Sasuke kembali ke kamarnya setelah meninggalkan loteng yang pintunya dibiarkan terbuka.
Berjalan mendekati kasur dan duduk di pinggir, matanya menatap bingkai foto mendiang ibunya yang ada di atas nakas di samping kepala ranjang.
Sasuke mengambil bingkai foto itu. Menghela napas berat ketika kesedihan menyeruak secara brutal di dalam dadanya menatap wajah cantik dan senyum lembut ibunya.
Bayangan-bayangan ketika bersama ibunya terputar secara otomatis di kepalanya ketika menatap manik mata ibunya yang sama dengan miliknya di dalam foto.
Sejak kecil sampai sebelum ibunya dikabarkan meninggal di tempat pada kecelakaan tunggal, hanya ibunya yang mampu menjangkaunya, hanya ibunya yang bisa menyentuh jiwanya yang paling tersembunyi dari dunia.
Kehilangan ibunya membuat warna di dunia Sasuke hanya tertinggal warna hitam.
Perasaan sakit yang berbeda itu akan hidup abadi bersamanya.
Ponsel yang tergeletak di nakas dekat lampu tidur menyala, lima pesan baru dari Itachi, di bawah nama kakaknya itu ada banyak notifikasi pesan yang belum dibaca dan panggilan tak terjawab, yang Sasuke abaikan sejak sampai di rumah mendiang ibunya.
Perut Sasuke berbunyi, membuat Sasuke terkalihkan, dan baru ingat ia hanya mengisi perutnya saat makan siang kemarin.
Sasuke meletakkan kembali bingkai foto ibunya dekat ponsel yang terabaikan. Keluar kamar menuju dapur untuk memasakkan dirinya sendiri yang pernah diajari ibunya ketika ia dan ibunya menghabiskan waktu bersama dulu.
Setelah mengisi perutnya dan mandi, Sasuke mencoba tidur karena belum tidur semalaman tetapi tidak bisa karena pikirannya tertuju pada Naruto.
Sasuke masih tidak menyangka pada kejadian aneh yang menimpanya.
Ini adalah jaman modern, tidak ada lagi hal-hal aneh seperti yang dialaminya tetapi Sasuke sadar ia hidup di dunia yang bisa saja segala hal menjadi mungkin.
Tetapi Sasuke skeptis.
Kadang percaya bahwa Naruto nyata ketika bersamanya tetapi menjadi tidak percaya ketika sendirian, karena ketika ia sendirian, segala hal akan ia pikirkan sampai ke akar-akarnya.
Sasuke kembali ke loteng dengan ponselnya.
Duduk di depan Naruto yang berdiri kaku, menonaktifkan internet ponselnya dengan sengaja agar tidak ada yang mengganggu rencananya.
Sasuke membuka aplikasi jam di ponselnya yang menunjukkan waktu pukul 5 sore.
Meski terlalu dini untuk memulai tetapi Sasuke harus bersiap lebih awal agar ia tahu kapan tepatnya Naruto berubah menjadi manusia biasa.
Karena kemarin pada pukul 9.17 malam, Naruto telah menjadi normal dan mengingat apa yang dikatakan Naruto bahwa si pirang itu akan berubah ketika malam hari dan sebelum matahari terbit.
Tidak ada yang dilewatkan Sasuke tiap jengkal tubuh Naruto ketika hari telah memasuki malam.
Tidak membiarkan dirinya berkedip banyak takut melewatkan satu gerakan yang akan ditimbulkan Naruto ketika masuk jam 8 malam.
Menegakkan punggungnya yang melengkung sedikit karena merasakan kram duduk berjam-jam dengan tubuh kaku ketika jam melewati 8.30.
Sasuke menyipitkan matanya ke arah Naruto, ponsel yang tergenggam di tangan kanan di arahkan di depannya juga, bergantian dengan cekatan memerhatikan Naruto dan jarum jam di ponselnya.
Tepat jam 9 malam, Sasuke melihat gerakan jari telunjuk kanan Naruto bergerak yang disusul dengan jarinya yang lain, tak lama tubuh kaku itu bergerak dengan bebas.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M AT 9 PM [ SasuNaru ] ✓
FanficSasuke patah hati untuk pertama kalinya ketika ibunya, Uchiha Mikoto, meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal. Sasuke stres berat karena duka yang mendalam. Ibunya adalah segalanya baginya, dunianya, hidupnya, napasnya. Maka ayahnya, Uchiha Fugak...