Part 15 - Pertanyaan Baru

0 1 0
                                    

Melihat keadaan Nanden yang selalu penasaran dengan kisah kelam di masa lalunya, membuat Nadira juga ikut penasaran, semua ini memang tidak jelas, terlebih saat Nanden berulang kali mimpi kejadian yang sama, pun reaksinya saat melihat benda-benda yang mirip dengan apa yang dia lihat di dalam mimpinya itu.

***

“Udah jam empat sore,” lirih Nadira saat melihat jam di pergelangan tangannya, “Aku harus cepat-cepat pulang.”

Nadira bergegas dari kantornya dengan tergesa-gesa, apa yang membuatnya menjadi tergesa-gesa seperti itu? Rupanya, dia sudah ada janji dengan pemiliki toko elektronik untuk meminta seseorang memasang CCTV baru di rumahnya. Dia melakukan itu lantaran bunga-bunga kesayangan milik ibunya banyak yang hilang di teras depan, padahal gerbang selalu dia kunci dengan benar.

Saat di perjalanan, Nadira menghentikan laju motornya karena lampu merah tengah menyala. Namun, dia sedikit terbelalak saat melihat Mala sedang berada di dalam taksi berwarna biru, tak jauh dari sampingnya berhenti. Nadira terus melihatnya, ia memincingkan mata memperhatikan dengan detail untuk memastikan jika wanita itu benar-benar Mala, ibu sambungnya Nanden.

“Benar, itu Tante Mala. mau kemana dia sore-sore begini?” lirihnya seorang diri.

Tanda tanya melintas seketika dalam tempurung kepalanya. Nadira bertanya-tanya, mau ke mana wanita itu sore-sore begini naik taksi? Bukannya setiap bepergian selalu bersama sopir pribadinya? Melihat kecurigaan itu, Nadira yang awalnya hendak pergi ke toko elektronik, akhirnya dia memutuskan untuk membatalkan pertemuannya. Lampu kembali hijau, dia langsung mengikuti taksi biru itu dari belakang dengan hati-hati.

***

“Pak berhenti di sini saja,” Ucap Mala.

Taksi itu menghentikan lajunya, menurunkan Mala di sebuah deretan ruko yang sudah tampak terbengkalai.

“Mau ngapain Tante Mala ke sini?” tanyanya pada diri sendiri.

Nadira terus membuntutinya dari jauh. Melihat gelagat Mala, dia sepertinya tengah menunggu seseorang. Nadira turun dari motornya, dia memarkirkannya sebentar di bawah pohon besar.

Setelah cukup lama Nadira memperhatikan Mala, tiba-tiba Nadira melihatnya tengah menelpon seseorang, pun tak lama Mala berjalan pergi meninggalkan tempat itu dengan berjalan kaki.

“Benar, ada yang ngga beres nih!” seru Nadira dalam hati.

Seperti tidak ada rasa takut, Nadira langsung mengikutinya dari belakang dengan berjalan kaki juga dan membiarkan motor bebeknya ditinggal sebentar di bawah pohon besar itu, baginya akan terlalu repot jika mengikuti Mala dengan menggunakan motor.

Tak berjalan begitu lama, Nadira menghentikan langkahnya saat melihat Mala hendak masuk ke sebuah gedung tua. Dia tertegun melihat sebuah gedung tua besar di hadapannya, karena dia sama sekali tidak mengetahui ada gedung tua besar di daerah sini.

Dia tak bisa melanjutkan pengintaian ini dengan ikut masuk juga ke dalam gedung itu, mungkin akan cukup berbahaya baginya. Dia hanya bisa terdiam, memutar segala isi kepalanya untuk mencari-cari jawaban dari apa yang sudah dia lihat hari ini.

“Apa yang dia lakukan di tempat ini?” tanyanya dari dalam hati penuh penasaran.

Tak mau mengambil risiko terlalu besar. Cukup tahu, dan cukup untuk pengintaian yang tak disengaja ini. Ini akan menjadi salah satu bukti dari kecurigaan bahwa selain Mala mengincar harta Rudi, dia juga sepertinya memiliki maksud lain, dan gedung tua ini menjadi tanda tanya baru baginya.

Nadira langsung berbalik arah, dia kembali ke motornya dan pulang. Benar-benar membingungkan, sebenarnya apa yang akan dilakukannya di gedung tua itu?

***

NandenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang