🐣 012 🐣

3.2K 322 10
                                    

🐥 Happy reading 🐥

.

.

| Hiraeth |

.

.


"Papa?"

Alex menghampiri anak bungsunya, lama pergi bersama Sagara ternyata benar benar menumpukan banyak sekali rasa rindu untuk anak anaknya yang di rumah.

Pria dewasa itu memeluk tubuh kecil anaknya, sampai kepala Ethan tenggelam di perut yang masih mempunyai otot.

Ethan melepaskan diri. "Papa ga istirahat?"

Alex menggeleng, bermanja dengan Ethan sudah menjadi rutinitasnya semenjak anak itu memasuki kelas akhir.

Semakin tua semakin bocil.

Mungkin itu definisi setiap sifat orang tua jika sudah berumur.

Sekarang mereka sedang berada di depan teras rumah Arthur, taman yang asri sangat menenangkan untuk menghirup udara segar.

Niatnya Ethan hanya untuk menunggu Angkasa datang, tapi ternyata papanya belum beristirahat.

Karpet yang biasa di taruh di pojok dekat kursi Alex ambil, lalu menggelarnya di atas lantai dan mempersilahkan si bungsu untuk duduk.

Kemudian Alex akan menidurkan kepala di atas paha lembut anaknya, menerima usapan sayang di sore hari dan bau harum yang enak.

Ethan baru saja selesai mandi.

"Bang Sagara istirahat, papa kenapa enggak?"

"Papa mau sama Ethan."

Anak laki laki itu terkekeh kecil, mengusap kembali surai papanya dengan lembut.

"Ethan kenapa di luar?"

"Eum, Ethan nunggu Asa."

  Gerbang rumah besar itu terbuka oleh satpam, motor besar dengan pemuda berpakaian basah dan sedikit tepung itu menjadi objek mengapa Alex sontak terbangun.

Ethan memiringkan kepalanya, ia tak tau apa saja yang baru Angkasa alami.

Angkasa tersenyum canggung.

Alex menangkup pipi bulat anaknya. "Ethan mau sama Asa?"

"Hmmm, iya."

"Jangan."

Angkasa cepat cepat menoleh. "Lah, kenapa om?"

"Kamu jelek, bau."

"Anj- Astagfirullah om, sabar aja Asa mah semuanya demi Ethan. Aku rela."

🐥 Hiraeth 🐥

Restoran yang tak begitu besar sudah Arthur boking untuk keluarganya berkumpul, keluarga paman Sam pun sudah hadir di salah satu meja.

Meja mereka berdekatan, karena Alex memilih menyatukannya.

Ravan sedang berdiam diri di dekat meja dimana Angkasa sedang bercanda dan tertawa bersama Ethan dan Rayyan, pemuda yang sedang mempelajari soal organisasi papanya itu merengut sedih.

"Lu kenapa?" Rangga menepuk bahunya.

"Gak nyangka, Asa berubah banyak. Dulu masih kiyodh sekarang kok jadi begini?"

Rangga tersenyum tengil. "Ya kalo begini mah bisanya cuma sabar aja."

"Bacot."

Sagara, Aaron dan Morgan sedang berkumpul di meja paling jauh, keluarga paman jewell juga ikut hadir karena undangan dari Samudera.

Satu satunya wanita di keluarga besar Samudera jalan mendekati ketiga anak yang asik berbincang, kedua lengan yang mulai kasar itu menangkup pipi Angkasa.

"Kamu berubah banyak ya Asa, tapi tetep manis di mata bunda."

"Hehe, bunda bisa aja."

Ethan tersenyum malu, di tatap dengan wajah lembut seorang 'ibu' sedikit membuatnya canggung, berhubungan baik dengan wanita dewasa sudah tak pernah terjadi dalam hidupnya.

Kecuali bersama mbok.

"Ethan juga cantik, kalo keponakan bunda nakal sentil aja ginjalnya, ya?"

"I-iya . ."

Makan bersama malam ini menjadi acara kembalinya Morgan dari belajarnya di luar negri seraya bertambahnya umur Angkasa.

Empat pria dewasa juga sedang berbincang dengan gelas berisi minuman keras di atas meja, meja mereka tepat bersampingan dengan para pria bisnis.

Allan menatap ponsel, tak mempedulikan elusan di pahanya yang mulai meremat.

"Allan."

"Hm."

"Coba habis acara ini pake lingerie, ya?"

Allan sontak menoleh, tatapan datar ia layangkan untuk Kevin yang baru saja berujar.

"Hehe, becanda."


🐥 Hiraeth 🐥

.

.

Hiraeth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang