Chapter KeLima Belas

2.7K 311 130
                                    

Sore Jombloh"er. Langsung aja deh ya.Yang tidal suka cukup skip.

Typo bertebaran🙏🙏🙏

Selamat Membaca















Makanan sudah tersaji di meja makan. A Lian tidak sendirian memasak. Ada Nenek Li Qin yang membantunya menyiapkan segala masakan yang disukai oleh papanya. Pangsit ayam, sup iga, dan cumi asam manis. Mana mungkin gadis seperti A Lian mampu memasak sebanyak itu.

Li Qin begitu menyayangi A Lian seperti anaknya sendiri. Wajar saja jika Li Qin dan Talu menganggap demikian, karena A Lian adalah puteri dari sahabat mereka sendiri. Usia A Lian dan Yibo pun hanya terpaut beberapa bulan. Apalagi, mereka bersekolah di tempat yang sama dan itu atas keinginan Yibo sendiri.

"Semua sudah siap!" seru A Lian senang. Li Qin menatap gadis itu dengan tatapan sayang dan prihatin. Ya, prihatin karena ia akan memiliki ayah yang seumuran dengannya. Padahal Yibo lebih cocok menjadi suaminya daripada menjadi ayah. Namun, Li Qin percaya pada putra satu-satunya itu, bahwa putranya mampu diandalkan untuk membina rumah tangga yang baik bersama Zhan.

"Setelah ini, kau harus bisa memasaknya sendiri. Nenek sudah berikan semua resep masakannya dan kau harus terus mempelajarinya." Li Qin mencolek hidung A Lian.

"Tapi tetap saja Nenek harus membantuku. Aku, kan, tidak semahir Nenek dalam memasak," lanjut A Lian.

Li Qin menggenggam tangan A Lian. Menyalurkan energi positif pada gadis yang sebentar lagi akan menjadi bagian dari keluarganya. "Kau harus percaya diri. Kau juga pasti ingin menjadi istri yang baik untuk Jiu Lin, bukan?"

A Lian tersentak kaget. Darimana calon neneknya itu tahu soal atasannya? Wajah A Lian kini tampak memerah dan jantungnya berdetak lebih cepat. Gadis itu merasa malu, ketahuan telah menyukai pria yang usianya mungkin sebaya dengan papanya. Benar-benar terbalik.

Papanya menyukai anak muda, anaknya menyukai pria tua...


"Nenek tahu darimana? Jangan asal bergosip. Aku tidak mau nanti Tuan Li jadi salah paham denganku. Nanti aku disangka meng---"

"Nenek sudah tahu. Kekasihmu sendiri yang mengatakannya pada Paman Jingyu. Mereka itu berteman sejak kecil, jadi... kapan kalian akan menikah?" A Lian semakin kaku. Matanya membelalak dan darahnya berdesir lebih cepat. Ia tidak bisa lagi membantahnya. Perasaannya sudah diketahui dan sekarang gadis itu sedang meredam perasaan malunya.

"Kenapa diam saja? Nenek sangat bersyukur sekali, jika kau bisa mendapatkan calon suami sebaik Jiu Lin. Tadinya Nenek tidak kenal siapa dia. Tapi setelah ia memberikan bantuan meminjamkan mobil pada kami ketika di Hong Kong, Nenek yakin kalau pria itu punya kepribadian yang baik dan juga akan menjadi suami yang baik untukmu," jelas Li Qin.

Keringat dingin membasahi tangan dan juga wajah A Lian, karena gugup. Betapa ia sangat merindukan si atasannya itu sekarang. Ingin melihatnya, memandangi wajahnya, berbicara dengannya, bermanja-manja dengannya, menghabiskan waktu dengannya, dan tentu saja ingin menjadi pendamping hidupnya.

Tanpa sadar A Lian terkekeh sendiri sambil membayangkan halusinasinya. Di sampingnya, Li Qin juga tersenyum puas.


"Ekhm!"



Li Qin melihat ke asal suara yang baru saja menginterupsi obrolannya dengan A Lian. Namun, A Lian tidak bereaksi. Ia sibuk dengan halusinasinya sendiri. Hingga tidak sadar juga bahwa orang yang berada di sampingnya telah berganti.

"Tidak perlu membayangkannya lagi. Aku di sini untukmu, A Lian." A Lian tersenyum renyah mendengar suara pria pujaannya yang terdengar nyata. Ia pun kemudian melirik ke sampingnya lalu berkata, "Ah... Nenek... aku jadi rindu padaa---"


LITTLE DADDY 💚YIZHAN ❤️(END PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang