🐣 21 🐣

4.6K 298 21
                                    

🐥 happy reading 🐥

.

.

| Hiraeth |

.

.

"Pa, boleh kan?"

"Papa."

"Papa."

"Bang, bantuin izin ke papa dong."

   Sudah dari pagi buta Rangga terus berceloteh dan memanggil Alex yang hanya diam dengan kopi panas dan layar di depannya, bahkan Sagara saja hampir membanting meja karena keberisikan di pagi hari.

Kevin yang sedari tadi melihatnya dari pojok ruangan hanya diam memperhatikan, sebelum ia tersenyum miring dan mendekat.

"Papa, Kevin tau satu hal yang paling di sukai Ethan."

Alex langsung menoleh. "Apa?"

Rangga yang melihat sang adik mengedipkan sebelah matanya mengangguk paham, pemuda yang sudah memulai skripsi itu menatap Alex sambil tersenyum bisnis.

"Tapi papa harus biarin kita tinggal sendiri setelah nikah."

"Gak."

"Oke, ga bakal Kevin kasih tau."

Alex ragu, Sagara ikut bimbang.

Semenjak mendirikan anak perusahaan baru, kedua pria dewasa itu jarangs sekali di rumah dan selalu mempercayakan keamanan si bungsu pada kedua pemuda yang kini masih tersenyum aneh menatap mereka.

Atau sesekali menitipkannya pada tetangga dan harus siap meninggalkan Ethan bersama Angkasa, dan sifat kekonyolannya.

"Emangnya apa?"

Rangga menggeleng tegas. "Iya in dulu, kita nanti beli rumah ga jauh dari komplek ini."

Sagara menghela nafas. "Rumah ini besar Rangga, buat apa membeli rumah lagi?"

"Kan biar bisa pulang kampung."

Alex mengangguk. "Oke, kasih tau papa apa yang Ethan paling suka!"

Kevin terkekeh, sedangkan Rangga sudah berlari meninggalkan ruang makan dan menuju kamarnya.

" .. puding."

Setelahnya ia berjalan cepat, mengikuti langkah abang kedua sebelumnya dan membiarkan keheningan menyelimuti dua pria dewasa yang terdiam bingung.

Semua orang terdekat pun tau jika puding adalah hal yang paling di sukai Ethan setelah susu cokelat.

Dan Alex baru tersadar jika dirinya sekarang mudah di bodohi.

🐥 Hiraeth 🐥

"Kak, enak ga?"

Allan mengangguk, mengelap telapak tangannya yang di penuhi cokelat dan sekitar mulut. "Belajar dimana?"

"Hihi~ sama guru, ini bolu buatan pertama."

"Hmmm, lumayan enak."

Ethan yang mendengarnya tersenyum senang, dadanya meletup letup ketika seseorang mengapresiasikan segala usaha yang ia buat hanya untuk seonggok kue yang bisa ia beli kapan saja.

"Kalau pudingnya?"

Allan menyendok makanan di dalam mangkuk yang sudah terpotong, melahapnya dan memejamkan mata untuk menajamkan indra perasa.

"Umn .. enak, enak banget."

"Serius? Nanti Ethan mau bik--

"Apaan tuh? Ga bagi bagi mentang mentang ada makanan."

Allan mendengus berbeda dengan seseorang di sampingnya yang tersenyum senang.

"Yaudah, ke kamar duluan."

Daripada harus memperhatikan kemanisan kedua adiknya, Allan lebih baik tidur di kamar karena om Samudera memberinya waktu istirahat.

Ping!

Rangga 🙍

Ayang

Alay

Ayo nikah!


Allan mengangkat satu alisnya, seingatnya ini bukan bulan april dan tak mendung yang menandakan akan turun hujan.

Ping!

Kepin 🙌

Ayo nikah
Gak boleh nolak
Aku calon suami

Aku ga ngerti 🗿




"Asaaa, tadi hujan ga??"

🐥 Hiraeth 🐥

.

.

.

Hiyaa end 😗
Gue sadar ini cerita paling aneh yang gue tulis 🗿

Anggep aja ini expart gabungan dari cerita E-than dan Angkasa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hiraeth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang