Setelah pertengkarannya dengan Maichail kemarin tak membuat pria itu menjauh ataupun menjaga jarak dengan sahabatnya. Mereka sekarang sudah tidur tiduran di kamar Sandi. Iya Maichail memutuskan ke rumah Sandi karena kebetulan hari ini tanggal merah.
Rasanya tak enak bila berjauhan dengan Sandi. Ia tak pernah sama sekali membenci sahabatnya. Kemarin ia hanya marah saja dengan perkataan Sandi yang terlalu menyinggung kepercayaan yang sudah turun menurun dari leluhurnya.
" San, lo mau gak temenin gue ke rumah sakit lagi?;"
" Buat apa? Jangan terlalu sering kesana, nanti malah dia curiga sama kita "
" Gue mau menjenguk saja. Kalaupun gue gak bersalah gue juga pasti jenguk camer gue!! "Sandi mengangguk saja. Ia tak mau menanggapi perkataan Maichail. Selama itu masih bentuk pernyataan bukan sebuah tindakan ia akan diam. Tentu saja ia tak mau jika wanita seperti Fahira ikut terjebak dalam kubangan yang Maichail buat.
" Yaudah pakek mobil gue apa mobil Lo? "
Tanya Sandi kemudian beranjak berdiri.
" Pakai motor ya biar cepet "
Jawab Maichail kemudian melenggang keluar rumah. Sedangkan Sandi mengunci rumahnya dari dalam dan keluar dari bagasi dengan motornya." Cepetan San gue kangen Hira "
" Dasar budak cinta!! "
" Apaan?!! orang cinta nya yang gue perbudak "
Sandi hanya mengangguk saja mengiyakannya.Sekarang motor mereka sudah terparkir di halaman rumah sakit ini. Mereka langsung saja menuju ruang inap Ummi Fira. Namun kosong, tak di temukan dimana ummi Fira. Ruangan itu sunyi dan sudah tertata rapi. Sepertinya sudah di bersihkan.
" Eh sus "
Panggil Maichail menahan suster yang sedang berjalan menuju ke arah barat lorong.
" Iya, ada yang bisa saya bantu "
" Pasien yang ada di ruangan ini kemana ya sus? "" Oh pasien bernama Bu Fira sudah pulang "
" Oh makasih ya sus "
Setelah itu keduanya menuju ke parkiran rumah sakit lagi.
" Gimana? "
Tanya Sandi meminta pendapat pada Maichail." Ke rumahnya lah masa pulang dah kangen banget gue ama dia. Nanggung juga kan kalau gak ketemu. Dah sampai sini "
" Iya deh terserah lo aja budak cinta "
Kata Sandi yang masih meledek miachail. Akhirnya keduanya memutuskan untuk berkunjung ke rumah Fahira.Tak lama motor Sandi sudah terparkir di halaman rumah ini. Segera saja mereka turun. Mereka segera mengetuk pintu itu dan tak lama seorang perempuan yang sedang ia rindukan itu muncul. Kemudian mempersilahkan keduanya memasuki rumahnya.
Mereka di persilahkan duduk di ruang tamu. Sedangkan ummi Fira tertidur di kamarnya.
" Ada apa ya kak, kalau soal les privat kaya nya Hira gak bisa lagi datang ke rumah kak Maichail lagi soalnya kan...... "
" Aku bisa datang kesini "" Tap..... "
" Aku gak mungkin biarin kamu ninggalin Tante Fira yang sakit. Tak apa, rumah kita tak terlalu jauh bukan? "
Fahira mengangguk kemudian bergegas ke belakang untuk menyuguhi tamunya itu beberapa jamuan." Gak usah repot-repot Hira "
Kata Maichail ketika mendapati calon istrinya itu membawakannya beberapa camilan serta minuman dingin.
" Sama sekali tidak. Silahkan di jamu hanya ini yang bisa aku sediakan "" Ini udah lebih dari cukup kok Hira. Kan kami hanya mau menjenguk Tante Fira "
Sela Sandi kemudian mencomot suguhan yang ada di depannya teruntuk menghormati tuan rumah yang telah repot repot memberi mereka suguhan.Mereka berbincang tentu saja bukan bertiga ada Bi Ela yang menemani keduanya. Karena jikalau Fahira sendirian tentu saja ia tak mau menemui keduanya. Bi Ela di panggil ummi Fira sehingga terpaksa meninggalkan ketiganya.
Karena merasa canggung Fahira ikut pamit ke belakang sebentar. Maichail berdiri tiba tiba ia tertarik pada foto yang berjajar di dinding yang menghiasi ruang tamu ini. Langkahnya terhenti ketika sebuah tangan menahan pergerakannya.
" Mau kemana? "
" Gue mau lihat lihat tu foto foto "
" Gak sopan banget, duduk!! "
" Bentar, cuma lihat aja gak pegang "
Jawab Maichail kuekuh tetap melanjutkan niatnya itu. Setelah dekat dengan foto itu tiba tiba sebuah suara memencar fokusnya." Suara itu sepertinya aku pernah dengar!! "
Gumamnya kemudian mendekatkan telinganya ke pintu dimana ia mendengar suara itu. Tak lama seseorang menepuk bahunya secara spontan. Membuat Maichail terkejut." Ngagetin aja lu!! "
" Gak sopan banget lu!! "
Kata Sandi kemudian membawa sahabatnya itu kembali duduk di tempat tadi mereka duduk. Tak lama Bi Ela keluar dari ruangan itu dan tak lama kembali masuk lagi.Fahirapun belum kembali sepetinya tak akan kembali jika tak ada yang menemaninya untuk sekedar mengobrol dengan tamunya itu.
Waktu Maichail terfokus pada handphone seseorang laki laki keluar dari kamar itu.Melihat wajah sosok itu membuat Sandi syok. Dia terdiam cukup lama dan mengawasi pergerakan lelaki itu hingga tak terlihat. Ia melirik Maichail. Rupanya ia jika mengawasi laki laki itu. Perasaan Sandi jadi tak tenang membayangkan pertengkaran besar akan segera terjadi.
" Itu siapanya Hira ya San? "
" Ya mana gue tahu "
" Gue kaya gak asing sama siluetnya "
" Gak usah sok kenal deh "
Cetus Sandi sengaja agar Maichail memberhentikan pembicaraan ini" Untungnya dia gak lihat Alhamdulillah "
Sandi merapal syukur teramat banyak ketika Maichail tak melihat orang tersebut. Keduanya sekarang terdiam karena Bi Ela dan Fahira sudah kembali menemui mereka." Ouh ya Hira, kalau gitu kami permisi ya. Ini kami bawain buah buah an sama bubur buat Tante Fira. Semoga cepat sembuh ya. Sampein salam dari aku aja ya. Soalnya Tante Fira kan lagi istirahat kan "
Kata Maichail pamit. Fahira ataupun Bi Ela mengantarkan keduanya ke depan. Setelah Sandi mengucapkan salam kemudian berlalu pergi dari hadapan kedua gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
pergi atau berhenti
Teen FictionDua pilihan yang berat. Antara mempertahankan tapi kehilangan. atau meninggalkan agar bisa mendapatkan.