Bagian 19 - Bersama Biang Onar

384 161 135
                                    

Patah hatimu hari ini semoga bisa
disembuhkan oleh cinta berikutnya.

_____________________________________

Flashback

Drttt...drttt...drttt...

Emily segera merogoh saku jas almamater mencari ponselnya lalu melihat nama siapa yang tertera di layar.

Aland.

_____________________________________

Enjoy 📖

_____________________________________


Javas dengan cepat menyadari saat ponsel gadis itu bergetar. Lantas saja sebelum Emi sempat mengangkat panggilan itu, Javas sudah lebih dulu bangkit untuk meraih ponselnya.

Emily melebarkan matanya saat ponsel miliknya dirampas oleh Javas dengan lancangnya.

Di sisi lain, Javas mengangkat sebelah alisnya sesaat setelah membaca nama seseorang yang tampil di layar ponsel itu lalu kemudian ia terkekeh.

"Gua rasa ada yang lagi khawatir sama ceweknya..." ujar Javas seraya mengibas-ngibaskan ponsel Emily dengan gestur mengejek.

Ucapan Javas menarik perhatian semua anak basecamp, terutama Aron dan Gibson.

"Aland?" tanya Gibs dengan intonasi rendah.

Javas mengangguk pelan. Aron berdecak lalu kemudian menyunggingkan senyum miring seiring dengan sebuah ide jahat melintas di otaknya.

"Apa kita kasih tau aja kali ya, kalau ceweknya di sini?" Aron menghidupkan rokoknya lalu menghisapnya perlahan sebelum melanjutkan. "Biar dia datang, setelah itu kita bisa gebukin dia sampai mampus! Tangan gue udah gatal banget pengen nonjok muka Aland."

Mendengar itu membuat napas Emi tercekat, darahnya berdesir mengiringi rasa takutnya ketika harus membayangkan Aland akan di hajar habis-habisan oleh mereka-mereka ini. Tidak! Itu tidak boleh terjadi!!

Walaupun dengan kaki yang gemetar, Emi tetap mencoba untuk beringsut bangun dari duduknya hendak mengambil balik ponsel miliknya dari tangan Javas, namun laki-laki itu dengan cepat mengangkat tinggi-tinggi ponsel dalam genggamannya agar gadis itu tidak bisa meraihnya.

Emily semakin melangkah mendekat pada Javas untuk meraih ponselnya di atas sana. Sampai-sampai tanpa sadar gadis itu berjinjit sembari sebelah tangannya berpegangan pada baju seragam milik Javas dan tangan lainnya mencoba menggapai ponsel itu.

Ponsel milik gadis itu masih bergetar menampilkan nama Aland di layarnya membuat Emily semakin gelisah.

Demi apapun! Ia tidak mau Aland datang ke sini, ia tidak ingin Aland terlibat perkelahian lagi, ia tidak ingin Aland terluka hanya karna dirinya.

Telapak tangan gadis itu mencengkram kuat lengan kekar milik Javas. Sekuat tenaga Emi mencoba menarik turun lengan laki-laki itu tapi tidak berhasil. Percuma! Javas pasti tidak akan mengembalikan ponsel itu begitu saja.

"Balikin!!" mohon Emi penuh penekanan.

Javas yang mendengar gadis itu memohon padanya pun sontak mengangkat sebelah alisnya diiringi senyum miring.

Perempuan ini begitu mudahnya memohon padanya hanya demi seorang Aland.

Pikir Javas, sembari mengejek gadis itu dalam benaknya.

IS IT LOVE?  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang