Sasuke tidak menghitung sudah berapa kali film berganti ketika satu film selesai, Naruto akan meminta untuk menonton lagi. Jadi, Sasuke memutar semua film animasi, yang aman.
“Sasuke, apakah bebek-bebek itu sepertiku ketika siang hari?”
Dari depan TV, Sasuke melihat Naruto yang duduk bersila di sana, tidak lagi di sofa tunggal di seberangnya, berbalik menatapnya polos, menunjuk bebek-bebek mainan yang ada di bak mandi besar di mana ada tiga orang anak berpakaian renang berenang di sana.
Sasuke menggeleng untuk menghalau kabut kantuk di matanya.
“Tidak. Mereka benda mati.” Jawabannya, memijat-mijat ujung alisnya.
“Mereka mati?” Tanya Naruto.
“Mereka bukan sudah mati, mereka memang tidak hidup.”
Sasuke berhenti memijit pelan ujung alisnya saat tidak ada sahutan dari Naruto, membuka matanya dan melihat Naruto yang dahinya berkerut dalam.
“Mereka... mati?” Tanya Naruto lagi.
Sasuke menarik napas tajam. Meluruskan tatapannya pada Naruto.
“Bebek-bebek itu seperti meja ini.” Jari telunjuk Sasuke mengetuk-ngetuk dengan keras pada meja. Naruto melihat jari Sasuke dan terdiam lama, berpikir. “Oh...” Naruto bergumam. Berbalik lagi ke depan untuk menonton TV yang ada di hadapannya. Sasuke tidak tahu pemahaman apa yang ditangkap Naruto.
Sasuke mengusap wajahnya, ia sangat mengantuk tetapi tidak ingin tidur lalu membiarkan Naruto sendiri terjaga sepanjang malam.
Jarum pendek dan panjang jam di dinding menunjuk angka dua dan dua belas. Sudah jam dua dini hari tepat. Sasuke menutup mulutnya saat menguap untuk yang ke sekian kalinya.
Dan ada satu ide muncul di kepalanya untuk menghilangkan rasa kantuk.
Sasuke akan mandi untuk menyegarkan diri dengan air dingin, berharap setelah mandi rasa kantuknya hilang sebelum matahari terbit.
Ia berdiri, merenggangkan otot pinggang dan tangannya.
“Jangan terlalu dekat pada layar TV, duduk kembali di sofamu.” Naruto berbalik lagi pada Sasuke yang menunjuk sofa tunggal tempatnya sebelum duduk di depan TV, melihat Sasuke berdiri dan berjalan meninggalkan ruangan itu, Naruto langsung berdiri dari duduknya.
Berjalan mengikuti Sasuke.
“Sasuke mau ke mana?” Sasuke menghentikan langkahnya saat baju belakangnya ditarik Naruto.
“Mandi.” Jawabnya. Ia melihat mata biru Naruto berbinar besar. “Seperti mereka?” Naruto menunjuk layar TV yang masih menyala menayangkan anak-anak yang masih berenang di dalam bak mandi.
“Ya.” Sasuke hanya ingin memudahkan segalanya.
“Aku mau mandi, aku mau mandi juga, Sasuke!” Naruto melompat-lompat kecil di tempatnya berdiri.
Sebelum mengatakan tidak, Sasuke yang melihat pakaian yang dipakai Naruto sejak pertama kali bertemu tiba-tiba berpikir.
“Kau tidak pernah mandi?” Sasuke bertanya ragu. Naruto berhenti melompat-lompat, “Uh, uh!” Naruto menggeleng dengan pipi digembungkan.
“Ayo, Sasuke, ayo, mandi...!” Naruto kali ini menggenggam tangan kanan Sasuke, menarik-narik ke arah lorong, yang mungkin Sasuke tebak Naruto tahunya letak kamar mandi di rumah itu ada di sana.
“Kau tidak mandi sejak... ada di sini?”
Sasuke bertanya hati-hati, tidak tahu juga Naruto akan mengerti maksudnya bertanya demikian atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M AT 9 PM [ SasuNaru ] ✓
FanfictionSasuke patah hati untuk pertama kalinya ketika ibunya, Uchiha Mikoto, meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal. Sasuke stres berat karena duka yang mendalam. Ibunya adalah segalanya baginya, dunianya, hidupnya, napasnya. Maka ayahnya, Uchiha Fugak...