BAB 13

952 48 7
                                    

Fahri terdiam sesaat, "tawaran apa?" Tanyanya kembali.

"Ya tawaran itu, masa harus aku perjelas juga sih mas" jawabnya

"Oh, Mas udah bicarakan ini, kalo Mas gabisa menerima tawarannya. Ya kali mas ngeduain kamu, Mas juga gamungkin lah terima tawaran beliau, Mas ini bukan siapa siapa, Mas juga belum tentu adil untuk punya 2 istri. Kamu nggak usah khawatir, gausah terlalu banyak pikiran, Mas sayang kamu" Fahri mengusap lembut kepala sang istri.

Syila mengangguk angguk percaya, "iya ta kamu tolak? Aku kira kamu terima mas, Tadi mau sedih aku dengernya kamu kalo terima. Secara, beliau tu jauh banget dari aku, mulai dari ilmu... uuh jauh bnget, dia pinter bnget dalam agama, lulusan terbaik di kampusnya terus jg cantik pake banget nget--" tiba tiba ucapannya di paksa henti oleh Fahri.

"Shuuut, nggak, apaansih kamu. Ga usahlah banding- bandingin kayak gitu, kamu juga di mata mas udah sempurna pake banget nget nget nget. Udah cantik, jago masak, sama jago buat suaminya bikin elus elus dada" Fahri memiringkan kepalanya sambil tersenyum miring.

"Y-ya tapi aku insecure aja mas liatnya, dari awal aja aku merasa ga pantes bersanding sama kamu, apa lagi liat wanita-wanita yang menyukai kamu dan bahkan mereka jauh lebih pantas ilmunya di bandingin aku. Aku mah apa atu" ucapnya cemberut.

Fahri menggeleng kepalanya. "Sayang, dengerin mas. Tatap mata mas baik baik." Fahri beranjak dari kursi duduknya lalu beralih duduk di atas kasur depan depan dengan sang istri. "Kamu" iya menunjuk sang empu, lalu "Udah sangat amat cukup untuk mas di dunia ini, mas rasa cukup 1 istri karna kalo kamu ada 2 atau lebih mas langsung ajukan diri ke RSJ sepertinya" ucapnya, Fahri terkekeh geli kala melihat raut wajah syila yang menahan kesal.

Syila menempuk keras lengan Fahri, "ih mas, lagi serius dengerin juga. Lagian kan enak tu kalo mas punya istri 2 atau 4, kalo istri ke 1 males masak, bisa minta masakin istri ke 2, terus kalo minta pijit tu ga pake ngeluh "yang, nggak kerasa kamu mikirnya, pake tenaga yang" tuh, kalo ada istri 2 tenaganya langsung banyak terus juga kalo--

Cup

Ia dengan cepat mencium bibir syula. "Udah jangan ngomong yang aneh aneh, bumil satu ini pikirannya negatif mulu" ucapnya.

"Ih, gatau. Firasat aku mengatakan seperti itu, ingat ya mas, firasat cewe tu nggak mungkin melesat. Awas aja ya kalo kamu main di belakang aku, aku usir kamu!!" Ucapnya.

"Bukan firasat itu, tapi kamu negatif thinking sama mas, nggak baik tau itu"

"Biarin, awas aja kalo bener!"

"Nauzubillah, amit amit dek"

Fahri menggeleng kepala lemah.

Huft

Meladeni istrinya tidak akan ada habis sepertinya, cewe selalu benar.

Catat itu!

~~

Di Minggu pagi yang cerah ini, syila susah kembali sehat dengan mood yang lagi baik. Kini ia tengah bergulat dengan per bumbu bumbuan di dapur.

Kini ia tengah memasak ayam balado, dan cumi hitam bakar.

"Dek" terdengar seseorang memanggil namanya, yang tak lain dan tak bukan adalah suaminya, Fahri.

"Aku lagi masak, dibawah" sahut syila dari bawah.

Suara seseorang tengah menuruni tangga pun terdengar.

"Kamu lagi masak apa?" Ucap Fahri ketika baru sampai, ia duduk sembari meminum air madu yang telah dibuat oleh sang istri.

"Ayam balado sama cumi" ucapnya sembari fokus memasak.

"Terus sayurnya apa?" Tanya Fahri.

"Kamu mau apa?" Syila menoleh.

"Sayur asem boleh sih, menurut kamu gimana?"

"Enak sih, tapi nggak nyambung sama masakan ku hari ini, kalo tumis kembang kol gimana? Kamu mau nggak?" Tanya kembali.

"Oh iya, boleh tuh. Kayaknya enak" setujunya.

"Tapi di kulkas lagi nggak ada kembang kol sama wortelnya, kamu beli dulu gih di tukang sayur depan gang, mumpung masih jam segini, sayurnya masih seger!" titahnya.

Fahri berdehem, lalu mengangguk setuju. "Mana uangnya?" Fahri menadahkan tangannya.

Syila menunjuk ke arah kulkas, "itu di atas kulkas ada dua puluh ribu, cukup segitu. Kembang kolnya 1 aja, terus wortelnya beli SOP aja 1 bungkus" ucapnya.

Fahri mengangguk paham, "yaudah, aku jalan dulu. Cuman ini aja kan?" Tanyanya.

Syila terdiam sejenak, "kayaknya cabe habis deh sama penyedap rasa, beli seribu aja, sama cabe nya 5 ribu campur" ucapnya.

Fahri mengernyit heran, "seribu? Yakin kamu mau beli seribu?" Ia terheran heran.

"Iya, sisanya nanti kita beli ke pasar aja. Aku sekarang mau makan pake sambel" ucapnya.

"Hmm, iya deh. Aku pergi ya, assalamualaikum" Fahri mengecup kening syila sebentar, lalu berlalu.

"Iya, walaikumsalam. Hati hati mas" ucap syila.

TBC~
20/6/24

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fa'arsy (after marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang