Bagian 27 - The Night We Met

379 127 225
                                    

Awal pertemuan menjadi awal sebuah kenangan.

_____________________________________

Enjoy 📖
_____________________________________

Di tengah perjalanan, Emily hanya sibuk bermain dengan jemarinya sembari terus menunduk. Melihat itu Javas tak tahan lagi dengan suasana canggung diantara mereka.

"Lo sebenernya mau diantar ke mana sih?" tanya Javas dari balik setir mobilnya.

Mendengar itu Emi segera mengangkat kepalanya menatap ke arah Javas. Lama gadis itu kemudian terdiam berpikir untuk menjawabnya.

Mendengar tak ada balasan, Javas lantas iseng bertanya.

"Mau diantar ke rumah Aland aja?"

Dengan cepat Emily menyahut.

"Nggak!"

Javas lantas terkekeh, "Kenapa?"

"Nanti Aland pasti marah liat aku diantar sama kamu," sahut gadis itu sembari memelintir ujung seragamnya.

Javas menyunggingkan senyum di ujung bibirnya lalu dengan sengaja ia memiringkan posisinya agar mendekat ke arah gadis itu, dengan pelan Javas bersuara.

"Ya gak papa dong, kalau Aland marah... lo gak usah temenan lagi sama dia, biar temenan sama gue aja. Gimana?"

Emily lantas menatap tajam ke arah cowok itu. "Gak mau!"

Javas langsung memundurkan posisinya saat mendengar gadis itu meninggikan suara tepat di depan wajahnya.

"Ck! Yaudah..." decak cowok itu sembari merengut sebal.

Emily memalingkan wajahnya untuk menatap ke arah jendela mobil yang tengah melewati deretan toko-toko dengan lampu warna-warni di depannya hingga ia teringat akan suatu tempat yang mungkin bisa ia tumpangi malam ini.

"Bisa antar aku ke toko buku Dusty?" pinta gadis itu.

🦋🦋🦋

Sementara itu, Aland tengah menyandarkan wajahnya di atas meja Bar sesekali laki-laki itu membenturkan dahinya pada meja.

Kenapa?

Ya, karna Aland sedang mabuk berat.

Setelah berjam-jam dari sore tadi hingga malam Aland bersama teman-temannya yaitu Dimas, Mahesa, Angga, dan Adit ikut bersama laki-laki itu berpencar mengelilingi kota untuk mencari keberadaan Emily karna gadis yang sangat Aland cemaskan itu sekarang tak ada kabar sama sekali.

Mahesa yang berada di sampingnya mencoba menahan dahi Aland dengan telapak tangannya saat laki-laki itu terus-terusan mencoba membenturkan kepalanya pada meja Bar bahkan hingga bekas lecet kemerahan nampak di dahinya.

Dimas menatap prihatin ke arah temannya itu. Ia mengerti Aland, anak itu selalu begini setiap kali dia tidak bisa menemukan jalan keluar dari masalahnya.

"Udahlah Land... Mungkin Emi cuma lupa ngabarin lo doang," tutur Angga padanya.

"Iya Land, ntar lo geger otak kalau begitu mulu," sahut Adit kemudian.

"Gue gak tau lagi harus gimana, gue udah cari dia kemana-mana tapi gak ketemu... sialan!" ucap Aland gusar, botol Vodka yang dipegangnya telah hampir habis.

IS IT LOVE?  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang