🐣 011 🐣

3.2K 312 3
                                    

🐥 Happy reading 🐥

.

.

| Hiraeth |

.

.

"Daddyy~ . ."

Arthur mengalihkan pandangan, menonton televisi bersama Ethan dengan tontonan kelinci tidak jelas, ternyata cukup seru.

Di bandingkan mendengar rengekan Angkasa yang sudah terduduk di atas lantai dan memeluk kakinya.

"Daddy, kan Ethan ga sekolah."

"Hm, terus?"

Angkasa membuat wajah semelas mungkin. "Masa Asa sekolah, sih?"

"Ethan kan ga ada yang jagain nanti."

"Asa juga ga ada yang jagain."

"Kalo sekarang Daddy ga peduli."

Angkasa merengut, kedua maniknya tertuju ke arah Ethan seolah sangat berat untuk meninggalkan pemuda yang sedang asik mengunyah biskuit.

"Sekolah sono."

Angkasa menoleh, mendapati Kevin yang menatapnya remeh sambil mengelus bokong Allan yang sedang membuat kopi untuk Rangga.

"Bangsat."

"Angkasa kamu ngomong apa tadi?!"

Pemuda tampan dan manis itu langsung berlari kencang setelah meninggalkan kecupan ringan di pipi Arthur, ingin mengecup Ethan pun tak sempat.

Suara gemuruh motor perlahan mulai menjauh.

"Om Arthur."

Arthur menunduk, menerima suapan dari anak teman kakaknya. Tak menyangka jika bang Alex akan melahirkan anak secantik ini.

"Kenapa?"

"Tapi kata Asa 'bangsat' itu artinya 'nakal'."

Tolong Arthur tersedak.

🐥 Hiraeth 🐥

"Kusut amat si muka lu."

Celetukan asal dari Gio tak ia pedulikan, menatap ponsel berisi roomchat nya bersama Ethan lebih menarik.

Ayang 🍮

Jangan bolos

Iya sayang
Papamu udah pulang?

Udah
Nanti malem kita mau
makan di luar.

Oh ya?

Hm
Sama Daddy Asa juga.

Paman Sam?

Eum, Ethan denger sih iya

Bentar lgi aku pulang
kamu mau puding?

Mauu!!

Oke, tunggu ya

Iya

Zetha menghela nafas melihat Angkasa yang baru saja menghela nafas, pemuda bertindik itu bingung keliatannya kek beban Angkasa tuh berat banget gitu.

"Dia kenapa?"

Gio menyedot habis susu kotak strawberrynya. "Biasa, bulol."

"Kasian, mana masih muda."

🐥 Hiraeth 🐥

Raihan menarik ujung kerah seragam milik Angkasa, wajah datar pemuda itu terlihat sangat menyebalkan hari ini.

"Jangan pulang dulu."

"Urgent anying gue."

Zetha ikut merangkul pundak Angkasa, senyuman aneh dari Gio terlihat mencurigakan.

"Apa lagi si?"

"Ke kelas dulu dih, piket! Main pulang aja."

"Gue bukan hari ini piketnya, coi!"

Gio ikut menarik lengan Angkasa. "Di ganti sama nirmala."

"Ah asu! Penghalang hubungan gue lo semua, sat!"

   Mereka bertiga tak mempedulikan segala umpatan yang keluar dari celah bibir temannya, membawa Angkasa ke dalam kelas adalah tugas paling utama.

Belum apa apa Gio sudah terkikik geli.

"Ada yang aneh aneh, kan?"

Raihan menoleh. "Kata siapa? Pede banget lo."

"Nyoh, si Gio ketawa mulu bikin neting."

Zetha melepas rangkulannya di pundak Angkasa, berganti memeluk Gio dari belakang. Bukannya berhenti justru tawa keras semakin mengudara.

"Aduh Zetha, gue ga kuat mau ketawa."

"Ketawa aja, ga usah peduliin si Angkasa."









"Bacot kal--



Ctak!

Byurr!




Angkasa mengerjapkan matanya, mencoba memproses kejadian yang baru saja terjadi.

Cairan kental kuning turun membasahi kepala dan jidatnya, air dan serbuk serbuk putih juga ikut mengotori dirinya.




"YAHAHAHA TAMBAH TUA, HBD!!"





Oalah asu.

🐥 Hiraeth 🐥

.

.

Hiraeth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang