28. di tahan

8 1 0
                                    

Maichail sedang duduk santai dengan Aalona. Mereka menikmati teh melati di teras rumah di pagi hari ini. Tiba tiba ada dua tamu tak di sangka.
" Dengan saudara Maichail "
" Iya saya sendiri "
" Ada apa ya pak? "
Tanya Aalona yang langsung berdiri dari duduknya.




" Kami akan menahan saudara Maichail atas tuduhan tabrak lari "
Maichail maupun Aalona terkejut. Mereka serentak saling menatap.
" Mana surat penangkapannya? "
Tanya Aalona tenang. Ia berpikir bahwa anaknya itu tak mungkin melakukannya. Sedangkan Maichail lemas seluruh ikatan sendinya.




Ketakutan yang paling ia takuti tak bisa ia hindari sekarang. Aalona membaca keseluruhan surat itu. Ia menatap Maichail tak percaya. Maichail pasrah ia mengulurkan kedua tangannya untuk di borgol.
" Maichail? "
Tanya Aalona dengan wajah kecewa butiran bening menetes deras. Kelopak mata itu tak sanggup lagi membendung nya.




" Maafin Maichail bun, bunda jaga diri baik baik ya "
Kata Maichail kemudian ikut pergi bersama kedua polisi yang menjemputnya. Aalona lemas. Ia langsung terduduk. Lagi lagi ia harus dipaksa untuk melepaskan orang yang ia punya. Anak laki laki yang selalu menemaninya itu telah melakukan kesalahan fatal.





Aalona terduduk ia menangis sesegukkan. Ia menenangkan dirinya sendiri. Setelah tenang ia menghampiri telepon rumah. Ia menelpon seseorang. Setelah itu ia segera mengganti baju santainya itu dengan baju formal. Setelahnya datang mobil sport hitam berhenti tepat di depannya. Ia langsung masuk ke dalam mobil.





Tak lama ia telah sampai di tempat tujuan. Aalona dengan gaya anggunnya itu turun dari mobil dan di dampingi oleh seorang pria yang memakai setelan berjas itu. Mereka jalan beriringan.
" Maaf Bu, ada keperluan apa disini? "
Tanya polisi itu karena Aalona ingin menerobos masuk ke ruang interogasi.




" Saya wali dari Maichail "
" Oh ya silahkan masuk Bu "
Kata polisi itu membiarkan kami masuk. Disana telah ada beberapa orang. Aalona terkejut melihat gadis yang kemarin sempat menjadi guru les anaknya disitu.





" Apa ini korban tabrak larinya "
Tanya Aalona langsung pada intinya. Ia langsung duduk di samping anaknya.
" bukan Bu, ibu dari wanita ini korbannya "
Ruang interogasi itu terasa panas. Karena pertanyaan memojokkan dari pihak kepolisan. Tak lama seorang laki laki datang.






" Azza, kamu pulang sama kak Syela. Biar ini kakak yang urus "
Gadis itu menurut kemudian beranjak pergi.
" Dia harus di hukum seberat-beratnya pak. Gara gara dia ummi saya buta "
Kata laki laki itu kepada pak polisi. Aalona sedini terkejut mendengar perkataan laki laki itu.






" Laporan akan kami proses. Sementara itu saudara Maichail kami tahan dulu sebelum ada keputusan sidang "
Kata polisi itu segera menggiring Maichail ke sel tahanan.
" Kapan sidangnya di lakukan pak "
" Nanti saya kabari ya Bu "
Aalona langsung keluar darisana bersama dengan laki laki itu.





" Tunggu "
Laki laki itu menghentikan langkahnya kemudian berbalik.
" Saya akan membiayai seluruh pengobatan ibu kamu tapi lepaskan tuntutanmu itu. "
" Tidak perlu repot-repot Bu, saya bisa membiayai seluruh pengobatan ummi saya sendiri. Saya hanya perlu keadilan atas ibu saya "
" Bukankah saling memaafkan itu indah? "





" Iya. Saya sudah memaafkan anak ibu. Tapi anak ibu harus di beri ketegasan agar ia paham. Beberapa hari yang lalu anak ibu berlaku kurang ajar dengan istri saya. Bahkan ia memukuli saya. Tapi tenang saja. Soal itu sudah memaafkannya tapi kalau soal ummi saya. Saya tidak bisa tinggal diam Bu, permisi "




Kata pria kemudian berlalu.
" Tenang saja Na, aku akan bantu agar Maichail segera di bebaskan. Maichail itu udah aku anggap sebagai anak sendiri "
" Iya "
Kata Aalona kemudian memasuki mobil bersama temannya yang berprofesi sebagai pengacara terkenal itu. Setelah mengantarkan Aalona pulang. Pria itu pun langsung pamit pergi.



Aalona tiba di rumahnya yang sepi.
" Ibu sudah pulang? Ibu makan dulu ya! Tadi pagi bahkan ibu belum sempat sarapan "
Aalona menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia langsung menuju ke kamar Maichail. Tak lama ia mengingat sesuatu. Segera ia menghubungi Sandi.




" Sandi... ka...mu....bisa kesini? "
Kata Aalona dengan Isak tangis tertahan. Membuat Sandi khawatir.
" Iya tante bisa, sepuluh menit lagi Sandi sampai "
Jawab Sandi kemudian ia bergegas bersiap siap dan mengemudikan mobilnya.


Tepat sepuluh menit mobil itu telah terparkir di halaman rumah Aalona. Sandi langsung bergegas mengetuk pintu. Tak lama pintu terbuka.
" Tante Aalona mana bik? "
" Di kamar den Maichail "
" Oh makasih saya langsung ke atas "
Kata Sandi pamit kemudian menaiki anak tangga untuk sampai ke kamar Maichail.




Sandi langsung masuk ke dalam karena memang pintunya di biarkan terbuka.
" Tante "
Aalona berdiri menghadap jendela itu langsung berbalik ketika mendengar suara Sandi. Lelehan air mata tak mampu Ia tahan lagi. Sandi langsung mendekati Aalona. Ia merengkuh tubuh Aalona mencoba menenangkan hati perempuan di depannya itu.



" Maichail di tahan "
" Maaafin Sandi tan. Sandi juga salah. Harusnya Sandi juga ikut di tahan. "
" Jadi  Sandi ada waktu Maichail nabrak orang "
" Iya tante. Waktu itu Maichail marah karena ketemu sama mi.... "
Kata Sandi terhenti.
" Mi? "
" Mampus gue. Pakek keceplosan segala "







" Mi....mi.... aaaaa Milea. "
" Siapa Milea? "
" Temennya Maichail mereka bertengkar terus Maichail marah. Akhirnya ia nyetir ugal ugalan dan tak sengaja ia menabrak seseorang. Waktu itu Sandi udah berusaha nahan Tante. Biar Maichail berhenti dan nolongin orang yang di tabrak tadi. Tapi dia malah makin marah jadi akhirnya Sandi nurut saja asal Maichail gak nyetir ugal ugalan lagi "








Jelas Sandi panjang.
" Jadi kamu tahu kalau yang kamu tabrak ibunya Hira "
" Nggak tahu Tan, Sandi tahunya setelah di kampus itu "
" San, Tante boleh minta tolong? "
" Apapun itu Tante "
Kata Sandi tersenyum lebar.
" Bujukin Hira biar mau mencabut tuntutannya. "








" Emmm yha kalau Hira sih gampang Tante tapi kakaknya gak tau deh "
" Kamu tahu Hira punya kakak? "
" Aduh keceplosan lagi ni mulut. Emmm gak mungkin kan gue bilang kalau kita ke rumahnya Hira "
" Sandi "
" Oh iya Tan, jadi tu Maichail di kenalin sama Hira gitu "
Aalona menganggukkan kepalanya.







" Jadi bisa nggak bantu Tante "
" Di usahakan ya tante, tapi Sandi gak bisa janji "
Setelah itu Sandi pamit untuk pulang. Sandi ingin mengunjungi sahabatnya itu. Ia harus ngasih sahabatnya itu banyak wejangan agar bisa bersabar kelak jika sidang. Kalau dia sampai marah bisa bisa hukumannya di perpanjang.










pergi atau berhentiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang