Eight : The First Accident In Past

29 9 22
                                    

"Hai, gue Alessa Deana. Ini hari ke delapan dimasa lalu. Gue gak tau kapan bakal balik ke masa depan dan gimana caranya. Tapi sekarang gue udah yakin karena ternyata gue gak sendirian. Gue di temenin sama temen yang gue lupain sebelumnya. Untuk Alea di masa depan, kalau lo nemuin video ini dimasa depan. Bilang makasih banyak-banyak sama Azzam. Karena dia yang bikin lo gak kebingungan sendiri."

Alea mengakhiri rekaman yang ia buat untuk dirinya sendiri, gadis itu memasukkan kamera yang kini barang yang selalu dibawanya kedalam tas.

Ia akan melanjutkan perjalanan menuju rumah Altaf, rutinitas mengerjakan tugas mingguan bersama tetap harus berjalan. Tentu saja dengan formasi lengkap, Alea, Azura, Altaf dan Azzam.

Mengapa dirumah Altaf? kerena rumahnya yang paling kondusif sepanjang akhir pekan. Jika di rumah Alea, mereka akan sulit berkonsentrasi karena ada Jidan, Rael dan Rai juga kedua orang tuanya. Belum lagi Jidan juga kerap kali membawa temannya kerumah untuk mengerjakan tugas atau sekedar berkumpul dan bermain saja.

Dirumah Azura lebih parah lagi. Selain rumahnya yang paling jauh diantara mereka dapat dipastikan rumahnya lebih kondusif untuk belajar karena lebih banyak orang dibanding rumah Alea. Dari kisah yang dulu, rumah Azura mengalami kebakaran tahun sebelumnya yang berarti kini ia tinggal dirumah neneknya bersama dengan keluarga besarnya jika tidak ada perubahan jalan takdir karena perjalanan waktu ini. Alea tidak mau memastikan karena khawatir membangkitkan luka teman baiknya itu.

Selanjutnya, dirumah Azzam. Itupun bukan pilihan yang tepat karena Alea, Azura dan Altaf berisik. Sementara seisi rumah Azzam itu sangat pendiam dan cinta ketenangan. Lihat saja bagaimana perilaku Azzam, kurang lebih seperti itu juga lah sikap seluruh anggota keluarga nya bisa jadi justru lebih pendiam.

Lantas mengapa dirumah Altaf bisa dikatakan kondusif, karena lelaki bernama lengkap Altaf Aldaffa itu merupakan anak tunggal kaya raya. Kedua orang tuanya sangat mencukupi semua kebutuhan lelaki itu termasuk ruang belajar yang proporsional. Dengan mereka belajar bersama dirumah Altaf selain memiliki tempat belajar yang baik dan bebas gangguan mereka juga akan mendapatkan asupan gizi yang baik karena Mama Altaf selalu siap sedia makanan sehat untuk menyambut mereka.

Kalau ditanya apakah Altaf keberatan teman-temannya main kerumahnya setiap pekan? Membuat kegaduhan bahkan sampai menghabiskan makanan. Jawabannya adalah tidak. Ia dan keluarga memiliki motto yang selalu dipegang dan katanya akan selalu ia pegang sampai kapapun.

"Berbaik hatilah pada setiap orang, karena tanpa hal tersebut hidupmu bukan apa-apa meskipun kamu kaya raya."

Maka jika kamu diminta untuk mendeskripsikan Altaf, jawaban nya sederhana, dia adalah orang baik. Altaf merupakan orang yang berbaik pada teman, pada tetangga, pada lingkungan sekitar bahkan karena baiknya orang-orang sampai salah paham hingga pernah di cap playboy karena kepeduliannya dan sikap siap sedia menolong pada teman-teman di sekolah.

Altaf bahkan hampir membelikan Azura rumah baru saat tahu tentang kebakaran yang menimpa keluarga nya. Namun kata Azura itu bukan baik lagi, tetapi terlalu baik! Dan langsung Azura tolak saat itu juga.

"Altaf! Belajar bareng yuk!" Seru Alea dan Azura di depan gerbang besar rumah lelaki itu. Lupakan tentang fakta kini Alea sebenarnya berusia dua puluh tujuh tahun, ia senang berpura-pura menjadi anak anak SMA lagi.

Azzam yang berada di sebelah kanan keduanya hanya tertawa pelan. Sebenarnya mau bagaimanapun Alea dan Azura berseru suara mereka bahkan tidak mencapai ruang tamu rumah Altaf yang besar itu.

"Kalau kita pencet bel aja gimana?"

"Oh iya! Ah gimana lo Al, malah ngajak dia nyamper dia gini sih."

"Lah kok gue, kan lo yang pertama bilang satu dua tiga ya gue reflek bilang —"

"Altaf! Belajar bareng yuk!" Ujar keduanya bersamaan lagi yang kini sukses membuat Azzam tertawa.

U-turn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang