11. Izinkan Aku Mencintaimu

2.8K 158 17
                                    

Kai pulang dalam keadaan berantakan walau dia sudah sadar dari mabuknya tapi rasa pusing di kepala masih terasa pening. Saat pria itu masuk dia disambut oleh istrinya yang menanti kepulangannya semalam hingga pagi in. Siapa lagi kalau bukan Arum?
Bahkn perempuan itu ama khawatir dan langsung memeluk Kai saat tahu dia udah pulang.

''Mas darimana aja, aku khawatir?'' Kai diam tak mampu menjawab bahkan takur untuk menjawab.

Tapi kemudian Arum mencium aroma alkohol dari tubuh Kai, dia melepas pelukkannya dan memperhatikan suami yang kondisinya sangat berantakan.

''Mas habis minum?'' Arum langsung mencercanya dengan pertanyaan itu.

Perempuan itu sangat membencinya jika itu terjadi. Bagaimanapun Allah telah melarang meminum khamar.

Prihal merokok saja Arum bisa marah jika suami melakukannya.
Kai tak menjawab bahkan memalingkan wajah. Menurut Arum itu merupakan jawaban iya.

TAAAAK!

Arum menamparnya, sekarang dia penuh amarah. Membenci perbuatan maksiat itu.

''KENAPA MAS? ITU MINUMAN HARAM. ALLAH GAK SUKA!''

Mendengar keributan semua orang di rumah itu, Emil, Jeremy, Papa dan mama menuju sumber suara. Mereka melihat anak dan menantunya bertengkar di ruang tamu.

Kai tersulut emosinya tatkala Arum menamparnya bahkan membentaknya. Emosi itu tersulut juga karena masalah yang menimpanya di hotel semalam. Anda, andai saja putrinya tlahir sempurna dia tidak akan stress dan melakukan perbuatan keji itu.

''INI SEMUA GARA-GARA KAMU.'' Kai menunjuk-nunjuk wajah Arum.

''INI SEMUA GAK AKAN TERJADI KALAU KAMU MELAHIRKAN ANAK YANG SEMPURNA!

''SEMUA INI SALAH KAMU KARENA KAMU MELAHIRKAN ANAK CACAT ITU!''

''MAAAS!'' Arum tidak terima dengan perkataan Kai, menurutnya itu terlalu kejam dan menyakiti hatinya.

''BRENGSEEEEEK!'' Emil yang tersulut emosi berlari menerjang Kai, menendang pria itu hingga terjatuh. Emil menindihnya lalu dihajarnya Kai berulangkali.

''DASAR IBLIS!'' Umpatnya meninju rahang Kai.

Tak mau kalah sang kakak membalas mendorong tubuh adiknya dan meninju rahangnya juga.

Papa dan Jeremy melihat itu memisahkan mereka. Jeremy memegang Emil, Papa memegang Kai. Sedangkan mama merangkul Arum, menenangkan perempuan itu yang udah menangis kencang.

''DASAR BRENGSEK! SUAMI GAK GUNA. KAMU GAK TAHU KAK SISTER ITU BERJUANG DEMI PUTRINYA SEDANGKAN KAMU PERGI KELAYAPAN.''

''KAMU HANYA ANAK KECIL, GAK USAH IKUT CAMPUR. BRENGSEK!''

''DASAR IBLIS! KAK SISTER JUGA SEDIH ATAS TAKDIR PUTRI KALIAN TAPI DA BERSABAR MENCOBA MENGIKHLASKANNYA. KAMU GAK TAHU PERJUANGAN DIA SEPERTI APA, KAMU GAK TAHU SEBERAPA BESAR KESEDIHANNYA!''

''GAK USAH SOK TAHU KAMU BOCAH!''

''SUDAH CUKUP KAI!''

Papa memegangi Kai dengan erat agar tidak meninju adiknya. Sebbenarnya papa juga marah atas perkataan kasar Kai pada Arum. Papa juga sama kecewa dan sedihnya tatkala mendapatkan cucu yang cacat tapi dia tak bisa berbuat apa-apa.

''Mil, cukup, Mil, lo cuman buang tenaga bertengka sama dia.'' Jeremy menahan adiknya juga agar tidak meninju Kai. Dia tahu betul besarnya kemarahan Emil apalagi setelah mendengar perkataan kasar Kai. Emil sangat mencinta kak sister, dia tidak tega melihat perempuan tu disakiti.

''GUE GAK PEDULI. BIARIN GUE MENGHAJAR SI BRENGSEK INI!'' Emil memberontak.

''CUKUUUP!'' Pekik Arum, tidak tahan.

''HIKS.. HIKSS!'' Arum tak kuasa dengan tangisnya. Dia berlari ke kamar mengunci diri bersama putrinya diatas ranjang yang masih terlelap disana.

* * *

Arum masih menangis di dalam kamarnya setelah pulang dari kafe. Masih mengingat kejadian tadi siang yang membuatnya teringat kembali dengan masa lalunya yang menyakitkan.

Sementara Aruna terus memanggil bunda dan mengetuk pintu kamar. Aruna tidak tahu masalahnya apa tapi dia juga ikutan sedih jika melihat bunda menangis.

Satu pekan setelah kejadian itu Arum meminta bertemu dengan Bagas untuk mengklaifikasi perkataannya atas jawaban lamaran itu. Bahkan perempuan itu sudah shalat istikharah untuk mendapatkan jawaban pasti.

Bagas dan Arum bertemu face to face tanpa Aruna di Meninting Park Cafe. Mereka berdua berbicara face to face sementara Aruna bermain di taman bermain kafe.

''Gue gak maksa kak. Jika memang ucapan lo waktu itu hanya gertakan agar mereka pergi, gue gak apa-apa.'' Rupanya Bagas sudah pasrah kalau-kalau jawaban Arum menolaknya.

''Izinkan aku untuk mencintai kamu Bagas.''

''E-eh?'' Bagas terkejut dengan ucapan Arum barusan. Bagas menyangka mungkin saja di salah dengar.

''Izinkan aku memulainya bersama kamu.'' Mata Arum berkaca-kaca. Ia sendiri tak menyangka dengan jawabannya tapi ini semua demi Aruna, putri tercintanya agar memiliki seorang ayah yang sesungguhnya. Dan Bagas melakukan itu.

''Be-be-bentar.'' Bagas masih syok.

''Boleh gue minta lo perjelas kak?''

Arum mengangguk. ''Aku menerima lamaran kamu.''

Senyum mengembang dari bibir Bagas tapi sebelum dia mengatakan apa-apa, Arum angkat bicara lagi.

''Tapi aku belum resmi berpisah dengan mas Kai.''

Alis Bagas terangkat sebelah. Benar juga. Sepuluh tahun lalu setelah kecelakaan yang menimpa Arum, putri dan sopirnya dia memutuskan kabur dan tak kembali ke keluarga Jaster. Ia sudah muak dan sakit hati.

''Gue bakal menanti lo berpisah.'' Bagas langsung mantap menjawab.

''Tapi---''

''Gue tunggu sampai lo siap ketemu sama dia.'' Seolah tahu apa yang ada di pikiran Arum, Bagas menjawabnya dengan yakin.

''Gue bakal temenin lo ketemu sama disaat lo bener-bener dah siap.''

Arum mengangguk tanpa sepatah kata pun. Kemudian Aruna menghampiri keduanya, anak itu memeluk bunda dan memandang wajah ayah Bagas yang sepertinya terlihat bahagia. Pasti ada kabar baik dari mereka.

''Aruna, sebentar lagi, Om bakalan jadi ayahnya Aruna.'' Kata Bagas sambil menggerakkan tangan. Sontak mulutnya anak itu membentuk O, tanda terkejut sekaligus bahagia. Dia bahkan memastikan pada bunda.

'Apakah bunda akan menikah dengan ayah?' Arum pun menangguk.

Putrinya langsung memeluknya lagi dengan erat. Demi Aruna ia akan melakukan apa pun dan berusaha mengikhlaskan luka yang ada di hatinya. Berharap Bagas mampu menyembuhkan luka itu.
______________________________________

Otokke Readers, bakal nikah dah ni Arum sama Bagas 😭
.
Nasib Kai diujung tanduk sekarang jika mengetahui kabar ini😓
.
Ikuti terus cerita mereka, terima gaji sudah membaca 😍
.
Oh iya yang bercetak miring itu flashback iya
.
.
Follow For Follback

Follow For Follback

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[2] Bunda, Ayah Dimana? [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang