Bagian 3 - Hero

1.2K 763 1K
                                    


Yang terjatuh
Tanganmu akan di topang
Oleh mereka yang memperdulikanmu

______________________________________

Flashback

Menyadari hal itu anak-anak perempuan tadi semakin menjadi-jadi melemparkan kulit kacang ke arah Emi dengan kesal.

Emi hanya bisa diam tanpa ingin melawannya, percuma saja dilawan karena Emi pikir ia bisa apa sedangkan anak-anak itu bersama teman-temannya.

______________________________________

Enjoy 📖

_______________________________________

Emi pikir dengan ia mendiamkannya mereka akan berhenti mengganggunya tapi ternyata anak-anak perempuan itu malah terang-terangan menjelekannya bahkan dengan suara yang tidak mereka pelankan.

"Dasar cewek cupu lo!" Kata salah satu dari mereka.

"Iya, ganggu banget sih dia disini. Ngapain coba dia ikut nimbrung nonton disini."

"Tau nih! bukannya main sana sama si cupu satu lagi si Becca," Ujar temannya yang lain.

"Berasa cantik kali dia, punya nyali deket-deketin Aland."

Sudah terbiasa bagi Emi mendengar ejekan anak-anak seperti itu baginya setiap hari. Biasanya Emi hanya akan menarik nafas dalam setidaknya untuk meringankan bebannya kemudian hanya akan menghiraukan mereka setelahnya.

Bug!!!

Ada yang terlempar ke kepala Emi
Tidak menyangka, perempuan berambut hitam panjang masih satu gerombolan dengan anak-anak tadi melemparkan bungkus kacang berisikan penuh dengan sampah kulit kacang yang berhamburan mengenai Emi.

Sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit, Emi hanya bisa menunduk ingin sekali rasanya ia pergi dari sana tapi Emi sangat malu sekarang.

Sementara itu.

Dari seberang lapangan, Aland yang melihat kejadian itu spontan mengempalkan tangannya.

Emosi Aland meradang hingga ubun-ubun melihat sahabatnya dilempari seperti itu oleh anak-anak perempuan tadi.

Bola yang dipegangannya tadi ia lemparkan entah kemana. Sekarang yang ada di pikiran Aland adalah segera ingin menghampiri anak-anak sialan tadi dan memberi pelajaran pada mereka.

Dengan emosi yang dengan sangat jelas terlihat dari raut wajahnya yang berubah dingin. Adit teman akrab Aland yang melihat itu paham betul bahwa kali ini Aland pasti tidak dapat menahan emosinya.

Temannya itu bisa saja tidak peduli dengan apapun kecuali mengenai 2 hal, Emi dan ibunya. Adit tahu betul akan itu.

Langsung saja Adit dengan spontan berlari menghampiri Aland yang baru berjalan beberapa langkah dan menahan pundaknya.

"Land bentar lagi giliran kelas kita tanding Land, lo jangan bikin gara-gara kali ini jangan sampe main fisik lo!" ujar Adit dengan menatap manik mata Aland.

IS IT LOVE?  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang