16. Benarkah Keputusanku?

2.6K 147 14
                                    

''Jesika udah tahu kalau kak Arum masih hidup?'' tanya Jeremy pada Emil.

Keduanya sedang menikmati angin malam di pinggir kolam sambil merendam kaki mereka disana. Jeremy menghisap rokoknya sedangkan Emil menikmai teh hangat.

''Ehm.'' Gumam Emil menjawab pertanyaan kakaknya.

Perlu diketahui Emil masiih bertengkar dengan istrinya, mereka sama-sama bersikap dingin sudah beberapa hari ini-lebih tepatnya Emil yang bersikap dingin pada Jesika. Bahkan mereka tidak tidur seranjang beberapa hari ini.

''Terus sekarang bagaimana?''

''Makhsud lo?''

''Gak usah sok bodoh deh. Perlu kita kasih tahu yang lain kalau Arum masih hidup?''

''Tapi dia gak mau pulang kan bahkan akan menikah dengan Bagas. Jadi percuma saja.''

''Cih, kemarin lo ngotot mau bawa pulang kak Arum, semangat lo kemana?''

''Kak Arum bakal tersakiti lagi jika dia pulang kesini. Gue gak bisa biarin itu.''

''Hmph. Heran gue sama lo. Udah punya istri anak tapi masih mikirin wanita lain.''

''Makhsud lo apa hyung ngomong kaya gitu? Jangan mancing deh.''

''Gue tahu lo gak mencintai Jesika tapi setidaknya jaga perasaan dia.'' Nada bicara  Jeremy ikut meninggi karena agak kesal dengan adiknya yang satu ini.

''Gue tahu gue salah, tapi gue gak bisa ngilangi perasaan itu hyung. Apalagi setelah melihat dengan jelas kalau kak Arum masih hidup!''

''APA? Arum masih hidup?'' Pekik Kai yang kebetulan saat itu baru saja tiba di halaman belakang membawa secangkir kopi. Niatnya dia akan menikmatinya disana.

Jeremy dan Emil terkejut. Kemudian Kai menaruh kopinya di atas meja nakas dekat pintu masuk ke halaman belakang, dia menghampiri kedua adik.

''Apa makhsud kalian Arum masih hidup?'' keduanya diam tak mampu menjawab.

''JAWAB!'' Kai menarik kerah Emil karena dia mendengar dari mulut Emil kalau Arum masih hidup.

''Dimana Arum? Benarkah dia masih hidup? JAWAB KAKAK EMIL!''

''IYA, DIA MASIH HIDUP!'' Emil melotot ke kakaknya dengan emosi.

Perlu kaliain tahu Emil dan Jeremy sudah lama membenci kakak mereka karena seringkali menyakiti istrinya dulu, Arum bahkan menyebabkan kakak ipar mereka itu mengalami kecelakannya dan hilang.

''APA? Jadi benar, dia masih hidup? Dimana dia sekarang, kasih tahu kakak.''

''JIH, AKU GAK BAKAL KASIHH TAHU KAKAK!'' Emil melepas paksa cengkraman tangan Kai di kerahnya.

''BRENGSEK!'' Kai meninju rahang Emil, melihat itu Jeremy tersulut emosinya dan menghajar Kai.

''LO YANG BRENGSEK!'' Jeremy terus menerjang Kai, menendang dadanya hingga kakaknya itu terjatuh. Kemudian menindih dan meninjunya berulangkali.

''LO GAK SADAR BERAPA KALI LO NYAIKITIN KAK ARUM, HA?''

TAAAK!

''DASAR KURANG AJAR. ITU BUKAN URUSAN KAMU! CEPET KASIH TAHU DIMANA ARUM!'' Kai berhasil menyingkirkan Jeremy dari tubuhnya tapi kemudian dia diserang oleh Emil.

''LALU KALAU KAKAK TAHU KEBERADAAN KAK ARUM, KAKAK BAKAL SAKITIN DIA LAGI?''

''AKU GAK BAKAL NGEBIARIN ITU!'' Emil menendang tubuh Kai dan pria itu meringkuk melindungi dirinya. Sampai kemudian dia berguling dan bangkit.

''Sepuluh tahun ini kakak menunggu dia, please, kakak akan menebus kesalahan kakak.''

CUIH! Emil meludah.

[2] Bunda, Ayah Dimana? [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang