[ Tolong kasih tau aku untuk typo di bab ini dan kalau memang ada yang harus disampaikan ke aku. Terima kasih!^^♡+ ]
Sasuke bersumpah ia tidak melakukan apa pun pada Naruto.
Sekarang ia masih terjaga, Naruto sudah tertidur pulas dalam pelukannya. Mengingat satu jam yang lalu.
“Aku mau, aku mau!”
Seringai tipis Sasuke melebar.
Ia langsung menerjang Naruto dan menggelitiki perut dan pinggang Naruto sampai Naruto melupakan buku gambar dan pensil warna yang dibelikan Obito untuk si pirang.
“Kenapa Sasuke mau menggigit bahuku? Memang bahuku bisa dimakan sekarang? Apa Sasuke lapar lagi?”
Sasuke berhenti ketika kulit mulus bahu Naruto beberapa inci lagi bersentuhan dengan giginya. Mendongak melihat langsung birunya mata Naruto yang penasaran dan polos sekaligus menatapnya.
Sasuke merutuki dirinya sendiri dalam benak melihat mata itu.
“Tunggu sebentar. Aku akan menolong Sasuke!” Belum sempat memproses apa yang dikatakan Naruto, Naruto sudah lebih dulu melepaskan dekapannya, keluar dari bawah tubuhnya yang menindihnya, turun dari kasur lalu membuka pintu kemudian berlari keluar kamar dan tidak lagi menutup pintu yang terbuka sedikit.
Sasuke masih terdiam di posisi awalnya, belum mengerti apa yang terjadi tapi dari pintu kamar yang terbuka sedikit, ia masih bisa mendengar suara-suara yang terdengar bisikan karena jaraknya dan ia tidak tahu apa yang sedang dibicarakan mereka.
Sampai ia mendengar Obito meneriaki namanya.
“SASUKE!”
Ia mendengar langkah kaki lebih dari satu pasang ke arah kamarnya dan Naruto.
Obito membuka pintu yang terbuka sedikit menjadi lebar. Memasang wajah garang. Di belakangnya Shisui dan Itachi juga memasang wajah yang sama dengan Obito.
“Beraninya kau membuat tanda merah di leher adik kami!” Sungut Obito.
Sasuke bersumpah tidak melakukan apa pun tapi hanya melakukan satu hal.
Itu pun sedikit kebablasan. Sungguh, sedikit!
Obito berlari ke arahnya yang hendak bangkit dari tidurannya tetapi telah diserang Obito disusul Shisui dan Itachi yang tak terima adik kesayangan mereka dinodai oleh Sasuke.
Mereka memukulnya dengan bantal-bantal, Sasuke mencoba mengelak dan memukul balik tetapi menghadapi tiga pria tua yang mengamuk ditambah Naruto yang muncul dari arah pintu yang terbuka dan berdiri ayahnya di ambang pintu yang mana si pirang ikut membantu ketiga pria itu yang disangkanya mungkin mereka sedang bermain dan menyerangnya sembari tertawa menikmati penderitaannya yang tak mampu dibalasnya tiap pukulan bantal dari Naruto.
Pertengkaran bantal berhenti, Naruto lebih memilih ikut dengan ayahnya untuk makan lagi meski telah makan malam dua jam yang lalu. Itachi dan Shisui menyusul, sedangkan Obito memberikan tatapan dengan menunjuk bergantian kedua matanya dan matanya pria itu sendiri dengan dua jari tangan kanannya kemudian menutup pintu dengan keras meninggalkannya sendirian dengan kamar berantakan seperti penampilannya.
Sasuke menghela napas panjang mengingat kejadian memalukan itu dan apa yang dikatakan Naruto pada ayahnya yang ada di ruang keluarga dengan yang lain saat ia meminta Naruto bercerita.
“Ayah, kasihan Sasuke. Dia lapar lagi. Bahuku sampai ingin dimakan.” Naruto berdiri di depan sofa yang diduduki Fugaku, mendongak dari laptopnya dan melihat tanda merah kecil sedikit samar di leher Naruto. Obito, Kakashi, Shisui, dan Itachi melihatnya juga dan langsung tahu apa yang telah dilakukan Sasuke dan apa yang dikatakan Naruto sambil menunjuk arah kamar yang ditempatinya dengan Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M AT 9 PM [ SasuNaru ] ✓
FanfictionSasuke patah hati untuk pertama kalinya ketika ibunya, Uchiha Mikoto, meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal. Sasuke stres berat karena duka yang mendalam. Ibunya adalah segalanya baginya, dunianya, hidupnya, napasnya. Maka ayahnya, Uchiha Fugak...