Chapter Ke Delapan

3.4K 354 149
                                    

Malam para Jombloh"er 😂 😂 😂


Yang nunggu cerita ini jangan lupa komentar ya... Yang tidak suka skip. 😂 😂 😂 😂



Selamat Membaca 💚 ❤️💛




Typo bertebaran ya 🙏






"Selamat pagi, Zhan Ge

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagi, Zhan Ge." Yibo mengecup bibir Zhan, sedikit melumatnya, ketika Zhan membuka mata, setelah tidur nyenyaknya.

Zhan yang diberikan kejutan manis tersebut, langsung tersenyum sembari mengeratkan pelukannya. Manis sekali perilaku kucing bergigi kelinci yang satu ini. Tingkahnya membuat Yibo tidak yakin, jika sosok yang sedang memeluknya sudah tua.

"Selamat pagi, Laogong." Pipi Wang Yibo bersemu mendengar Zhan memanggilnya dengan sebutan yang sepertinya sudah harus dipatenkan oleh si penyapa.

Yibo mengusap pucuk kepala Zhan seraya melabuhkan ciuman sayang. "Apa aku sudah pantas untuk menjadi suamimu, Ge? Apa kau benar-benar yakin denganku?"

"Ish. Kau merusak suasana hatiku saja!" Zhan melepaskan pelukannya kemudian dengan cepat beringsut turun dari ranjang. Yibo hanya bisa menatap kepergian Zhan dengan wajah datar dan tanpa dosa.

.

.

.

"Pagi Sayang," sapa Zhan pada A Lian yang baru saja datang menghampiri meja makan.

A Lian langsung menempatkan dirinya di kursi makan. Ia sudah sangat lapar dan segera mengambil dua potong roti beserta irisan daging panggang yang sudah Zhan siapkan.

"Oh ya, Pah. Mana Yibo? Kenapa belum turun?" tanyanya sembari menyelesaikan menyusun roti dan teman-temannya menjadi sandwich.

Zhan masih sibuk menyiapkan sandwich buatannya. Bahkan kini A Lian sedang memerhatikan Zhan yang terlihat sibuk menempatkan irisan daging beserta sayuran ke dalam roti.

"Mulai sekarang biasakan untuk menyebut Yibo dengan panggilan Daddy," ucap Zhan sambil menatap A Lian. "Daddymu masih sibuk menyiapkan pakaiannya. Kau tahu sendiri, sekarang tubuhnya sudah lebih besar dari papa dan baju papa tidak ada yang muat olehnya. Tadi pagi, daddymu meminta supir dirumahnya untuk mengantarkan pakaian." A Lian justru mengabaikan rotinya dan fokus mendengarkan penjelasan papanya, dengan wajah bodoh.

"Ah, sudah siap. Tinggal kumasukkan ke dalam tempat bekalnya." Zhan mencari kotak bekal yang paling bagus dan besar untuk makanan Yibo. Ya, khusus untuk suami memang harus yang paling baik, bukan?

"Loh, Pa. Kenapa sandwichnya dimasukkan ke dalam kotak bekal? Kenapa tidak sarapan di sini saja?" seloroh A Lian.

"Papa dan daddymu akan pergi ke butik bersama. Jika harus sarapan dulu, waktunya sudah terlambat. Kasihan Paman Darren dan Yangyang menunggu terlalu lama nanti," jelas Zhan lagi.

LITTLE DADDY 💚YIZHAN ❤️(END PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang