Katanya selalu "tidak apa-apa" di situasi yang sebenarnya tidak baik-baik saja.
_____________________________________
Enjoy 📖
_____________________________________
"Sialan lo! Gue hampir aja udah bisa buka underwear dia," gerutu Aron sambil berjalan pelan kembali mendudukan dirinya di atas sofa.
Javas terkekeh pelan mendengar itu.
"Kayaknya lo mabok deh," sahut Gibs.
Tangan Aron bergerak menopang kepalanya pada sandaran sofa. "Ya... gue perlu istirahat bentar. Pala gue masih pening sama yang tadi."
"Gila lo... Cupu-cupu lo embat juga!"
"Cupu gitu tapi badannya oke... selama ini cuma ketutupan sama pakaian longgar dia ternyata."
Di sisi lain setelah kepergian Rebecca. Lama Emily hanya dapat duduk termenung di ujung sofa. Dengan kepala tertunduk ia mendengarkan keriuhan suara anak Basecamp di sana.
Hingga tiba-tiba sebuah tangan yang sedang menyodorkan sebotol bir lantas menarik gadis itu keluar dari lamunannya. Emily perlahan mengangkat kepala mencoba menilik siapa pelakunya, dan ya... Javas, selalu saja laki-laki itu.
"Join the party, sweetheart... I'm begging you."
Javas berkata pelan seraya mengedikkan dagunya seakan memberi isyarat agar menyambut botol bir yang ia sodorkan sedari tadi.
Emily hanya menatap nanar ke arah Javas sedangkan laki-laki itu malah menyunggingkan senyum santai membalasnya, mau tak mau gadis itu harus menerima botol bir darinya.
Lama kemudian Emi memandang botol kaca yang ada ditangannya itu lalu ia mengalihkan pandangannya ke arah Javas mendapati ternyata laki-laki itu masih setia menatap lekat ke arahnya, membuat gadis itu meneguk ludah kasar kemudian menggigit bibirnya kuat.
Emily memegang erat botol itu lantas dengan sekali minum ia mencoba menghabiskan bir di dalamnya, ia memejamkan matanya. Bir itu benar-benar tidak enak, rasa yang benar-benar tidak dapat ia gambarkan, yang paling dapat ia ingat adalah rasa terbakar pada tenggorokan dan perutnya saat meneguk minuman itu.
"Whooo-hoouu!!!"
Sorak anak Basecamp sembari bertepuk tangan saat melihat aksi itu.
Emi meletakkan bir itu di atas meja selepas ia hampir saja bisa berhasil menghabiskan satu botol bir hanya dengan sekali minum.
Javas memperhatikan botol itu yang sekarang hanya tersisa seperempat lalu menyunggingkan senyum bangga pada gadis di hadapannya.
"Wow!" batin Javas.
Javas lantas menunggu reaksi apa yang akan terjadi pada gadis itu... dan benar saja, hanya dalam hitungan detik wajah Emily telah nampak memerah, tangan gadis itu bergerak memegangi kepalanya yang terasa pusing.
Javas perlahan menuangkan botol whisky ke dalam gelas lalu meminumnya dengan sekali teguk, selagi tatapannya tak lepas dari sosok gadis yang tengah duduk di hadapannya itu sekarang telah setengah mabuk sembari menyandarkan kepalanya di sandaran sofa.
Emily merasakan kepalanya seperti berputar, padangannya terasa kabur, dan yang paling tidak ia mengerti adalah rasa panas yang seakan membakar darahnya, hal itu lantas membuat jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Oh... apakah ini rasanya mabuk yang orang lain rasakan? Sungguh ini adalah hal baru yang pernah ia coba seumur hidupnya, dan Emily sungguh tidak mau merasakannya lagi!
KAMU SEDANG MEMBACA
IS IT LOVE? [On Going]
Novela JuvenilEmily Cloe, adalah gadis sederhana yang hampir seluruh hidupnya dirundung oleh kemalangan, namun nampaknya semesta tak selamanya kejam padanya. 🦋Aland Kavindara Putra "Gue tau lo suka sama Emi, Land," ucap Adit menatap Aland teman satu timnya itu...