Seminggu setelah Jaemin pergi ke Amerika, Nata setiap harinya berangkat kuliah seperti seorang mayat. Wajahnya terlihat seperti tidak ada harapan untuk hidup.
“Weh, muka lo masih gitu aja?” Tanya Jisung.
“Iya nih, makin lemes malah.” Celetuk Haechan.
“Udah sih Nat, lo harus semangat kayak hari-hari biasanya.” Kata Sasa.
“Iya, lo anggep aja kek sebelum lo jadian sama Jaemin.” Sambung Renjun.
“Bener tuh Nat. Kalo Jaemin tau lo kayak gini, gue yakin dia bakalan marah sama kita.” Ucap Jeno.
“Iya, dia 'kan udah nitipin lo ke kita.” Ujar Mark.
“Abisnya, gue gak biasa bangun tanpa telfon dari Jaemin.” Jawab Nata.
Memang pacarnya itu akan menelfon pagi-pagi buta hanya untuk membangunkan dirinya.
“Iya, gue ngerti. Tapi lo juga harus ngerti keadaan kak Jaemin sekarang.” Kata Zeichora.
“Lo tau sendiri, kalo waktu Indonesia beda jauh sama Amerika.” Ucap Chenle.
“Iya Nat, lo jangan sedih. Masih ada kita disini.” Kata Vana.
“Udah ah sedihnya dipending dulu, sekarang kita masuk kelas.” Ucap Zeichora.
“Bener banget tuh, yaudah yuk!” Ajak Jisung.
Yang lain mengangguk dan mulai melangkahkan kakinya.
Berbeda dengan Nata, dia masih tetap berada ditempat dengan memandang motor Jaemin. Dimatanya terlihat bayang-bayang Jaemin yang sedang nangkring diatas motor miliknya.
Nata kemudian tersenyum ketika melihat wajah Jaemin yang juga tersenyum, sebelum tepukan dari Jisung menyadarkan lamunannya.
“Nat, kok lo diem disini sih?”
Nata mengerjapkan matanya. “Ah, kenapa?”
“Ayo, kita masuk kelas.” Ajak Jisung.
Akhirnya Nata mengikuti ajakan Jisung untuk masuk ke dalam kelas. Dia mulai melangkahkan kakinya dengan gontai dan berjalan dengan menunduk.
Di kelas, Nata benar-benar tidak fokus dengan pelajaran yang tengah dijelaskan oleh pak Moon didepan sana. Untung saja tempat duduk Nata itu agak menengah, jadi dia tidak begitu kelihatan kalau dirinya sedang melamun.
“Nat, lo bawa bulpoin lagi gak?” Tanya Jisung.
1 detik.
2 detik.
3 detik.
Nata tetap diam tak bergeming.
Karena merasa kesal, akhirnya Jisung menyempatkan untuk menoleh ke samping dan menepuk bahu cewek itu.
“Yaelah Nat, fokus napa! Lo gak mau bikin bang Jaem kecewa sama kelakuan lo 'kan?” Sentak kecil Jisung.
Nata mengerjapkan matanya. “Eh eh, kenapa?”
“Kalo lo terus-terusan gini, lo malah buat bang Jaem kecewa Nata. Lo harus jadi Nata yang gue kenal.” Kata Jisung.
Nata hanya diam, dia tidak berniat membalas perkataan Jisung.
“Eh iya, gue minjem bulpoin dong. Punya gue abis.” Sambung Jisung.
Nata memutar bola matanya, kemudian tangannya merogoh kotak pensilnya untuk mencari bulpoin.
“Nih, lo pake aja sampe habis.” Nata menyerahkan bulpoin miliknya kepada Jisung.
“Tumbenan lo gak pelit sama bulpoin? Biasanya, lo gak rela kalo bulpoin lo dipinjem.”
KAMU SEDANG MEMBACA
NAT-JAEMIN (NCT)☑
Novela Juvenil[𝗙𝗢𝗟𝗟𝗢𝗪+𝗩𝗢𝗧𝗘 𝗧𝗘𝗥𝗟𝗘𝗕𝗜𝗛 𝗗𝗔𝗛𝗨𝗟𝗨 𝗦𝗘𝗕𝗘𝗟𝗨𝗠 𝗠𝗘𝗠𝗕𝗔𝗖𝗔] 𝐁𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧, 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐝𝐢𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚𝐢. Jung Jaenata merupakan cewek yang paling gedeg dengan m...