19. mengenal lebih dekat

4 1 0
                                    

Maichail tersenyum ketika mendapati gadis yang ia kagumi yang sedang bercengkrama dengan gadis yang ia ketahui bernama Laura. Sudut bibirnya terangkat sempurna segera ia menghampiri mereka berdua.

" Ngapain disini? "
Tanya Maichail membuat Fahira terlonjak kaget. Ia mengelus dadanya seraya beristighfar.
" Lain kali kalau datang salam dulu "
Kata Fahira Maichail terkekeh kemudian meminta maaf.

" Cie cie kak Hira sama kak Maichail tatap tatapan nihhh "
Seloroh gadis kecil itu membuat mereka berdua saling mengalihkan pandangan mereka secara kompak membuat Laura semakin gencar menggoda keduanya. Karena merasa Hira yang sudah tak nyaman akhirnya Maichail pamit.


Namun ia masih mengawasi keduanya dari jauh. Sedangkan Sandi ia biarkan menunggu dirinya tanpa kepastian di parkiran.
" Biarin aja tu si cebong nunggu gua "
Katanya tetap mengawasi ke arah kedua gadis yang sedang bermain-main itu.

" Yaudah ya kakak pulang dulu asslamualaiakum "
Kata Fahira kemudian beranjak pergi. Maichail langsung menghampirinya.
" Pulangnya sama siapa? "
" Sendiri "
Jawab Fahira menghentikan langkanya ia tak mau beriringan dengan Maichail. Maichail tetap berjalan di depan karena kalau protes pun Fahira tetap enggan berjalan bersandingan dengan Maichail.

" Pulang bareng aku aja "
" Terimakasih tapi maaf engggak bisa"
" Tenang kita gak berduaan kok. Ada Sandi dan Nesya juga "
Maichail tersenyum penuh arti. Ia tak mendengar derap langkah kaki di belakangnya. membuatnya memalingkan kepalanya ke belakang terlihat Fahira memberhentikan langkah kakinya.


" Aku mau tau rumah kamu biar ngelamarnya mudah "
Kata Maichail dengan kepercayaan dirinya itu.
" Kita baru kenal "
" Cinta itu tak butuh mengenal untuk tumbuh "
" Apa yang kamu sukai dari aku? "
" Nggak tahu, karena cinta tak butuh alasan "



Entah mengapa hati Fahira seperti di penuhi bunga-bunga dengan kupu kupu yang terbang menggelitik hatinya itu. Ia merasakan wajahnya memanas mungkin sekarang pipinya sudah memerah untunglah ia memakai cadar jadi tak terlihat.

" jadi mau pulang bareng? Udah sore an lo jarang angkot lewat sini "
Maichail menatap kepala gadis itu mengangguk samar ia kemudian kembali menghadap depan dan berjalan menuju ke parkiran.

Wajah Sandi terlihat jengkel entah apa yang Nesya perbuat sama sahabatnya itu.
" Lo lemot banget sih udah gitu lo ngapain nitipin curut ke gue "
Kata Sandi dengan ekspresi jengkel mendengar hinaan dari Sandi membuat Nesya naik pitam. Ia menjitak kepala Sandi.



" Aukh sakit goblok!! Gak pernah di ajarin sopan santun Lo!! Gak sopan banget lo sama kakak kelas!! "
" Gue manusia "
"  Iya lah mana ada curut bisa njitak kepala gue "
Jawab Sandi kemudian langsung masuk ke mobil. Fahira terlihat ragu ragu seteleh beberapa saat menyakinkan hatinya ia pun ikut memasuki mobil Maichail.

Nesya merasa kesal dengan tingkah kakak kelasnya itu. Tapi kalau ia tak ikut dengan mereka nanti Fahira sendirian.
" Rumah kamu kemana Hira "
" Di tempatnya lah rumahnya gak bisa jalan jalan goblok "
Seloroh Sandi yang tengah di pengaruhi emosi itu. Maichail menatap aneh Sandi.


" Napa sih lu?. Gue tanya Fahira "
" Lurus aja nanti ada pertigaan belok kiri "
Jawab Fahira, Maichail menganggukkan kepalanya mengerti.
" Ini nanti belok kiri "
" Iya Hira "
" Lu punya kepribadian ganda ya? Bisa halus bisa kasar!!! "


Fahira mencubiti paha Nesya karena merasa bahwa pertanyaan dari nya itu sangatlah tak masuk akal dan sangat tak sopan. Maichail tak bergeming ia tetap fokus menyetir.
" Lo budeg ya "
Sandi yang mendengar mulut si curut itu tak mau diam langsung saja memperlihatkan pelototan tajam.





Dengan sedikit rayuan akhirnya Fahira berhasil membungkam mulut pedas sahabatannya itu.
" Nanti jangan lupa ke rumah ku ya Hira "
Kata Maichail kepada Fahira ketika gadis itu sudah beranjak turun dari mobilnya. Gadis itu mengangguk.





" Gue ikut turun aja!! "
Kata Nesya mengikuti langkah Fahira.
Sandi terkekeh geli.
" Siapa juga yang mau nganterin Lo markonah "
Maichail ikut terkekeh melihat nada kejengkelan pada kalimat Sandi. Sontak saja gadis itu turun dengan menghentakkan kakinya.





" Gak bilang makasih di tumpangi juga "
" Orang yang nawarin tumpangan kak Maichail gak Lo ya!! "
" Ini mobil gue markonah "
Maichail menggelengkan kepalanya. Sedangkan wajah gadis itu sudah memerah menahan malu tanpa mau mengeluarkan sepatah apapun ia pergi dari sana.




Sandi menatap Maichail kemudian tertawa renyah.
" Sorry bro, minjem mobil lo dulu. Biar bikin tu anak sopan sama gue!! "
Maichail menggelengkan kepalanya kemudian kembali melajukan mobilnya.





" Napa dia sopannya cuma sama lo sih Mai "
Maichail menoleh kemudian tersenyum smrik.
" Karena muka lo itu bikin darting "
Jawabnya enteng Sandi mengangguk anggukan kepalanya sebelum ia menyadari bahwa Maichail sedang menghinanya.




" Mulut lo kalau ngmong suka... "
" Bener..... "
" Iya in aja deh biar lo seneng "
Jawab Sandi malas berbedat. Merasa asing dengan jalanan yang mereka lewati Sandi menatap Maichail heran.



" Mau kemana? "
" Cari Micheal "
Jawab Maichail membuat Sandi menbelabakan matanya kaget.
" Maksa dia untuk pulang!! "
Lanjut Maichail tanpa di tanya. Sandi meneguk Salivanya dengan susah payah.



" Mai, kalau lo salah gimana? Dia kayanya bukan Michael "
Kata Sandi menolak pemikirannya sendiri.
" Tapi gelangnya itu San gak bisa bohongi gue. Tidak ada yang namanya kebetulan "
" Bisa aja itu gelang dari beli! "
Sandi mencoba menyangkal pendapat yang di lontarkan Maichail. Walaupun dalam hatinya pun ia percaya bahwa itu adalah Michael.





" Gak mungkin!! "
Kata Maichail mencengkram setir kuat. Rahangnya mengeras dengan wajah yang memerah pertanda ia sangat emosi kali ini.
" Kalau benar seperti yang lo bilang. Berarti Michael udah jual barang amanah dari kakek!!! "








Sandi meneguk salivanya susah payah pasalnya ia salah berbicara. Bukannya membuat tenang  malah semuanya menjadi rumyan. Maichail menginjak pedal gas keras. Membuat mobilnya melaju kencang secara mendadak. Sandi panik ia segera menenangkan Maichail.




" Jalanan ramai Mai. Kita bisa nabrak orang!! "
Maichail tak menghiraukan kicauan Sandi. Dan Sandi tak jua menghentikan mulutnya ia terus mengeluarkan kata-kata yang sekiranya bisa membuat Maichail tenang.




" Mai awas!! "
Kata Sandi ketika mobil yang mereka tunggani itu menerobos lampu merah.
" Mai! Kita nabrak or... "
Maichail kembali menekan gasnya. Sontak saja tubuh Sandi terbentur dashboard.




" Apa yang lo lakuin? Putar balik CEPET!! "
" Gue gak mau di penjara!!!. Gue gak mau putus sekolah. Gue harus bisa jadi orang sukses di masa depan buat ngebeli kesombongan Michel "
" Iya tapi gak gini juga caranya. Putar balik sekarang! "
" GUE BILANG NGGAK YA NGGAK!! "




Sandi menyenderkan kepalanya yang terasa pusing.
" Berhenti turunin gue disini "
" Dan Lo mau nolongin orang itu terus bersembunyi di balik sikap baik lo "
" Kalau lo gak mau nolong biar gue aja! "
" NGGGAK!!! "
Kata Maichail menaikan laju kecepatan mobilnya membuat Sandi panik.






" Okey, gue nurut lo tapi please jangan kayak gini ini bahaya "
Kata Sandi menyerah. Jika ia tak bisa membantu secara langsung mungkin orang itu membutuhkan doanya. Setidaknya tidak ada lagi korban yang menjadi sasaran amukan sahabatnya.

pergi atau berhentiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang