page 6

886 63 1
                                    

Matahari kini sudah tertidur, digantikan dengan bulan yang menjaga gelap dan dinginnya malam.

Cassie masih sibuk dengan laptop dan secangkir kopi di sebelahnya, ia sedang mengirim email kepada seseorang.

Alphen membuka matanya sedikit, ia melihat cahaya laptop Cassie yang masih menyala.

Alphen mengusap matanya lalu beranjak dari tempat tidur, ia merangkul tubuh Cassie dari belakang dan menempelkan dagu nya pada bahu Cassie.

Cassie yang kaget langsung cepat-cepat menutup laptopnya, seperti orang yang sedang menyembunyikan sesuatu.

Alphen yang penasaran berusaha membuka laptop Cassie namun Cassie tak mengizinkannya.

"Apa yang noona sembunyikan?" tanya Alphen. Cassie tak menjawab, "Baiklah aku akan menggunakan pemaksaan" Alphen tersenyum licik lalu menggelitik tubuh Cassie.

"Ahahaha hentikann Alphewn berhenti ini gelii hahahahhaha aishh" Cassie merasa geli sampai mengeluarkan air mata.

Parahnya Alphen malah menciumi leher Cassie yang sensitif, ia tau kelemahannya.

"Alphen kamu tau aku sensitif di bagian itu- kamu curangg" Cassie menahan kegelian nya untuk mengeluarkan kata-kata.

Alphen tetap tidak berhenti, ia tidak menghiraukan perkataan Cassie.

"Mnh?.. Alphen apa itu?" Cassie sudah tidak merasakan geli dia malah merasa sedikit perih di bagian lehernya.

Alphen kaget, ia tidak sadar telah membuat tanda kepemilikan berwarna merah di leher Cassie.

"Ah itu.. aku tidak sengaja membuat kiss mark di leher noona" Alphen bingung harus berkata apa tapi dia juga tak ingin berbohong.

"Hah?!" Cassie memegang bagian lehernya yang terasa perih, ia kaget mendengar perkataan Alphen.

"Tidak perlu panik Cassie, itu hanya sekedar...... k- kiss mark.." semakin dipikirkan wajah Cassie malah semakin memerah.

"Maaf noona, aku benar-benar tidak sengaja" Alphen tidak tau harus berkata apa lagi selain meminta maaf.

Cassie menghembuskan nafasnya perlahan, berusaha kembali mengontrol kepanikannya "gapapa, itu hanya sekedar.... ciuman kecil?"

Alphen memiringkan kepalanya "Bolehkah aku melakukan ciuman kecil itu lagi?" tanya Alphen.

"B-bukan begitu, maksudku untuk kali ini lupakan saja itu hanya kecelakaan tapi lain kali berhati-hati lah" Cassie memperjelas maksud perkataannya.

"Lupakan ya.. baiklah" Alphen terlihat sedih karena harus melupakannya, yaa kalian tau kan? kenyataan bahwa bocah sma itu menyukai Cassie.

***

Seseorang bertubuh tinggi datang dan merangkul pinggang Cassie dari belakang tanpa izin.

"Hi pretty, kamu anak baru ya? Mau ku antar berkeliling?" ucap nya.

Cassie sudah menunjukkan raut wajah tidak nyaman nya namun bocah sma yang tidak ia kenali itu tetap mendekatinya, sedangkan Alphen tau betul bahwa Cassie tidak nyaman "Hei kau tak lihat dia merasa tak nyaman? Let her go" ucap Alphen kesal.

"Who's that? your boyfriend?" bocah sma itu tidak memperdulikan perkataan Alphen dan bertanya pada Cassie.

"Aku-" Alphen ingin menjawab namun langsung dipotong oleh Cassie.

"He's my close friend" jawab Cassie.

"Ohh, just friends?" bocah sma itu membalas dengan suara sarkas sambil melirik ke arah Alphen sekilas.

"Sooo, i still have a chance right?" lanjutnya sambil mengurai rambut Cassie.

*BUK* suara kencang itu berasal dari layangan tinju Alphen ke pipi bocah sma itu.

Tiba-tiba semua pandangan beralih ke mereka ber 3, ada yang berusaha melerai, ada yang melapor pada guru, ada yang kepo, ada yang merekam kejadian tersebut dan ada juga yang malah membicarakan ketampanan Alphen dan bocah sma itu.

*20 menit sebelum kejadian*

"Alphen, aku sudah sangat kesusahan untuk memasukkan kita berdua kesini.. jadi aku harap kamu bersikap baik. Apa pun yang terjadi jangan melakukan kekerasan dan jangan memanggilku "noona" oke?" Sebelum memasuki sekolah dan menjadi anak baru disana, Cassie sudah memperingati Alphen.

"Entahlah noona, aku tidak yakin bisa diam saja jika terjadi sesuatu pada noona" Alphen malah membuat Cassie semakin khawatir dengan jawaban yang ia berikan.

Baru mau membuka mulut, Cassie langsung ditarik oleh Alphen masuk ke dalam sekolah tersebut.

Dan.. hal yang dikhawatirkan oleh Cassie pun terjadi sekarang, di hari pertama mereka berdua masuk sekolah itu.

***

"Bagaimana bisa kalian membuat masalah dihari pertama kalian?! dan kamu Revo, berhentilah membuat ulah!" Guru bk berwajah seram, memakai kaca mata dan berpakaian super duper rapi disekolah itu sedang memarahi mereka bertiga, sedangkan murid-murid lain sibuk melihat dari kaca jendela.

"Oh jadi bocah kurang ajar itu bernama Revo?" ucap Cassie dalam hati.

"Lagi-lagi Revo berulah" ucap salah satu murid yang mengintip dari jendela, yang lainpun bergosip seperti sudah tahu persis sifat si "trouble maker" bernama Revo ini.

Sementara kedua bocah sma bernama Revo dan Alphen itu malah saling bertatapan sinis seperti saling berkata "Ini salah mu!"

MY THERAPIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang