Doa dulu ygy.
•
•
•Malam ini Salma tidur sendiri karena Sofi belum pulang. Waktu awal membawa Sofi ke rumahnya, Salma agak kaget dengan gaya hidup Sofi yang selalu pulang tengah malam bahkan Sofi pernah nggak pulang dua hari tanpa kabar.
Tok-tok-tok! Salma langsung mengangkat kepalanya dan melirik ke arah pintu cokelat yang masih proses terbuka. Dari balik pintu, muncul seorang cowok semampai dengan setelan kaos hitam Nevada dan celana training hitam.
"Ngapain lo kesini? " sewot Salma pada Salman—kakaknya.
"Pinjem penggaris. " Tanpa permisi, Salman langsung mengobrak-abrik isi tas sekolah Salma. Ia mengeluarkan buku dan botol minuman yang lupa Salma taruh di dapur.
"Kok nggak ada toh, Ma? " geram Salman.
Salma mengedikkan bahunya tak acuh sambil bermain ponsel, "Ya mana gue tahu. "
"Cariin gih, " pinta Salman.
"Nggak mau lah! Lo siapa nyuruh-nyuruh gue? " kesal Salma sambil kakinya bergerak acak di dalam selimut.
Salman hanya diam lalu menaruh kaki kanannya di atas kaki Salma yang di balut selimut. "Diem nggak lo? " gemas Salman sembari berusaha menahan kaki Salma dengan kakinya.
"Bang Salmaaaaaaaaaannnnnnnnnnnn!!!!!!!!!!!! " rengek Salma.
"Mulut lo, Ma, " ucap Salman sambil menutup telinga dan menurunkan kakinya. "Bisa tuli gue. "
"Sakit bangke! " pekik Salma sambil mengelus-elus tulang kering kaki kanan nya.
Salman refleks mendesis kesal karena nggak suka jika adik nya bicara kotor. "Mulut lo. "
"Apa?! Mulut juga mulut gue. Apa urusan lo? " Salma menjulurkan lidahnya, mengejek Salman.
"Bundaaaaaaaaaaaaaaa!!!!! Adek nggak mau pinjami Salman penggariiiissssss!!!!!!!! " teriak Salman.
Kedua mata Salma langsung terbelalak. Ia langsung meloncat ke arah meja belajar nya dan mengambil tepak kecil berwarna hitam yang ada di atas tumpukan buku tulis lalu membuka nya. Dari dalam nya Salma mengambil penggaris kecil lalu menyerahkan nya pada Salman, "Nih! " berang nya sambil menyodorkan penggaris.
Salma memonyongkan bibir nya, mengejek Salma. "Muka lo tuh jelek! " pekik Salma sambil memukul lengan Salman.
"SALMAN! ADEK NYA JANGAN DI GANGGU NAKKK!! " teriak Bunda. Suara langkah kaki Bunda makin jelas mendekati pintu kamar Salma, membuat Salman ketar-ketir dan langsung berlari meninggalkan kamar adik nya.
"Sukuriiinnnnnnnn!!! " ejek Salma sebelum Salman menghilang di balik pintu kamar nya.
"Salman nggak makan? " Suara Bunda terdengar dari dalam kamar Salma yang pintu nya terbuka. Abang nya itu tak menghiraukan dan terus berlari menuju kamar nya.
"Abang mu kenapa sih? " tanya Bunda pada Salma.
"Nggak tahu tuh. Gak jelas, " jawab Salma dengan nada ketus sambil mencebikkan bibir nya, mengekspresikan rasa marah nya.
"Hush! Nggak boleh kayak gitu sama abang nya, " ucap Bunda, menasehati putri bungsu nya.
"Lah abang loh, bun. Dia tuh usil nya pakai bangetz, " rengek Salma.
Bunda hanya membalas nya dengan senyuman sambil menaruh beberapa botol vitamin di pojok meja belajar Salma dan mengambil botol vitamin yang kosong. Salma itu anak nya mudah sakit. Dia punya riwayat maag dan tipus sejak sekolah dasar. Sangat bertolak-belakang dengan abang nya yang nggak di kasih makan sebulan pun akan tetap segar bugar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Salma
Подростковая литератураSetahun yang lalu, hidup Salma masih baik-baik saja sebelum kedatangan nya di SMA Penabur. Kepindahannya dari Prancis bukan tanpa sebab. Disini lah Salma di pertemukan dengan dengan sosok preman sekolah yang terkenal karena kedua orang tuanya kaya r...