" Maichail "
Maichail yang sedang menikmati ekspetasinya di alam mimpi itu terkejut sontak menbelabakan matanya. Ia langsung terduduk kaget.Setelah kesadarannya penuh ia bergegas menemui si pengrusak mimpi indahnya.
" Apa sih bunda sayang, yang imut yang cantik, yang manis "
Celoteh Maichail kesal. Ia sekarang sudah duduk di seberang bangku Ibunda tercintanya itu." Nih minum dulu "
Aalona menyodorkan gelas berisi jus jambu itu kepada Maichail. Maichail langsung menerimanya kebetulan tenggorokannya lumayan kering." Ada kabar gembira buat anak Bunda yang ganteng ini "
Perasan Maichail mendadak tidak enak. Ia fokus mendengarkan kata kata selanjutnya sembari meminum jus buatan ibundanya itu.
" Maichail mulai lesnya nanti "Maichail terbatuk-batuk karena tersedak.
" Iya sayang, bunda tau Maichail senang. Tapi biasa aja dong gak usah lebay "
" Oh my god, Maichail itu tertekan bunda "
" Orang bunda dari tadi diam kok gak nyentuh kamu, gimana caranya nekan nya coba. Nyentuh ja engggak. Aneh! "" Iya deh terserah bunda Aalona saja "
Tok tok tok . Suara ketukan pintu itu membuat Maichail menbelabakan matanya. Melihat reaksi anaknya itu membuat Aalona terkekeh pelan.
" E-emang ha-harus sekarang bunda "
" Iya. Udah sekarang bukain pintunya!! "Dengan langkah malas ia menghampiri pintu kemudian membukanya. Jantung Maichail seperti berhenti berdetak. Ia terkejut siapa yang berdiri di depannya saat ini.
" Silahkan masuk "
Kata Maichail mengajak perempuan itu memasuki rumahnya. Gadis itu terheran dia pikir ia akan mengajari anak SD rupanya tidak. Ia sedikit menyesal menerima tawaran dari wanita paruh baya yang berada di depannya sekarang ini." Maaf ya tante bohong sama kamu. Tante pikir kalau yang ngajar Maichail teman terdekatnya ia akan menurut "
Ujar wanita itu kemudian. Fahira mengantuk mengerti walaupun ia sedikit bingung dengan akhir kalimat itu ' teman terdekat '. Dari tadi Maichail terus mengembangkan senyumannya." Kalau yang ngajar Hira ya bun Maichail gak mau absen deh "
Kata Maichail bersemangat dan menata buku bukunya di atas meja. Fahira terlihat gugup." Rilex aja Hira, anak tante emang tampangnya kanibal tapi gak gigit kok"
Kelekar dari bundanya itu membuat Maichail membulatkan matanya.
" Udah di mulai gih belajarnya "
Pungkas Aalona tak mau anaknya itu membantahnya lagi." Bisa nggak ganti pelajarannya jangan matematika mulu? "
Tanya Maichail ketika Fahira memulai pembelajar pertama mereka. Terdengar helaan nafas panjang dari gadis itu.
" Belajar kok nawar "
Celetuk Aalona yang sedari tadi tak juga beranjak pergi. Ia benar-benar mengawasi ketat anak laki lakinya." Hira, bisa kan? "
" Mau belajar tentang sejarah? "
Tanya Fahira halus. Walaupun dia tak terlalu menguasai materi itu tapi ia cukup memahaminya walaupun sedikit. Gelengan kuat yang Fahira dapatkan.
" Mau belajar ekonomi? "
" Boleh gak?, gak belajar?. cerita cerita aja sama Hira "Aalona yang mendengar itu sontak menarik keras telinga anaknya.
" Modus "
Kata Aalona tanpa melepaskan tangannya dari telinga Maichail. Fahira yang melihat wajah Maichail yang sedikit memerah itu terikut meringis." Sakit bunda, iya enggak "
Kata Maichail memohon. Melihat wajah melas dari Maichail membuat sudut bibir Fahira terangkat.
