Selamat membaca.
Setelah kejadian itu, kini Arin merasa sangat malu dengan tingkah nya yang ambigu itu. Ia juga kesal dengan ana yang terus tertawa ketika menceritakan hal tersebut dengan syila, sontak saja hal itu membuat syila tertawa juga.
Fahri? Pria itu sudah pamit keluar untuk mengambil makanan yang ia pesan secara online.
Arin melirik sinis keduanya. "Udah? Udah puas Lo berdua ngetawain gue? Atau masih belom cukup?" Arin mengangkat dagunya.
"HAHAHAHAH, Blom" sahut ana yang masih tertawa.
Arin mendengus kesal. "Gue balik aja deh, kalo kalian masih ngetawain gue" ambeknya.
"Yailah Rin, gw bercanda kali" ucap ana.
"Lawakan Lo ga lucu" sahutnya.
"Ya, ya maap Rin"
Arin mencebik. "Iya iya, gue maafin. Tapi abis pulang dari sini beliin gue bakso ye? Tiba tiba gue kangen bakso"
"Iyeee, nanti gue beliin" balasnya.
"Eh, gue kok tiba tiba kepengen bakso juga yah" syila mengusap perutnya.
"Ngidam kali Lo syil" sahut Arin.
Syila tampak berfikir. "Keknya ga deh, soalnya ini kemauan gue, bukan debat" sahutnya.
Arin memanggut-manggutkan kepalanya. "Yaudah tuh, sekalian di beliin sama si Ana" ia menoleh pada Ana, dan Ana pun mengangguk setuju.
"Iya, nanti sekalian gue beliin. Atau kita mau makan disana aja langsung?" Usul Ana.
Syila tampak kembali berfikir lagi. "Nanti gue tanyain sama suami gue"
Tak lama setelah itu, terdengar suara decitan pintu. Seperti ada yang membuka. Ternyata orang itu adalah Fahri.
Fahri berjalan menghampiri istrinya sambil menenteng kantong plastik berukuran besar.
"Wiihhh, makan makana nih" ucap Arin antusias.
Ana spontan menyenggol lengan sang empu. "Yeee, kalo masalah makanan aja Lo, nomor satu" ucapnya.
"Cih, iyalah. Makanan itu kebutuhan pokok umat manusia, kalo ga makan ya mati"
"Tapi kalo makannya porsi jumbo kek Lo yang ada cepet mati" balasnya.
"Mana ada itu, malah bikin kenyang. Mana ada mati"
"Kalo ga minum" ucap santainya.
Arin mendengus kesal. "Iyahin na, Iyah. Lama lama gue puyeng ngomong sama Lo"
"Yaudha, lem aja mulut Lo pake lem uhu. Biar ga ngomong lagi"
"Bukan mulut gue yang gue lem, tapi mulut Lo!. Dari tadi nyerocos Mulu kek kereta api" sahutnya.
Syila melihat pertengkaran kecil itu menggeleng gelengkan kepalanya.
Heran
Sudah dewasa tapi sifat keduanya masih seperti anak umur 15 tahun.
"Udah udah, ribut mulu lo pada dari tadi. Kagak ada akur akurnya" ucap syila.
"Nih, si Ana. buat darting mulu. Belom emak emak gue dah darting duluan" sahut Arin tak terima.
"Dih, kok gue? Lo juga buat gue darting yee"
Bener bener ni dua orang
.
.
."Emm Mas, mau makan bakso ga?" Tanya syila ketika sang suami keluar dari kamar mandi seraya menghampirinya.
"Hm, bakso?" Syila mengangguk semangat. "Boleh, emang dimana yang jual?" Tanyanya kembali.
"Kalo itu aku ga tau, mas. Kalo jadi, besok Arin sama Ana mau ajak kita makan bakso, ga cuman bakso doang sih, ada makanan khas Indonesia lainnya" jelas syila dengan semangat ketika menjelaskan pada suaminya.
Fahri mencubit gemas pipi syila sudah mulai berisi. "Iya iya, mas izinin" syila tersenyum mengembang mendengarnya.
"Asiiiikkkkk! Nanti aku makan semuanya yang ada di sana ya, mas, ya?"
Fahri terkekeh geli, lalu mengangguk. "Iya, Ning sayang. Tapi dengan syarat, kamu harus abisin semua yang kamu pesan" ucapnya.
Syila mengangguk semangat. "SIAPPPP"
.
.
.Fahri mendesah kasar, melihat kekeukehan istrinya. Ia pikir acara makan makanannya esok pagi, namun ternyata dugaannya salah. Malem malem, istrinya sudah siap dengan pakaian rapi seperti ingin bepergian.
"Ayok lah mas, udah di tungguin itu sama temen temen ku" ucap syila.
Fahri tetap dengan pendirian nya, ia menggeleng tanda tak setuju. "Nggak, mas nggak akan izinin kamu keluar malam. Apa lagi posisi kamu lagi mengandung anak kita, Ning. Mas takut kamu kenapa napa" khawatir nya.
Begitupun dengan syila yang menggeleng.
"Janji deh mas, aku nggak akan kenapa napa, lagian nih kamu liat aku udah pake baju berlapis lapis, terus juga aku sehat wal Afiat" syila menggenggam lembut tangan Fahri, berharap setuju.Fahri memejamkan matanya. "Pakai sepatu mu" ucapnya, setelah itu ia mengambil jaket yang tergantung.
Mendengar itu, sontak saja syila melompat kegirangan. Ia bersorak di hatinya. Berhasil.
.
.
."Syil, Lo sama suami lo mau pesan apa?" Tanya Arin menatap sang empu.
"Gue mau mie ayam, bakso terus minumannya es Doger aja dua ya" ucapnya.
Arin mengangguk."..., Oh ya mas kamu mau apa?" Syila menatap fahri yang berada di samping nya.
"Tadi bukannya kamu sudah pesan kan mas? Yaudha itu aja" balasnya.
"Bukan, itu semua punya aku. Mas kalo gitu pesen sendiri, jangan makan punya aku"
"Emang kamu yakin, makan dua porsi sekaligus" Fahri menaikkan sebelah alisnya.
"Yakin" sahutnya pasti.
"Kalo nggak abis?"
"Ya berarti ga abis"
Fahri menatap malas pada istrinya. "kalo ga abis, kamu mas kasih hukuman!" Ucapnya santai.
Berbeda dengan dua wanita itu, yang tengah senyam senyum tak jelas.
Maklum jomblo ges!.
"Eh itu kira kira Fahri mau ngasih hukuman apa ya, ke si syila?" Kepo Arin sambil berbisik.
"Nggak tau, kepo Lo" balas ana dengan pelan.
Arin mencebik. "biasanya kalo suami ngasih hukuman ke istri tuh kek di wp wp gt loh"
"Hah?"
"Hehe, masa lu ga tau na"
Ana memutar bola matanya. "Gue emang nggak tau kocak, Lo ngomong apaan"
"Itu loh kalo malem Jum'at" bisik pelan Arin.
Sontak saja ana membulatkan matanya kala mendengar itu. " Sok tau Lo, udah deh makin kesini makin kesana. Lo aman gue amin!" Ucapnya kesal.
11/12/22
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Fa'arsy (after marriage)
Teen FictionLanjutannya "Ning Syila" hai, sebelum baca ini, aku saranin untuk baca Ning syila ya, biar sedikit nyambung hehehe jangan lupa tinggalkan jejak disini!!! ⚠️ Seruu menurut syh start: 1 Mei 2022 end:?