🐣 002 🐣

5.5K 469 11
                                    

🐥 Happy reading 🐥

.

.

| Hiraeth |

.

.

Saat pelajaran ketiga di mulai, Raihan merencanakan strategi kabur yang tidak akan di ketahui atau di temui oleh guru.

Pesan penyerangan tiba tiba masuk di ponsel Gio, orang itu mengajaknya berduel karena beberapa hari lalu Gio sempat mengadukan aksi 'penganiaayan' anak buah mereka ke kantor polisi.

Gio memang selalu ceroboh, masih ingat saat pemuda itu duduk di kelas sepuluh? Memergoki kedua kakak kelasnya, dan sekarang pun ketahuan.

Zetha menjadi sedikit geram, karena itu ia mengajak Raihan untuk menerima ajakan spam chat di ponsel teman kecilnya.

Ia tak suka ada yang mengusik orang terdekat, terlebih lagi Gio.

"Btw, gue nyusul nanti."

Raihan menoleh. "Kok?"

"Mau ke sebelah, bentar doang."

Ketiganya mengangguk, sudah tau apa yang akan temannya lakukan. Apalagi jika bukan untuk menemui seeorang?

Walau sudah banyak perubahan, Angkasa tetaplah Angkasa. Pemuda polos yang suka mengumbar apa yang ia sukai.

"Hati hati, kalo di cegat di jalan kasih tau kita."

Angkasa mengenakan helm full face, menstarter motornya dan melaju setelah memberi acungan jempol sebagai tanda 'oke' untuk temannya.

   Jalanan masih sepi, tak banyak kendaraan yang lewat karena sskarang masih termasuk jam sekolah dan jamnya bekerja.

Stand puding berwana ungu yang terlihat lucu di pinggir jalan menarik perhatian, sepertinya membeli beberapa puding tidak apa apa.


🐥 Hiraeth 🐥


"Wah, wah, siapa ini?"

Pemuda bertindik hitam yang mempunyai tinggi rata rata seperti anak laki laki kebanyakan maju melangkah, untuk memblok jalan murid pendek di depannya.

Kedua teman yang sedang menghisap puntung rokok terlihat tak peduli, mereka hanya sibuk melihat apa yang akan terjadi.

"Kelas sepuluh apa lo?"

Tubuh kecil itu bergetar. "E-ethan kelas duabelas."

Jawaban lirih itu membuat kedua temannya tersenyum miring, salah satu dari mereka mendekat.

Menyampirkan satu lengan pada pundak sempit kakak kelasnya, wajahnya maju perlahan.

"Heh? Kakak kelas apa yang masih bau minyak telon gini? Pipi tumpah punya lo ga cocok buat lakik."

Ethan memejamkan matanya, seharusnya tadi ia menerima tawaran Havid yang ingin menemaninya ke kamar mandi jika ia tau akan terjadi hal seperti ini.

Pemuda bertindik yang lebih dulu memblok Ethan berjalan lebih dekat, wajahnya ia tundukan untuk melihat raut seperti apa yang di pasang kakak kelasnya.

Jemari telunjuknya terulur, mengusap pelan pipi tembem yang menjadi sorotan utama.

"Transgender ya? Cowo ga ada yang kayak lu."

"Cowok itu gagah, bukan lembek gini."

Keduanya tertawa kencang, Ethan semakin memilin tangannya tanpa sadar kulit halus dekat kuku kuku lentik itu mulai mengelupas dan mengeluarkan sedikit darah.

"Bro, keknya jangan di ganggu deh."

Teman yang sedari tadi hanya diam di belakang itu menyeletuk, ia mengangkat ponsel yang menunjukan sebuah roomchat.





"Dia temennya bang Ray."


🐣 Hiraeth 🐣

.

.

Hiraeth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang