T 14 (versi pertama)

851 79 10
                                    

Ini adalah versi gagal nya,

menurut aku jelek alur nya.
tapi tetep mau aku up, biar
kalian bisa nilai bagus ini
atau bagus versi benernya

Gian hanya terdiam dengan mata berkaca-kaca setelah semua penjelasan dari Lili. Dia tidak berbohong kalau hati nya hancur berkeping-keping mendengar semuanya.

Papa nya ternyata sebrengsek itu dan sebejat itu, Gian semakin membenci pria itu.

Bagaimana bisa dia berselingkuh bahkan membawa istri kedua nya ke rumah, jadi Gala adalah anak dari wanita yang di cintai oleh papanya? Pantas saja perlakuan mereka sangat beda jadi ini lah alasan nya.

"Gala sama Marvin juga sudah gak tunangan, Marvin mutusin pertunangan mereka. Ternyata Marvin juga dapat paksaan dari orang tua nya buat langsung lamar Gala, buat mempererat bisnis lah" Lanjut Lili.

"Kak anterin aku ke rumah kak Marvin"

"Gian--"

"Kak tolong aku mau rebut semua nya lagi, Gala juga harus hancur" Mata itu tidak lagi bersorot lembut dan itu pertama kali bagi Lili melihat mata itu berkobar kebencian.

"Marvin tinggal di apartemen" Lili berdiri dari tidur nya dan memakai jaket.

"Buru gue anterin" Ucap Lili.

Gian langsung beranjak tanpa mengganti baju nya dia dan Lili keluar dari rumah dengan langkah yang hati-hati.

Memakai mobil akhirnya setelah menempuh perjalanan 30 menit mereka sampai juga di apartemen Marvin.

Lili langsung menggedor pintu apartemen dengan keras. "Marvin buka pintu nya, ini gue Lili" Teriak nya.

Pintu apartemen terbuka dan memperlihatkan Marvin dengan pakaian yang kusut serta mata sembab nya.

"Cih abis nangis lo?" Sinis Lili.

"Lo ngapain kesini?"

"Gian mau ketemu lo"

Deg.

Marvin merasakan jantung nya bekerja dengan cepat mendengar nama itu. Bahkan dia juga melihat seorang pria yang melambaikan tangan dan tersenyum pada nya.

"Gue mau pulang kalian bisa ngobrol tapi subuh nanti Rey bakal jemput" Lili berlalu begitu saja meninggalkan keduanya dan memberi ruang untuk saling berbicara.
.
.
.

Marvin dan Gian sudah duduk di balkon apartemen dan mereka hanya terdiam dalam keheningan selama 15 menit.

Gian berdehem pelan dan membuka suara untuk memecahkan keheningan yang terjadi.

"Kak Marvin apa kabar?" Suara yang lembut itu membuat darah Marvin berdesir.

Marvin melihat dalam pada Gian dan menjawab nya dengan lembut, "Aku gak baik-baik aja setelah kamu pergi, Gian"

Gian sedikit terkekeh pelan mendengar itu, omong kosong!

"Bukan nya kita juga pernah gak ketemu dua bukan kak? Saat itu kayanya kak Marvin tetap baik-baik aja kan?" Marvin langsung bungkam setelah itu dia kalah telak karna sindiran dari Gian.

"Kamu kenapa mutusian hubungan sama Gala, bukan nya saling mencintai?" Tanya Gian dan Marvin mendapatkan nada seperti menyindir lagi dalam kata itu.

"Aku ternyata salah Gian. Aku gak mencintai Gala, perasaan aku buat Gala itu ternyata cuma rasa tertarik doang. Aku cuma mencintai---"

"Kita sahabat kak! Kamu sendiri yang selalu menegaskan ke aku kalau kita cuma sebatas sahabat, dan sekarang aku bakal tegasin ke kamu kita sahabat dan jangan pernah libat kan perasaan" Ucap Gian dengan akses penuh tekanan.

terlambat (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang