Chapter Ke DuaBelas

2.5K 334 129
                                    

Selamat Malam para Jombloh"er 😂 😂 😂 😂






Typo bertebaran ya 🙏










Selamat Membaca dan Jangan lupa tinggalkan komentar nya. Terima kasih 🙏 🙏











 Terima kasih 🙏 🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










A Lian dan Yibo berpisah di koridor. Masing-masing kini telah memasuki kamar apartemen. Mereka kelelahan setelah berjam-jam berada di pusat perbelanjaan. Dari mulai membeli produk kecantikan untuk A Lian, dan juga barang kesukaan Yibo, yaitu miniatur motor balap.

Wang Yibo melempar paper bagnya ke atas ranjang. Cukup menyenangkan berjalan-jalan bersama A Lian, walau di dalam hatinya masih menyimpan keinginan untuk mengabiskan waktu bersama Zhan, bahkan membina rumah tangga bersama sang pujaan hati.

Melempar tubuhnya sendiri ke atas ranjang, Yibo membenamkan wajahnya di bantal. Posisinya tengkurap dengan bantal yang menutupi wajahnya. Matanya terpejam, tapi ingatan akan kejadian itu masih terekam dengan jelas dalam otaknya. Bagaimana suasana hatinya yang menjadi panas, ketika melihat sang kekasih berada di dekat pria lain, yang sudah jelas saingannya.

Tatapan mata gelisah terpancar jelas. Teguran si fotografer tidak membuatnya bergeming. Hingga tiba waktunya adegan ciuman itu terjadi dan Zhan sama sekali tidak berusaha menjauh dari Yangyang. Yibo kesal dan tidak berpikir panjang lagi dengan tindakannya. Menyerang Yangyang dengan membabibuta.

"Haaahh... " Yibo meraup oksigen untuk paru-parunya yang terasa sesak, setelah membenamkan wajah di bantal. "Zhan Ge, menyebalkan!" keluhnya.

"Seharusnya, aku bunuh saja pria itu. Tapi... kasihan A Lian. Ia sudah kehilangan mamanya, masa harus kehilangan daddynya juga?" gumam Yibo, dengan percaya diri.

"Uuuhh... aku sangat merindukan Zhan Ge." Wang Yibo menenggelamkan dirinya lebih jauh ke alam mimpi. Pemuda itu sangat mencintai papa sahabatnya. Walau harus menunggu belasan tahun dan ujian.

.

.

.

"Zhan, kau kenapa?! seru Jingyu, dengan wajah khawatir.

Zhan tiba-tiba saja kehilangan keseimbangan pada tubuhnya, saat sedang memotret salah satu baju design terbarunya. Kamera yang dipegangnya terjatuh, tapi Zhan masih bisa menahan berat tubuhnya dengan cara memegang patung manekin yang ada di sampingnya.

Jingyu tentu saja panik, melihat pria yang ditaksirnya itu terlihat kesakitan. "Zhanzhan, apa kau sudah sarapan?" Zhan mengangguk lemah. Jingyu segera memapah Zhan untuk duduk di kursi sofa. Beberapa kalli Zhan mencoba menghalau rasa pening yang baru saja menyerangnya.

"Aku sudah sarapan dan minum obat juga. Belakangan ini memang lambungku terasa perih, jadi aku meminum obat hasil rujukan Dokter Wen," jelas Zhan. 

"Tapi kulihat sekarang kau seperti mayat hidup, apa kau masih memikirkan Yibo?" tebak Jingyu. Zhan tidak ingin menjawabnya, ia hanya menggelengkan kepalanya lalu tersenyum getir. "Aku merindukan A Lian, Jingyu. Siapapun pasti akan merasa sedih jika ditinggal pergi oleh anaknya sendiri. Apalagi sekarang A Lian sangat membenciku." 

LITTLE DADDY 💚YIZHAN ❤️(END PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang