Everything For You

21 2 0
                                        

Flashback on

Setelah Gerald mematikan teleponnya secara sepihak, James kembali mengumpat kesal karena lagi-lagi dia harus mengalah untuk mengikuti kemauan Mommy nya yang menyuruhnya untuk pulang saat itu karena mengingat mereka yang sudah membuat janji pertemuan dengan keluarga Smith tentang rencana pertunangan antara James dan Clarissa.

Tapi James yang awalnya terlihat angat marah karena merasa orang tuanya yang begitu memaksakan kehendak mereka itu, akhirnya sedikit menyunggingkan senyumnya karena mengingat kata-kata ayahnya beberapa menit lalu.

"Daddy selalu mendukung keputusan mu. Kejar si Magdalena itu jika kau memang menginginkan dirinya menjadi milikmu. Tapi kau harus pulang sekarang untuk membuat Mommy mu percaya jika kau sudah memiliki pilihan lain."

Daddy nya memang selalu berada dipihak James tapi dia akan tetap mendukung keputusan apapun yang dikatakan oleh Mommy nya.

Dasar! Orang tua itu. Batin James kesal.

"Damn! Pasti dia sedang terluka sekarang." Umpat James karena dia akhirnya baru sadar jika Lena sempat terjatuh beberapa menit sebelum Alicia meneleponnya.

James lalu bergegas meninggalkan ruangan kerja nya dan di ikuti oleh Arthur dan beberapa anak buahnya yang lain.

"Apartemen Lena!" ucap James tegas

"Tapi Tuan, kita harus kembali ke mansion utama sekarang." Jawab Arthur dengan nada suara yang terdengar bergetar ketakutan.

"Jangan membantah ku sialan! Aku yang menggaji mu, bukan mereka!" Jawab James tegas. Dia begitu mencemaskan keadaan Lena.

"Baik Tuan." Jawab Arthur patuh.

Mobil Lamborghini Aventador itu sudah terparkir rapi di Basement apartement Lena.

Tampak James yang berlari kecil menuju ke kamar Lena, saking paniknya dia tidak menghiraukan panggilan Arthur yang menyuruhnya untuk lebih berhati-hati.

Yang ada di pikiran James saat ini hanya Lena. Ingat hanya Lena!

James membuka pintu apartement itu dan segera mencari sosok wanita yang membuatnya akhir-akhir ini seperti orang gila saja.

"Dimana dia?" guman James begitu dirinya masuk kedalam apartement dan tidak menemukan wanitanya berada disana ataupun di pantry.

Di lihatnya ruang tamu yang masih berantakan dengan alat-alat kebersihan yang masih tergeletak disana.

"Arthur, segera kemari dan bawakan beberapa orang!" Perintah James ketika sambungan telepon itu sudah di angkat oleh asisten nya.

"Baik, Tuan."

Tidak sampai lima menit, Arthur sudah berada di ruangan apartement milik Lena dengan 5 anak buah yang mengikutinya.

"Cepat bereskan semua barang-barang ini. Ganti posisi setiap benda yang ada di ruangan ini. Ganti sofa itu dengan yang kualitasya lebih bagus." Tunjuk James kearah sofa single yang berada di ruang tamu tersebut.

"Ganti meja di pantry itu dengan ukuran yang lebih besar, tapi jangan sampai menutup aksesnya untuk ke dapur." James menunjuk ke arah meja makan sederhana di area pantry.

"Tambahkan juga lemari buku di sebelah sana." James lalu menunjuk ke arah pojok ruangan dekat sofa.

"Di rak pertama isi dan penuhi dengan buku-buku ku. Rak kedua isi dengan buku pelajaran Lena yang terbaru. Rak ketiga isi dengan Novel keluaran terbaru yang tren sekarang. Rak keempat isi dengan majalah fashion atau apalah yang berhubungan dengan wanita. Dan yang paling terakhir isi dengan semua peralatan melukis Lena. Kalian ku beri waktu 20 menit. Mengerti?"

Love NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang