Double Shit! Fuck!!!

52 3 0
                                    

Ayodya Miller's X Mansion, Manhattan – 11.50AM

Sampai saat ini James masih saja tidak percaya jika Daddy nya menamai Mansion Utama milik mereka dengan nama tengah sang Mommy.

Kata Daddy, itu bentuk tanda cinta nya kepada istrinya.

Sedangkan, kata Mommy jika Daddy nya sangat buchin? Butchin? Apa itu? Entahlah James tidak mengerti dengan kata tersebut. Mommy nya kerap kali menggunakan kata bahkan kalimat yang tentu tidak di pahami James. Salahkan James lagi karena dia yang masih malas belajar Bahasa Indonesia.

James melangkahkan kakinya menuju Mansion Utama milik keluarga Miller. Dari depan pintu gerbang Mansion, terdapat sekitar sepuluh orang bodyguard lengkap dengan pistol di balik saku jas mereka yang bertugas menjaga gerbang utama selama 24 jam.

Tidak hanya itu saja, bagian dalam Mansion terdapat sekitar enam puluhan bodyguard yang ditempatkan di berbagai sudut Mansion keluarga Miller.

Tapi jumlah tersebut masih terhitung sedikit dibandingkan dengan bodyguard yang di bayar untuk menjaga Mansion pribadi James yang mana James tidak hanya memiliki satu Mansion saja.

James melanjutkan langkahnya menuju ke area pantry Mansion karena tidak menemukan sosok wanita paruh baya yang memaksanya untuk segera menemui nya.

"Hey you. Where is my Mom?" Tanya James ke salah satu pelayan yang sedang memasak karena dia juga tidak menemukan sosok Ibunya di tempat yang biasa digunakan Sang Ibu untuk bereksperimen dengan berbagai macam jenis bahan makanan.

"Mr. & Mrs. Miller ada di ruang keluarga, Young Master." Jawab pelayanan itu sambil membungkukkan sedikit badannya.

Tanpa mengatakan apapun James kemudian berlalu meninggalkan pelayan tersebut.

James terkenal sangat dingin kepada semua pelayannya terkecuali kepada kedua orang tuanya James akan bersikap ramah layaknya seorang anak yang begitu menghormati kedua orang tua mereka. Dan memang pada kenyataannya James sangat menyayangi kedua orang tuanya terlebih Sang Ibu.

***

"Sudahlah Honey, biarkan anak kita memilih jodohnya sendiri. Kamu Ibunya. Aku sangat yakin kalau kamu sangat mengetahui tabiat buruk anakmu itu. Dia sangat menentang keras hal-hal yang tidak disukainya. Aku berani bertaruh untuk yang satu ini."

"Tapi sayangnya kau sangat menyayangi putramu yang memiliki tabiat buruk itu, Gerald."

"Honey, James sudah dewasa. Dia akan sangat marah jika mengetahui kau sudah menjodohkannya dengan Clarissa Smith. Bukannya James sudah berjanji untuk membawa calonnya ke sini hari ini?" Gerald berusaha meyakinkan sang istri.

Sang istri tersenyum mengejek. "Ohhh, saking sayangnya kau pada putramu itu, kau sampai lupa tentang alasan-alasan yang selalu dipakainya bila kita menanyakan soal perempuan Mr. Miller."

"Come on Honey, percayalah pada James kali ini. Okay?"

"Tapi-..."

"Tapi apa Mom?" Tanya James kesal.

Masalahnya, dia sudah berada di ruangan itu sekitar sepuluh menit sambil mendengar percakapan tidak berfaedah dari kedua orag tuannya.

James hanya berdiri di dekat pintu masuk ruang keluarga mereka dengan melipat kedua tangannya di depan dada sambil mendengar percakapan antara Daddy dan Mommynya.

Mereka tidak menyadari kehadirannya dan malah asyik membahas soal dirinya yang sudah dijodohkan oleh Sang Ibu dengan sahabatnya sendiri Clarissa.

"Hi Son. How are you? Long time no see." Sapa Sang Ayah sambil memeluk tubuh putranya yang memang tidak pernah dia jumpai sekitar 6 bulan belakangan ini.

Love NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang