A way To get closer

892 113 5
                                    

Sebuah perjanjian besar sudah Rose sepakati, Rose sebenarnya tidak menyangka bahwa perusahaan sebesar Jk Corp akan menyuntikkan dana untuk butik Rose yang berencana akan mulai melakukan pembangunan untuk perusahaan yang mengelola majalah  baru mereka yang akan berpusat di Seoul.

Meskipun Rose tidak bertemu dengan petinggi perusahaannya secara langsung tapi perusahaan itu mengirimkan seseorang untuk menyerahkan dokumen persetujuan yang sudah di legalisir resmi oleh perusahaan itu sendiri. Rose sudah memiliki beberapa cabang butiknya di beberapa daerah seperti Busan, Ilsan dan tempat lainnya tapi untuk Seoul Rose belum berniat untuk membangunnya.

Baru sekarang Rose memiliki rencana itupun karena Soon Bin yang terus mengatakan padanya bahwa butik ini perlu satu cabang lagi di pusat kota, meskipun butik Rose tergolong cukup baru karena baru beroperasi sekitar dua tahun itu tapi berkat namanya yang sukses tak sulit untuk Rose menjangkau para konsumen.

Sungguh hari yang melelahkan untuk Rose setelah mensurvei lahan yang rencananya akan Rose beli untuk membangun butik barunya Rose langsung pergi ke mall untuk melihat secara langsung fashion seperti apakah yang kini tengah orang-orang gandrungi.

Pukul sepuluh malam tepatnya Rose baru bisa pulang ke apartemennya yang tak berjarak jauh dari agensi tempat ia bekerja dulu. Rose menjatuhkan dirinya di atas ranjang begitu saja. Rasa lelah ini sebenarnya sudah biasa untuk Rose tapi kenapa rasanya benar-benar lelah tak seperti biasanya Rose seperti ini.

Tubuhnya lebih lemas dan perasaannya juga tidak baik sedari pagi padahal Rose tak tau apa penyebab dirinya bisa tiba-tiba seperti ini memang membingungkan sekali Rose pun sudah lelah dengan dirinya yang sangat tidak jelas apa kemauannya.

Ah bahkan Rose rasa ia malas sekali untuk sekedar mandi atau mengganti pakaiannya ini. Tiba-tiba saja ponselnya berdering membuat Rose yang tadinya akan memejamkan matanya langsung mengambil ponsel itu dan mengangkat panggilan itu tanpa membaca siapa nama penelepon itu.

"Yabboeseo?" Sapa Rose sembari melepaskan sepatu dan kaus kaki yang ia gunakan dengan kakinya.

"Yabboeseo, kau di mana sekarang?" Suara itu membuat Rose seketika mendudukkan dirinya. "Aku berada di depan apartemenmu, apa kau ada di sini?"

"Chan kenapa tiba-tiba kesini?" Tanya Rose gadis itu dengan panik lari ke ruang tengah merapikan apartemennya yang sudah seperti kapal pecah.

"Eomma memaksaku pergi, dia tadi memasak makanan dan mendesakku untuk pergi mengantarkan makanan ini untukmu, tak masalah aku tau kau lelah tidak perlu merapikan apartmenmu buka saja aku tidak akan lama."

Ucapan Chanyeol membuat Rose seketika terdiam. "B-baiklah," Rose mematikan sambungannya, gadis itu berjalan membukakan pintu untuk Chanyeol yang katanya sudah ada di luar apartemennya.

Rose membuka pintu itu dan benar saja, pemandangan yang ia lihat pertama adalah Chanyeol yang masih menggunakan setelan jas nya dan menenteng sebuah tote bag yang berisi makanan seperti yang pria itu sebutkan tadi.

"Masuk dulu." Ucapnya sembari bergeser memberi jalan untuk Chanyeol masuk kedalam. "Maaf berantakan aku belum sempat membersihkan rumah. Kau mau minum apa?" Tanya  Rose setelah Chanyeol duduk dengan nyaman di ruang tamu yang sebenarnya masih berantakan.

"Kau tau apa yang selalu ku minum di jam ini, kan?" Tanya Chanyeol membuat Rose terdiam sejenak mencoba mengingat kebiasaan lamanya yang selalu menyajikan minuman setelah Chanyeol kembali dari pekerjaannya.

"Teh hijau." Gumam Rose tanpa sadar, gadis itu kemudian menatap kearah Chanyeol yang menatapnya juga. "A-ah, sebentar akan aku ambilkan." Ucap Rose dengan cepat gadis itu memutuskan kontak mata diantara keduanya dan berlari kecil menuju dapur untuk menyiapkan teh sekaligus membuang rasa gugupnya.

A Little Fault ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang