Apa-apaan!?
Sasuke tidak pernah salah pada ingatannya sendiri. Jelas-jelas ia melihat wajah itu pada patung berbentuk manusia yang ada di loteng rumah mendiang ibunya.
Patung manusia yang berdiri kaku menatap keluar jendela. Yang kini berdiri di depannya, bergerak dan mengedip!
Sasuke masih dalam posisi awalnya, menodongkan moncong pistol ke dahi, ia tidak tahu harus menyebut apa yang ada di depannya.
Namun Sasuke dibuat terkejut dengan aksi orang yang menyerupai patung di loteng, melahap moncong pistolnya.
Sasuke menarik pistolnya dari dalam mulut si pirang hingga si pirang terdorong ke depan tanpa sadar Sasuke telah menariknya dengan kuat.
Tetapi bibir yang telah melahap pistolnya mengembang menjadi senyum. Senyum lebar yang menampilkan deretan gigi rapi dan putih. Pipi bergaris itu menggembung.
Sasuke menurunkan pistolnya ke sisi tubuhnya tapi tidak melepaskan sikap siap untuk keadaan mendadak yang ada di depannya.
“Bagaimana kau bisa masuk ke sini?” Sasuke bertanya dengan nada mengintimidasi meski dalam keadaan kebingungan yang berat.
Tapi sepertinya aura mengintimidasinya tidak mempan pada orang di depannya, karena bukannya takut, si pirang semakin melebarkan senyumnya.
“Di mana kau tinggal?” Pertanyaan itu tercetus begitu saja. Ingin memastikan ketidakpercayaannya.
Dahi Sasuke mengerut dalam ketika si pirang berbalik dan berjalan kembali menuju lorong tempatnya datang.
Sasuke mendengar langkah kaki di anak tangga yang menggebu.
“Di sini, di sini! Aku tinggal di sini!”
Sasuke mendengar suara seruan seseorang, yang ia asumsikan suara si pirang, yang terdengar jauh.
Sasuke masih berdiri di tempatnya, tidak lagi mendengar suara. Tetapi tak lama suara langkah kaki menapak cepat di anak tangga lalu terlihat siluet di lorong dan melihat si pirang berlari ke arahnya, berdiri di depannya lagi.
“Kenapa kau tidak mengikutiku? Aku sedang menjawab pertanyaanmu, tahu!” Si pirang berseru bingung lalu protes seperti anak kecil.
Sasuke tidak berhenti bingung namun mulai menangkap jawabannya. “Kau tinggal di sini?” Sasuke menyerengit, tidak bermaksud menunjuk di mana yang ia tanyakan antara di tempat mereka berdiri atau di tempat yang si pirang tunjukkan.
“Bukan! Bukan di sini!” Sasuke melihat tangan si pirang yang menunjuk pada lantai di bawahnya, bermaksud bukan di tempat mereka berdiri dia tinggal. “Tapi,” Belum sempat merespons, si pirang meninggalkan Sasuke lagi melewati lorong dan langkah kaki di anak tangga.
“Tapi di sini! Aku tinggal di sini!” Seruan yang jauh terdengar di telinga Sasuke lagi tapi Sasuke masih terpaku di tempatnya.
Si pirang kembali lagi berdiri di tempatnya, di depan Sasuke, kali ini lebih dekat. Mata bulat birunya menatap Sasuke dengan bingung karena tidak menemukan Sasuke di tempat yang ditunjukkan.
“Katakan saja di mana kau tinggal, tidak perlu pergi menunjukkannya.” Kata Sasuke akhirnya.
Orang di depan Sasuke mengangguk-angguk, sepertinya baru mengerti. “Aku tinggal di sana!” Tangan kanan terulur ke arah lorong gelap, namun Sasuke tahu apa yang ditunjuk si pirang.
“Loteng?” Tanya Sasuke memastikan. Si pirang mengonfirmasi dengan anggukan cepat dan bibir rapat tersenyum lebar.
Sasuke menahan diri dari pening di kepalanya mengetahui fakta.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M AT 9 PM [ SasuNaru ] ✓
FanficSasuke patah hati untuk pertama kalinya ketika ibunya, Uchiha Mikoto, meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal. Sasuke stres berat karena duka yang mendalam. Ibunya adalah segalanya baginya, dunianya, hidupnya, napasnya. Maka ayahnya, Uchiha Fugak...