" Dia sangat berbeda, ketika dengan ibunya dia sangat manis dan lembut "Fahira geleng-geleng setelah sadar apa yang baru saja ia pikirkan itu salah. Segera ia beristigfar. Maichail menatap heran gadis yang sedang menggelengkan kepalanya itu.
" Kenapa? Lagi ngebayangin aku ya "
Katanya dengan kepercayaannya diri yang tinggi. Fahira mengglengkan kepalanya cepat. Seolah menolak mentah-mentah tuduhan dari Maichail.Aalona geleng geleng melihat peringai anak laki-laki nya itu. Pintu rumah mereka terbuka. Membuat ketiga orang yang sedang terduduk di lantai ruang tamu itu menoleh serentak.
" Oh ada tamu ya tante "
Kata Sandi sambil menyalimi tangan Aalona.Sandi mengamati buku buku yang berserakan di lantai.
" Wah lo lagi belajar ya Mai? "
Pertanyaan tak bermutu dari temannya itu membuat Maichail memutar bola matanya malas." Mau minum apa Sandi? "
Tanya Aalona ramah.
" Hem ah gak usah repot-repot tante, tapi kan Sandi tamu harus merepotkan dong. Air putih aja deh tante, kopi juga boleh "
Mendengar kalimat panjang dari Sandi itu membuat Maichail geram.Apa ini katanya tak mau merepotkan ia menempeleng kepala Sandi.
" Lu kira rumah gue warung "
Sandi hanya nyengir dengan wajah watados itu. Fahira yang melihat itu terikut tersenyum." Ya udah kalau gitu tante kebelakang dulu "
Setelah memastikan Aalona sudah di telan pintu dapur. Maichail menampol wajah Sandi dengan menggunakan buku paketnya." Napa sih? Pms? "
Kata Sandi kesal. Maichail menatapnya tajam.
" Lu ngapain ngadu ke nyokap "
Kata Maichail to the point. Sandi hanya menjawabnya dengan satu kata.
" Oh "
Sontak saja kembali memunculkan geram pada hati Maichail." Penting sama Fahira kan? "
Kata Sandi berbisik dengan menaik turunkan alisnya. Maichail kembali menampol wajah menjengkelkan temennya itu." Ekhem "
Fahira berdehem untuk menghentikan obrolan dari keduanya.
" Oh ya maaf silahkan di lanjut lagi "
Kata Sandi yang paham akan kode yang di berikan Fahira. Akhirnya mereka melanjutkan kegiatan belajar mengajar nya itu dengan di temani oleh Aalona juga Sandi.Walaupun mereka suka sekali menganggu konsentrat Maichail.
" Pinter banget anak bunda "
Puji Aalona membuat Sandi tertawa lepas. Melihat reflek dari temannya itu sontak membuat Maichail memalingkan wajahnya.
" Sama Hira tante, pantesan mau "Mendengar penuturan dari Sandi membuat emosinya kembali menguasai dirinya. Ia menahan sebisanya emosi itu yang membuat wajahnya memerah. Sandi yang melihat perubahan raut wajah sahabatnya yang tak bersahabat itu menghentikan kejailannya.
Setelah berkutat dengan berbagai macam bentuk soal akhirnya pembelajaran les itu berakhir.
" Beneran nih gak mau di anterin "
Fahira menggelengkan kepalanya.
" Modus "
Ejek Sandi kemudian. Fahira segera meninggalkan rumah mewah itu.Maichail menatap gadis itu sampai ia hilang di telan ramainya kendaraan yang berlalu lalang di depan rumahnya. Sandi mengglengkan kepalanya melihat tingkah sahabatan yang makin hari makin rada. Rada stres maksutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
pergi atau berhenti
Teen FictionDua pilihan yang berat. Antara mempertahankan tapi kehilangan. atau meninggalkan agar bisa mendapatkan.