"Wha- merepotkan? dasar-" Cassie merasa kesal sampai tidak bisa berkutik lagi.
Revo tidak merespon apapun. Ia hanya menatap Cassie kemudian memberikan susu yang tadi ia beli lalu pergi tanpa sepatah kata pun, membuat Cassie kebingungan dengan sikapnya yang kadang baik kadang menyebalkan.
Revo kembali berpapasan dengan Alphen, namun kali ini tidak ada pertengkaran di antara mereka.
Sepertinya Alphen tidak terlalu memperdulikan keberadaan Revo, ia tidak memperlihatkan emosi apapun di wajahnya, sorot matanya terlihat datar dan hanya tertuju pada seseorang yaitu Cassie.
Cassie belum sempat menyadari keberadaan Alphen di perpustakaan, tetapi Alphen langsung berbalik arah menuju kelas dan meninggalkan Cassie.
Tidak seperti biasanya Alphen begitu, biasanya Alphen akan langsung memeluk Cassie namun kali ini bertatapan saja ia tidak mau.
Sepanjang pelajaran Alphen berusaha menghindari tatapan mata Cassie, "Aneh.. ada apa dengannya?" ucap Cassie dalam hati sambil terus menatap Alphen dengan wajah herannya.
***
Walaupun berada dalam satu mobil, Alphen tetap tidak mau berbicara dengan Cassie meskipun Cassie memulai percakapan begitu pula saat sampai dirumah.
***
Saat malam tiba, Cassie datang bertanya kepada Alphen "Apa aku melakukan kesalahan tanpa aku ketahui?"
"..kenapa saat aku terbangun, noona tak ada disana?" Alphen tetap tidak ingin menatap mata Cassie.
"Aku.. pergi ke suatu tempat" jawab Cassie sedikit ragu-ragu.
"Perpustakaan?" tanya Alphen dengan wajah datarnya.
Cassie terdiam, "Noona tidak akan meninggalkan ku karena bertemu dengannya kan?" lanjut Alphen.
"..ah aku mengerti sekarang, kamu cemburu yaa?" Cassie berusaha mencairkan suasana.
"Tolong jawab pertanyaan ku, noona" jawab Alphen, wajah datarnya masih sama.
Cassie memeluk Alphen dari belakang lalu menyenderkan kepalanya di punggung Alphen "Aku tidak akan meninggalkan mu untuk orang yang baru ku temui, Alphen"
Alphen menoleh ke arah Cassie "..can i get a kiss?" ucap Alphen.
Cassie mencium pipi Alphen dengan lembut, "Sudah?"
"Bukan disitu, disini" Alphen menunjuk bibir nya sendiri dengan jari telunjuknya.
Wajah Cassie memerah "A- aku.. aku tidak bisa" jawab Cassie gugup.
"Please?.." Alphen berbalik badan kemudian memeluk Cassie, menyenderkan kepalanya di pundak Cassie, tangannya melingkari pinggang Cassie yang kecil.
Aroma tubuh Cassie tercium sangat jelas.
"Kita tidak bisa melakukan itu, Alphen"
"Kenapa? Apa yang membuat kita tidak bisa melakukannya?"
Cassie mengalihkan pandangan, ia terlihat bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY THERAPIST
Romance"Where's noona?!" teriak Alphen sambil membanting piring-piring yang ada di meja makan hingga pecah. Cassie dengan tergesa-gesa memasuki rumah Alphen dengan panik karena tau dia sudah terlambat dari jam makan malam. "I'm really, really sorry Alphen...