Awal

999 62 1
                                    

Attention!!!

Boy × Boy √

Don't get your hopes up with this story √

If you don't enjoy my story ... you can leave~ √

I hope you know how to respect the author √

Short Story √

Remake from my story √

If i make a typo, you can comment, i will correct it

If you want to speak harshly, must be censored! Or better not ^^

.
.
.

Let's get it~

🔥JaeSahi in your areah🌊

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

"Jae."



"Jae."



"JAEE!!"



Jaehyuk yang sedari tadi sibuk dengan game online langsung menyimpan ponselnya mengabaikan voice game mengatakan jika ia kalah. Tanpa rasa bersalah, ia malah menampilan senyum pepsodent. Lalu tangannya terulur, mencoba meraih tangan si pemanggil, tapi dengan tegas ditepis membuat Jaehyuk sedikit terlonjak kaget. Padahal tangannya tidak sakit ditepis, tidak sama sekali tapi ia malah mengelus dengan tangan lainnya, berpura-pura sakit sambil mengerucutkan bibirnya.



"Sakit," cicitnya, memandangi sendu tangannya, sesekali mencuri perhatian pada pemuda mungil yang tangannya terlipat di depan dada.



"Budu, aku mau pulang aja." Suara ketus memasuki indra pendengaran Jaehyuk, dan segera menahan si pemilik kalimat supaya tidak berhasil menggerakkan kakinya barang selangkah.



"Katanya ingin menginap?"



"Kitinyi ikin minginip." Asahi mencibir dengan wajah dibuat sedemikian rupa. Bukannya menakutkan malah jatuhnya menggemaskan. Membuat Jaehyuk ingin mencubit pipi bak mochi pemuda Hamada. Tapi sekali lagi tangannya terkena tabokkan.



"Hikunnie, hiks."



"Ck, geli aku! Sudah ah lebih baik aku pergi daripada jadi pajanganmu."



"Hehe, ya maaf. Tadi tiba-tiba ada yang mengajak mabar."



"Nah jadi dirimu lebih mementingkan game daripada aku."



"Ya bukan gitu juga, sudah ya jangan marah lagi, sini sini duduk." Sambil menepuk pahanya, Asahi mendelik nyalang, tapi tetap saja menyetujui isyarat tangan Jaehyuk. "Ulululu, baby Hikunnie ku sayang."



"Tanganmu!"



"Kenapa hm? Ini kan punya JaeJae." Menoel pipi berisi pemuda Hamada gemas.



"Ck, aku lapar." Dengan suara pelan tak lupa mata berbinar membuat Jaehyuk berteriak gemas dalam hati.



"Oke, akan aku pesankan."



"Ih tidak, aku maunya kau yang masak."



"Baiklah, kalau begitu kau berdiri dulu."



Asahi malah menggeleng. "Tetap seperti ini sambil kau memasak."



"Nanti kau kepanasan bagaimana?"




"Uh, tapi aku pernah melihat Mama digendong Papa saat memasak." Bibirnya mengerucut lucu.




"Benarkah? Lalu bagaimana caranya?"




"Ya itu seperti koala. Lagipula aku kan enteng."




"Mengaku rupanya."




"Heh!"




"Apa? Kau kan yang bilang."




"Huh, pesan makanan saja, tapi aku yang pilih."




"Oke."




"Yasudah mana!" Memandang dengan tatapan garang.




"Apanya?"




"Ponselmu!"




"Memangnya punyamu dimana?"




"Ish kalau pake ponselku ya aku sendiri yang makan."




Jaehyuk menghela nafas pelan. Untung dirinya tampan plus plus, jadi tidak mudah tersulut emosi. "Ini." Walaupun dengan segenap hati karena jika sudah seperti ini kantongnya bisa ludes sekejapan mata.




"Sudah, tinggal tunggu pesanan datang." Dengan senyum sumigrah memberikan ponselnya kembali ke pemiliknya.




Nah benar, Jaehyuk memasang senyum palsu saat memandangi layar ponselnya yang retak disetiap bagian sudutnya.




Poor Yoon Bucin Jaehyuk.



Tbc

A/n Gimana gimana? Ada rasa manis asem pahitnya? Atau hambar?

Wkwk.

Dan kayaknya setiap part ga akan banyak..yang enteng enteng aja.

Pay pay~ 🙌

Fluffy • JaeSahi ver✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang