lo pembunuh, lo jangan cengeng kayak gini. Nggak ada pembunuh yang cengeng, " ketus Resta.

Radja mengucek hidung nya yang terasa gatal. Bulir-bulir air mata berjatuhan mengenai pipi nya.

Sembari tersenyum, Tama kembali mendekap tubuh tinggi besar Radja. "Gue tahu lo baik, Ja. Tapi untuk saat ini, Exkoyss belum bisa nerima lo. Mungkin kalo luka ini udah sembuh, lo bisa balik lagi jadi bagian dari kita. "

Radja makin terisak mengingat kalau dirinya sudah bukan lagi anggota Exkoyss.

"Kalo lo mau ngopi sama gue, lo bisa calling gue kapan aja bro. Gue siap everytime buat lo, "

"Makasih ya, Tam. "

"Makasih buat apa? "

"Gue janji bakal berubah dan renungin kesalahan gue, Tam. Kelak kalo kalian udah benar-benar bisa lupain kisah kelam ini, gue siap kapan aja kalo kalian butuhin. "

>.<

"LO HAMIL?! "

Bara mengamati ulang sebuah benda putih dengan dua garis merah di tengahnya. Di samping nya, Sofi sudah menangis sesenggukan sembari memegangi perutnya.

"G-gue nggak mau hamil, Bar. Gue takut.... "

"Gue masih pengen sekolah.... "

Bara makin bingung. Rasa kasihan bercampur marah mengendap di hatinya. Ia gelisah memikirkan satu-satunya pilihan bahwa Ia harus meninggalkan Salma.

"A-aku mau gugurin anak ini, Bar, " ucap Sofi seraya menatap ke arah Bara.

Cowok itu langsung menyahut telapak tangan kanan Sofi, "Berani lo gugurin anak gue, siap-siap entar malem gue buntingin lagi lo! " ancam nya.

Happy SalmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang