chapter Ketiga belas

2.4K 308 173
                                    

Selamat malam para jombloh"er😂😂😂

Typo bertebaran ya🙏🙏












Wang Yibo merasakan pening yang sangat hebat, ketika keluar dari lift yang baru saja dinaikinya. Belum lagi rasa mual yang tiba-tiba menderanya, membuat Yibo hampir pingsan.

Kakinya melangkah pelan untuk mengimbangi rasa sakit yang dialaminya. Jarak lift dan lobi utama hanya sekitar sepuluh meter, tapi Yibo merasa seperti berjalan berkilo-kilo meter.

"Aish... ada apa dengan kepalaku ini?" gumamnya sambil meremas rambutnya. "Perutku... aah... mual," erangnya sambil terus melangkah menyusuri lorong menuju ruangan lobi utama.

Wajahnya pucat sekarang seperti seorang pesakitan. Begitu sampai di lobi, Li Qin langsung menangkap penampilan sang anak yang terlihat kusut.

"Yibo?" panggilnya, dengan wajah panik.

Li Qin segera meraih tubuh sang anak yang sempoyongan sambil memegangi kepala dan perutnya. "Ada apa, Nak?" tanyanya panik.

Li Qin membaringkan Yibo di sofa panjang. "Apa kau sedang sakit? Kenapa harus bekerja? Seharusnya kau istirahat dan jangan paksakan dirimu seperti ini," cerocos Li Qin.

Wang Talu mengusap bahu Li Qin, menenangkan perasaan sang istri yang sudah pasti panik melihat keadaan putranya yang tidak baik. "Sudahlah. Biarkan Yibo menenangkan diri sejenak. Apa kau membawa minyak angin? Mungkin saja bisa meredakan sedikit sakit kepalanya."

Li Qin segera meraih tasnya kemudian mencari minyak angin yang Talu maksud. Beruntung saja, ia selalu membawa obat herbal tersebut jika sedang bepergian. Li Qin menuangkan minyak angin tersebut pada telapak tangan kanannya, lalu mengusapkannya pada tengkuk Yibo. Memijatnya perlahan, mengalirkan rasa nyaman untuk meredakan sedikit sakit kepalanya.

"Bagaimana, apa sudah enak?" tanya Li Qin, masih dengan memijat tengkuk Yibo perlahan.

Setelah memejamkan mata untuk meresapi pijatan sang ibu, Yibo mulai membuka matanya. Rasa peningnya berangsur hilang dan aroma minyak anginnya terasa segar di penciumannya.

"Sudah lebih baik," jawab Yibo lemah.

Li Qin dan Talu mengembuskan nafas lega, melihat keadaan sang anak yang berangsur membaik. Tidak biasanya Yibo seperti itu. Ini adalah kali pertama, Li Qin melihat Yibo mengeluhkan pusing seperti beberapa saat yang lalu. Anak itu jarang sekali sakit. Kalaupun sakit, itu karena sakit yang dibuatnya sendiri. Seperti jatuh dari motor, tertabrak mobil saat bermain skateboard atau diare karena terlalu banyak makan eskrim.

"Bagaimana keadaan Zhan Ge? Zhan Ge sakit apa, Bu?" berondong Yibo.

Sreett

"Aaww!" Wang Yibo mengusap daun telinganya yang baru saja dijewer oleh ibunya.

"Kami ini sedang panik dengan keadaanmu, tapi malah menanyakan orang lain! Dasar anak tidak tahu diri!" protes Li Qin kesal.

Wang Yibo tak ingin kalah, ia pun menjawab, "Ya memang aku tidak tahu diri, aku kan sedang sakit dan ibu sendiri yang membaringkan aku di sini."

"Hahaha.... "

Jingyu memegangi perutnya sambil tertawa lepas. Baginya, pertengkaran orang tua dan anak yang terjadi di depan matanya, sangatlah tidak bermutu.

"Bisa-bisanya Zhan menyukai anak ingusan seperti itu. Ah.... Xiao Zhan... bagaimana bisa anak kecil ini menjadi suamimu?" ucap Jingyu asal.

Jedug

"Akh! Brengs---" Jingyu baru saja akan mengumpat, bersumpah serapah setelah kakinya ditendang. Tapi, ia urungkan.

"Ayo, teruskan." Wang Yibo menatap nyalang pada Jingyu.

LITTLE DADDY 💚YIZHAN ❤️(END PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang