Flasback sebelum kelahiran Gian dan Gala.
Wanita muda yang memakai dres rumahan menunggu suami nya dengan rasa bahagia yang membuncah setalah penantian panjang mereka selama tiga tahun akhir nya sekarang dirinya di beri kepercayaan oleh tuhan untuk melahirkan seorang malaikat kecil.
Vina mendengar suara mobil suami nya langsung membuka pintu dan senyum nya mengembang kala Erlangga turun dari mobil.
"Mas aku kangen" Vina langsung memeluk tubuh tegap Erlangga karna sang suami yang pergi ke luar kota selama lima hari.
Erlangga mengelus dan mencium kening Vina. "Aku juga kangen sayang.... Aku punya sesuatu yang harus di bicarain sama kamu" Ujar Erlangga.
Vina mendongak binar bahagia dan penuh cinta terlihat tulus di mata indah itu. "Aku juga punya sesuatu buat kamu.. "
"Oh ya? Kalau gitu kamu dulu apa yang mau kamu bicarain"
Vina menggeleng kecil, "Aku mau dengar kamu dulu mas"
Lalu Erlangga menoleh ke arah mobil di ikuti oleh Vina, melihat pintu mobil terbuka Vina memiliki rasa khawatir di hati nya dan pegangan nya mengerat kala seorang wanita dengan perut membuncit keluar dari mobil.
Vina langsung mengeratkan cekalan nya di tangan Erlangga. "Mas... Dia siapaa? Oh aku tau kamu pasti bawa wanita yang di tidurin sama mas Arga kan?" Tanya nya lembut.
Erlangga langsung menggapai tangan wanita yang bernama Ratna itu, "Kenalin dia istri kedua aku" Ucap nya tegas.
Deg.
Vina tertawa dan melihat suami nya, "Kamu tuh suka banget sih becanda mas, padahal besok mas kita anniversary nya" Tawa nya mereda melihat keseriusan dan senyum dari wanita itu.
"Aku gak becanda Vina, dia Ratna cinta pertama aku. Kita udah nikah satu tahun yang lalu dan sekarang dia lagi hamil anak aku, maaf karna ingkar sama janji" Jujur Erlangga.
"Mas---"
"Mba kita bisa urus mas Erlangga bersama, mba juga bisa menerima anak yang berada dalam kandungan aku sebagai anak mba. Asal mba ikhlas dan terima aku sebagai madu, itu udah buat aku bahagia banget" Potong Ratna halus dan tersenyum lembut.
Vina menggeleng tegas air mata nya mengenang di pelupuk matanya, "Kamu gak malu? Setelah rebut suami aku, kamu suruh aku nerima kehadiran kamu?" Tajam nya hendak melangkah memberi tamparan tapi sudah di cegah oleh suami nya.
"Stop Vina jangan sakitin dia disini aku yang salah, dia gak salah Vin. Aku mencintai dia dengan tulus, dia juga hamil anak yang udah aku tunggu selama ini yang gak bisa kamu berikan. Aku mohon kamu terima pernikahan aku sama Ratna" Mohon Erlangga dan itu semakin membuat luka Vina semakin besar bahkan tangan wanita itu sudah mengepal karna emosi.
"Aku gak bisa nerima dia mas! Cuma aku yang pantes jadi istri kamu, inget kamu naik jabatan di kantor karna aku. Kamu duain aku mas, selama tiga tahun waktu yang kita laluin bersama apa kamu masih belum punya rasa cinta sama aku?" Vina sangat lemah untuk menghadapi Erlangga. Dia terlalu takut kehilangan Erlangga karna rasa cinta nya yang besar.
"Sudah aku bilang Vina di pernikahan kita gak ada harapan untuk saling mencintai, pernikahan ini di atur dan aku sama kamu itu dijodohin cuma karna bisnis. Aku cuma mencintai Ratna sekalipun aku gak pernah yang nama nya mencintai kamu..... " Erlangga memegang tangan Vina memohon untuk merestui pernikahan nya. "Aku mohon terima dia dan sembunyikan pernikahan aku sama Ratna dari papa, aku mohon Vina" Dan di situ Vina melihat ketulusan suami nya memohon kepadanya agar Ratna mendapatkan status di sini.
"Kamu jahat mas, aku juga lagi hamil. Aku hamil anak kamu! Aku kira dengan ini kita bisa jadi deket ternyata salah, kamu jahat dan aku benci sama kamu.... " Vina menoleh tajam pada Ratna yang hanya diam tanpa meminta maaf pada nya karna merusak rumah tangga yang sudah susah payah Vina pertahankan.
"Kamu juga wanita Ratna harus nya sebelum menerima Erlangga kamu tau diri, oh apa emang kamu nya udah gak punya harga diri? Biasanya wanita yang tega jadi orang ketiga itu cuma wanita yang tidak punya harga diri dan murahan!"
"VINA!" Tangan Erlangga berhenti di udara karna dia tidak mungkin menampar istri pertama nya, Vina adalah wanita yang harus dia jaga dan tidak boleh di sakitin secara fisik karna sang papa sangat menyayangi istri nya.
"Kenapa berhenti mas? Ayo tampar aku, tampar aku mas" Teriak nya frustrasi Vina membenci jika dia masih lemah dan menangis hanya karna Erlangga.
Erlangga mengusap wajahnya kasar karna hampir hilang kontrol.
Ratna maju mengelus tangan suami nya. "Mas jangan emosi, kamu harus tenang karna ini salah kita---"
"Tapi Vina keterlaluan sayang" Lembut nya mengelus rambut Ratna. "Kamu pasti takut kan" Tanpa berfikir Erlangga memeluk Ratna di depan Vina.
Vina melihat ke arah lain, dia hancur sangat hancur. Dia bahagia karna menikah dengan Erlangga tapi dia juga benci karna terlalu mencintai Erlangga dengan sangat besar.
"Mba aku mohon terima aku sama mas Erlangga sudah menikah, aku akan selalu mengalah sama kamu. Aku mohon mba, anak aku butuh keluarga yang utuh dan sosok ayah---"
"Dengan merebut suami dan papa dari anak ku? Kamu masih punya muka untuk bilang seperti itu Ratna? Wanita tidak tahu malu! Bahkan jalang di luar sana lebih terhormat dari pada wanita yang rela menjadi istri dari pria yang sudah menikah, jalang di luar sana akan mendapatkan imbalan besar karna melayani pria tapi apa yang kamu dapat kan?" Remeh Vina walaupun masih sakit dengan semua kenyataan ini mulut wanita itu akan selalu tajam dan pedas.
Semua nya berjalan begitu saja Vina dengan terpaksa menerima kehadiran Ratna. Semua perkataan Ratna maupun Erlangga bohong, karna mereka berdua terlalu sibuk dengan kandungan Ratna dan mengabaikan semua tentang Vina dan kandungan nya.
Sampai tiba dimana akan melahirkan Vina berjuang sendiri untuk melahirkan anak nya ke dunia yang kejam ini. Wanita itu mengalami semua nya sendiri tidak ada sosok suami di samping nya.
Dan Ratna melahirkan di dampingi oleh Erlangga, semua yang harus nya Vina dapatkan di rebut oleh Ratna.
Sampai Gian anak nya yang manis dan tampan tidak di akui oleh Erlangga karna ada bukti di mana Vina mengunjungi club dan terdapat foto Vina sedang bercumbu mesra bersama seorang pria.
Dari situ semua nya berubah Erlangga yang awal nya selalu menyempatkan datang untuk menemui Gian sekarang tidak lagi, hanya Vina yang mempunyai peran besar di tumbuh nya Gian.
Malam itu tepat di usia Gian lima tahun disitu lah awal mula Vina harus menjadi ibu yang jahat dan selalu menangis dalam diam karna tidak mau kehilangan suami nya.
"Ratna meninggal Vina, dia meninggal dalam kecelakaan. Aku meminta kamu untuk menerima Gala sebagai anak kandung kita---"
"Anak aku hanya Gian mas! Dia darah daging aku!" Potong Vina dengan bentakan dan pandangannya yang berang.
Erlangga menajam kan mata nya karna perkataan dari Vina. "Dia memang darah daging kamu tapi bukan darah daging aku!" Tekan nya.
Vina menggeleng lemah tubuh nya yang kurus mendekati suami nya, "Dia anak kita mas, Gian anak kita. Aku gak pernah sekali pun selingkuh dari kamu, aku hanya pernah tidur sama kamu" Isak nya hati ibu mana yang tidak sakit saat sang anak tidak di akui.
"Vina aku gak mau berdebat lagi soal permasalahan yang udah jelas! Kamu terima Gala sebagai anak kandung kamu atau kita cerai?" Ancam nya.
Deg.
"Gak mas.... Hiks jangan, aku mohon jangan ceraiin aku" Mohon nya memelas.
"Aku gak bakal ceraiin kamu kalau Gala menjadi anak kandung kita. Perlakuin Gala seperti kamu perlakuin Gian selama ini, jangan anggap Gian anak kamu sayang..... Aku bakal selalu jadi suami kamu kalau kamu nurut sama semua perkataan aku" Lembut nya dan tanpa pikir panjang Vina mengangguk bodoh dengan alasan tidak mau kehilangan Erlangga.
Vina mengikuti semua nya dan menyayangi Gala mengabaikan anak kandung nya sendiri. Dia selalu menahan sakit melihat Gian menjadi samsak sang suami, Vina tidak pernah sekali pun memukul Gian seperti suaminya tapi dia mengeluarkan perkataan tajam agar Erlangga tidak menceraikan nya.
Jadii gimana nih? Udah tau kan kenapa Gian di benci Vina dan Erlangga? Wkwk.
Masih mau Vina nyesel?
KAMU SEDANG MEMBACA
terlambat (END)
FanfictionMarvin yang telat menyadari tentang perasaan nya pada Gian. "Marvin aku selalu mencintaimu, jika rindu peluk lah aku dalam mimpi mu, aku berjanji akan selalu datang dalam tidur mu di malam hari" "Gian aku ingin memeluk kamu sungguhan, apa aku juga...